Blog

BAGIKAN

3 Rekomendasi Film Tentang KDRT, Bikin Ngeri Hingga Menguras Emosi

Film Tentang KDRT

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan isu yang tengah menjadi perhatian publik lantaran terjadi dalam rumah tangga sepasang selebriti.

Namun faktanya, Komnas Perempuan mencatat terdapat 544 ribu lebih kasus kekerasan dalam rumah tangga sepanjang tahun 2004-2021. Sebagian besar diantaranya bisa saja tidak tersorot oleh media.

Isu KDRT memang merupakan isu yang sangat sensitif. Tidak hanya melibatkan kekerasan fisik, namun juga psikis, verbal, seksual, dan juga finansial.

KDRT merupakan kekerasan yang dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli gender. Bahkan anak-anak pun dapat menjadi korbannya.

Para korban KDRT tidak mudah untuk keluar dari hubungan tak sehat yang dijalaninya. Beberapa diantaranya bahkan merasa sulit untuk hanya bercerita kepada orang lain.

Oleh karena itu, untuk memahami posisi korban KDRT, inilah beberapa film tentang KDRT baik dari sudut pandang korban maupun pendamping.

The Invisible Man (2020)

The Invisible Man (2020)

Bagaimana bisa sesuatu yang tidak kamu lihat, dapat menyakiti kamu sedemikian rupa? Pertanyaan itu akan menjadi penghantar kamu saat menonton film berjudul The Invisible Man.

The Invisible Man, film yang rilis pertama kali pada 26 Februari 2020 ini menceritakan teror yang dialami oleh Cecillia (Elisabeth Moss) yang pernah terjebak dalam hubungan toxic bersama pacarnya Adrian Griffin (Oliver Jackson).

Adrian merupakan ilmuwan yang jenius, namun ia memiliki obsesi tidak sehat terhadap pasangannya, Cecilia hingga seringkali berbuat kasar.

Di suatu malam, Cecilia berhasil kabur, namun kemudian ia mendapati kabar Adrian telah meninggal akibat bunuh diri dan mewariskan seluruh kekayaannya pada Cecilia.

Bukan kelegaan yang menghampiri Cecilia, melainkan rasa was-was akibat teror yang diyakini ditargetkan padanya. Cecilia mulai dianggap gila oleh orang-orang sekitarnya, tetapi apa maksud teror yang dialami Cecilia selama ini?

Precious (2009)

Precious (2009)

Tidak hanya melibatkan pasangan, KDRT dapat juga terjadi pada anak. Precious merupakan film yang rilis pada 20 November 2009 dari novel berjudul Push dari penulis berkulit hitam bernama Sapphire.

Ini merupakan kisah berat dari seorang remaja perempuan berkulit hitam bernama Claireece Precious Jones. Di usia 16 tahun, Precious (Gabourey Sidibe) telah melahirkan dua anak yang ternyata adalah hasil pemerkosaan dari ayah kandungnya sendiri.

Ia mengalami obesitas karena hubungan tak sehatnya dengan sang ibu yang selalu merecokinya dengan makanan karena dianggap sebagai ‘perebut pacarnya’ (yang juga adalah ayah kandungnya sendiri).

Terjebak hubungan toxic dengan kedua orangtuanya selama bertahun-tahun telah mengecilkan diri Precious. Hanya dari dorongan para guru yang dikenalnya lewat jalur pendidikan alternatif yang diikuti Precious.

Kisah Precious tidak hanya menampilkan kekerasan dalam rumah tangga namun juga hubungan toxic dalam keluarga dan keberanian untuk melangkah keluar dari sana.

Private Violence (2014)

Private Violence (2014)

Kedua film dalam daftar sebelumnya merupakan film fiksi. Namun jika kamu menginginkan kisah yang lain, ada film dokumenter dengan judul Private Violence karya sutradara Cynthia Hill yang telah rilis pada 19 Januari 2014 lalu.

Film Private Violence berfokus pada isu kekerasan dalam rumah tangga, seperti yang diceritakan lewat sudut pandang dua orang penyintas.

Pertama, adalah Deana Walters, seorang ibu yang mencari keadilan atas kejahatan yang dilakukan oleh sang suami kepadanya. Kedua, adalah Kit Gruelle, seorang advokat yang mencari keadilan bagi semua wanita.

Dalam Private Violence, kamu akan menemukan bahwa rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman, ternyata bisa juga menjadi tempat yang paling berbahaya bagi seorang wanita.

Itulah film-film yang mengangkat isu KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga yang bisa terjadi pada siapa saja. Tidak peduli gender dan pada usia berapapun. Carilah pertolongan jika kamu mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Karena sejatinya rumah haruslah menjadi tempat yang aman, dan bukan sebaliknya. 

Sumber: idntimes.com