Blog

BAGIKAN

Script dan Miscellaneous

Fon Script dan Miscellaneous

“I do not think of type as something that should be readable. It should be beautiful.”

―Ed Benguiat

 Tipografi terdiri atas empat golongan, yaitu Serif, Sans Serif, Script, dan Miscellaneous. Setelah sebelumnya, IDS | International Design School menjelaskan tentang  Serif dan Sans Serif, kali ini akan dibahas mengenai Script dan Miscellaneous. Tanpa kamu sadari, setiap hari kamu selalu berhadapan dengan tipografi, di koran, di televisi, diktat kuliahmu, atau mungkin logo yang terpampang jelas di suatu merek dagang tertentu. Tipografi  menjadi hal yang harus diketahui jika kamu memiliki cita-cita sebagai desainer. Tanpa kamu tahu betul penggunaan masing-masing, bisa saja menjadi bencana untuk kamu di suatu hari nanti.

Nah, ini bedanya jenis font Script dan Miscellaneous

1.       Script

Coba kamu ingat-ingat lagi ke masa ketika kamu duduk di Sekolah Dasar. Ketika itu, kamu pasti pernah diperintahkan untuk menulis tegak bersambung, kan? Nah, font golongan Script bisa dikatakan seperti itu. Jenis huruf yang seolah meniru tulisan tangan itu, biasanya terlihat seperti tulisan menggunakan pena, kuas, atau pensil tajam. Script sering digunakan untuk proyek formal atau informal. Jenis huruf ini mudah kamu temukan di undangan pernikahan atau pengumuman karena kesan dari jenis huruf ini adalah sifat pribadi dan akrab. Oh, ya sangat disarankan untuk tidak menggunakan Script untuk keperluan perusahaan karena tidak menampilkan otoritas dan keandalan.  Script memiliki bentuk yang miring ke kanan, seperti Monotype Sorsiva, Mistral, Brush Script MT, AdineKirnberg, dan Lucida Handwriting.

2.       Miscellaneous

Miscellaneous atau biasa disebut dengan Dekoratif merupakan pengembangan dari bentuk yang sudah ada sebelumnya. Miscellaneous memiliki hiasan dan ornamen atau garis-garis dekoratif sehingga memiliki kesan dekoratif dan ornamental. Jenis huruf ini biasa digunakan dalam sebuah logo, judul headline, atau awal alinea. Huruf yang dibuat secara detail, kompleks, dan rumit inilah sehingga sangat baik digunakan untuk memperkuat gaya desain dan tema. Namun, karena bersifat artistik, Miscellaneous sulit dibaca sehingga tidak digunakan dalam sebuah body text laporan berita atau bisnis. Jenis huruf ini bisa kamu temukan dalam Augsburger Initial, Cantebury, English, Braggadocio, Kahana, dan lain-lain.

tipografi

Bold, Italic, dan Underline

                Setelah mengetahui empat golongan huruf, ada baiknya kamu juga mengetahui penggunaan karakteristiknya. Bold, Underline, dan Italic akan kamu temukan di Ms. Word dan mungkin biasa kamu gunakan. Namun, ada baiknya kamu juga mengetahui sedikit penggunaan tiga karakteristik tersebut.

a.       Bold

Bold atau huruf tebal digunakan untuk menarik perhatian pembaca dan biasa digunakan dalam judul atau subjudul. Kekontrasan dengan isi teks itulah yang menyebabkan mendapat perhatian pembaca ketika melihatnya. Namun, jika terlalu banyak huruf tebal, fokus pembaca dengan teks akan terganggu.

b.       Italic

Italic atau huruf miring biasa digunakan dalam penggunaan kata asing. Kekontrasan yang terjadi dengan kalimat yang dimiringkan dan tidak, akan menarik pembaca. Namun, jika kamu menggunakan italic di seluruh kalimat, hal tersebut akan menyulitkan untuk dibaca, terlebih jika digunakan di layar komputer.

c.       Underline

Underline atau garis bawah biasa digunakan untuk menandakan hal yang penting. Selain itu biasa juga digunakan untuk hyperlink dalam sebuah website.

                Tak hanya bold, italic, dan underline, terdapat dua karakteristik lainnya, seperti huruf berwarna dan huruf kapital. Huruf berwarna digunakan untuk menarik perhatian pembaca meskipun tidak sekuat bold. Biasa digunakan dalam judul headline di surat kabar, tetapi biasa disalahartikan pada pengunjung website karena mirip dengan hyperlink. Sedangkan untuk huruf kapital atau uppercase, digunakan penulis untuk mengekspresikan hal-hal penting atau sesuatu yang ingin ditonjolkan. Penggunaan huruf kapital di seluruh kalimat akan menyulitkan mata pembaca dan mata akan cepat lelah serta jenuh.

Di IDS kamu juga bisa mempelajari mengenai tipografi. Hanya mengikuti College Program Digital Design and Games kamu akan menjadi seorang desainer profesional dalam waktu 1,5 tahun.

Sumber: thinktep.wordpress.com

JOIN NOW!

Getting into film and digital vidio industry
Tips Kuliah Film di Luar Negeri Sambil Membangun Karier di Industri Film