Blog
Mira Lesmana : Produser Film Indonesia yang “Bertangan Dingin”
- December 5, 2014
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Siapa yang tidak kenal dengan Produser Film Indonesia “bertangan dingin” Mira Lesmana. Istri dari Mathias Muchus ini sudah mengabdi dengan dunia perfilman sejak tahun 1995. Kakak dari Indra Lesmana ini sudah mendirikan Production House, Miles Films bersama dengan Sutradara Indonesia Riri Riza. Kita selalu mengenal duo Mira Lesmana dan Riri Riza yang selalu sukses membuat suatu film gebrakan yang Indonesia banget. Kali ini kita akan mengenal lebih jauh sosok Mira Lesmana dengan karya-karyanya.
Mira Lesmanawati atau yang dikenal dengan Mira Lesmana, lahir di Jakarta pada tahun 1964. Ia menimba ilmu di jurusan penyutradaraan Institut Kesenian Jakarta (1985-1988), dan kemudian memilih karir sebagai produser film. Lima tahun bekerja untuk Lintas Advertising dan empat tahun untuk Katena Films, ia kemudian membangun MILES Production pada tahun 1995.
Namanya melambung setelah ia menjadi produser film serial dokumenter ANAK SERIBU PULAU, yang sukses di tahun 1996. Tapi ia baru diakui sebagai pembuat film setelah berkolaborasi dengan Riri Riza, Nan T. Achnas dan Rizal Mantovani dalam pembuatan film KULDESAK di tahun 1998. Di tengah krisis perfilman Indonesia pada waktu itu, ’Kuldesak’ berhasil tampil beda dan meninggalkan kesan mendalam, bukan hanya karena kesuksesannya dalam jagat perfilman Indonesia, tapi juga karena kisah menarik yang terjadi di belakang layarnya. Pasalnya, dibutuhkan tiga tahun untuk menyelesaikan film yang dibuat dengan ’taktik gerilya’ itu, di mana para aktor dan kru-nya sukarela mendedikasikan waktu, tenaga dan bakat mereka tanpa mengharapkan imbalan. Kentalnya semangat dalam pembuatan film ini mengagetkan banyak orang yang sudah terlebih dulu memandang pesimis nasib perfilman layar lebar Indonesia.
Para kritikus film acapkali berpendapat bahwa seorang Mira Lesmana sulit ditebak aksinya, karena memproduksi rangkaian film yang masing-masing saling berbeda. Mulai dari yang sukses besar di box office, sampai yang menjadi sasaran para kritikus film, dari film feature yang beranggaran kecil sampai produksi film epik besar-besaran. Mira Lesmana juga tidak sungkan merangkul sutradara baru yang berbakat.
Pada tahun 2000, Mira Lesmana memproduksi film feature pertama Riri Riza, sebuah film anak-anak berjudul PETUALANGAN SHERINA. Di tahun 2002, ia memproduksi film feature perdana Rudi Soedjarwo yang berjudul ADA APA DENGAN CINTA, di mana Riri Riza bertindak sebagai co-producer-nya. Kedua film ini sukses di tingkat nasional, dengan peringkat box office tertinggi dalam beberapa dekade belakangan, dan menempatkan Mira sebagai salah satu produser paling berpengaruh dan inspirasional di Indonesia.
Tercatat juga kolaborasi Mira dengan sutradara muda, Agung Sentausa dalam memproduksi film GARASI yang bercerita tentang sebuah grup band yang berusaha beradaptasi seiring dengan melesatnya popularitas mereka. Dengan munculnya film ini, Mira juga memperkenalkan satu usaha barunya, MILES Music. Ketiga bintang yang tampil sebagai anggota band dalam film tersebut dikontrak Mira sebagai band ’betulan’, GARASI di bawah panji label MILES Music.
Mira Lesmana dan Riri Riza menjadi partner dan menjalankan MILES Films Production bersama. Mira pun memproduksi tiga lagi film Riri Riza, yaitu ELIANA, ELIANA (2002) yang menuai banyak respon dari para kritikus film, film GIE (2005) yang menuai kontoversi politik. Tidak lama setelah itu, sebuah proyek film feature anak-anak bertajuk UNTUK RENA (2005), 3 HARI UNTUK SELAMANYA (2007) yang menggugah, LASKAR PELANGI (2008), yang diangkat dari novel best seller karya Andrea Hirata dan memecahkan rekor film Indonesia dengan jumlah penonton bioskop terbanyak yaitu 4,6 juta penonton, serta sekuelnya, SANG PEMIMPI (2009).
Sempat absen tiga tahun pasca kesuksesan SANG PEMIMPI, Mira Lesmana kembali ke perfilman Indonesia dengan film ATAMBUA 39C (2012), yang berbeda dengan dua film Miles Films sebelumnya, ATAMBUA 39C diproduksi dengan kru dan dana yang terhitung minim.
Kemudian SOKOLA RIMBA (2014) masuk dalam salah satu film Mira Lesmana yang paling baik. Film yang diadaptasi dari judul novel karya Butet Manurung itu, memiliki banyak sekali pengalaman baru bagi Mira. Oleh karenanya, film tersebut begitu berarti.
“Semua film punya kesan dan keunikan tersendiri. Tetapi kalau ditanya pengalaman, SOKOLA RIMBA ini banyak banget pengalamannya. Yang pasti kemarin dari Jambi, kita tinggal di sana, mandi di sungai. Kita syuting, sudah bisa bikin perkemahan. Setiap tempat di sana punya keunikannya tersendiri,” ujar Mira.
Dan film terbarunya, PENDEKAR TONGKAT EMAS, yang baru akan ditayangkan 18 Desember 2014 mendatang, disebut Mira Lesmana sebagai produksi termahal Miles Film hingga saat ini.
“Secara nominal memang yang paling besar, Rp 25 miliar,” ujar Mira ketika ditemui seusai konferensi pers di Rolling Stones, Jakarta, 25 November 2014.
Mau Jadi Produser Film Sekeren Mira Lesmana? Yuk, Ikut Sekolah Film di IDS Aja! Klik Di Sini..