Blog
Apa dan Bagaimana Cara Menguji Minimum Viable Product (MVP)
- July 11, 2017
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Pasti kamu pernah mendengar tentang Minimum Viable Product (MVP). Saat ini, MVP cukup sering dibicarakan di kalangan pembuat produk web dan aplikasi. Nah, biar kamu paham apa itu MVP, maka kamu harus baca informasi berikut. Yuk, disimak informasinya!
Apa itu MVP?
MVP merupakan produk web atau aplikasi dengan spesifikasi seminimal dan pembuatan secepat mungkin, namun mampu melayani kebutuhan inti pengguna semaksimal mungkin. MVP biasanya digunakan oleh user experience (UX) designer untuk membaca arah pasar produk yang tengah dibuatnya.
Tujuan pembuatan MVP ialah menguji asumsi bisnis dan memastikan pengembangan aplikasi sudah sesuai dengan tujuan bisnis. Dengan begitu, aplikasi yang sudah dibuat dapat terus berkembang sesuai dengan harapan desainer.
Selain itu, MVP dibuat untuk meningkatkan efisiensi biaya pengembangan aplikasi. Hal itu dikarenakan fitur di dalam produk MVP sangat minimum sehingga untuk pengembangan dan maintenance-nya tidak membutuhkan banyak tenaga desainer aplikasi. Adapun, tujuan akhir dari pembuatan MVP ialah menghasilkan aplikasi yang dicintai oleh pengguna dan mendatangkan nilai bisnis bagi perusahaan.
Contoh MVP yang cukup bagus dan bisa kamu lihat ialah aplikasi Snapchat. Aplikasi itu pada awalnya hanya memiliki fokus yang cukup sederhana, yakni membagikan gambar kepada pengguna lainnya. Gambar yang telah dibagikan itu tidak berlangsung lama. Setelah meluncurkan produk itu di pasaran, barulah pengembangnya merasakan perlu penambahan fitur lainnya.
Snapchat merupakan contoh MVP yang berhasil. Dengan membuat MVP, kamu tidak perlu membuat rangkaian proses yang rumit untuk dapat membuat sebuah produk web atau aplikasi.
Kelebihan MVP
Dari contoh keberhasilan Snapchat, kiranya sudah terbayang kelebihan dari MVP bukan? Bagi kamu desainer baru kiranya membuat sebuah MVP dapat memberikan banyak kemudahan.
Pertama, waktu pengembangannya yang singkat. Paling lama, waktu pengembangan MVP hanya membutuhkan waktu empat minggu. Lalu, kelebihan selanjutnya ialah biaya produksinya terjangkau. Sebab, dalam proses pembuatannya tidak membutuhkan banyak desainer.
Kemudian, kamu bisa mendapatkan feedback dari pengguna dengan cepat. Lantaran minimnya fitur di dalamnya, pengguna akan sangat cepat menguasai dan berinteraksi dengan MVP. Dengan begitu, mereka bisa memberikan feedback yang cepat kepadamu. Feedback itu bisa kamu gunakan untuk merumuskan strategi lebih lanjut agar produkmu bisa bersaing dalam pasar produk sejenis.
Cara Menguji MVP
Tentunya kamu ingin produk yang kamu luncurkan laku di pasaran. Nah, untuk menguji MVP dapat bersaing di pasaran dunia aplikasi, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan. Pertama ialah mendapatkan feedback dari pengguna.
Untuk mendapatkan feedback dapat kamu lakukan dengan berbagai macam cara. Kamu bisa mewawancarai pengguna potensial MVP-mu. Tanyakan perihal apa kesan penggunaan mereka terhadap produk MVP-mu.
Selain wawancara, kamu bisa memanfaatkan kolom komentar yang ada dalam Google Play ataupun Appstore. Biasanya, banyak pengguna aplikasi akan menuangkan kritik, saran, dan pengalamannya menggunakan suatu aplikasi pada kolom komentar di kedua platform tersebut. Kamu bisa menelisik komentar-komentar itu untuk dijadikan bahan pengembangan MVP-mu lebih lanjut menjadi produk aplikasi yang lebih sempurna.
Adapun, cara lainnya untuk menguji MVP-mu ialah melihat seberapa banyak pengguna yang masuk ke dalam landing page produkmu. Secara sederhana, landing page merupakan page awal ketika pengguna menggunakan produk buatanmu.
Banyaknya pengguna yang berkunjung di landing page produkmu itu akan menjadi data berharga untukmu ketika ingin mengembangkan produkmu. Untuk mengetahui seberapa banyak pengguna yang mengakses landing page produkmu, kamu bisa melihatnya di Google Analytics, Kissmetric, ataupun CrazyEgg.
Beberapa cara itulah yang kiranya sangat mudah dan bisa langsung kamu terapkan untuk menguji MVP-mu. Sebenarnya, masih banyak cara lainnya yang bisa kamu terapkan. Hanya saja, kamu perlu mendalami terlebih dahulu metode pengujiannya sebelum menggunakannya. Semoga informasi ini dapat membantumu mengembangkan produk MVP-mu ya!
Source: 1 2 3 4 5