Blog
Yuk, Cari Tau Bagaimana Para Animator Membuat Spider-Man: Into the Spider-Verse!
- November 2, 2020
- Posted by: ids
- Category: Articles
Hi apakah kamu pecinta Spiderman? Sudahkah kamu nonton film Spider-Man: Into the Spider-Verse? Animasi ini dikerjakan oleh 140 animator loh!
Ini merupakan tim terbesar sepanjang sejarah Sony Pictures Animation. Film ini diproduksi oleh 3 sutradara yaitu Bob Persichetti, Peter Ramsey dan Rodney Rothman. Pembuatan film dengan jumlah tim yang banyak ini juga menggunakan banyak animator berbakat dan terkenal.
Danny Dimian seorang ketua visual efek atau VFX supervisor dan Joshua Beverage yang merupakan supervisor dari tim animasi Sony Pictures Imageworks membicarakan tentang elemen gaya dan teknik sinematik yang berkontribusi pada tampilan kontemporer yang berani dari pemenang penghargaan Oscar ini, Spider-Man: Into the Spider-Verse.
Elemen, Gaya, dan Teknik Sinematik
Awalnya mereka tidak tahu film seperti apa yang mereka inginkan. Mereka tidak tahu dari mana asal inspirasi mereka. Pada dasarnya mereka adalah pecinta komik. Karena itu mereka mencoba untuk melihat kembali ke dalam buku komik untuk melihat apa yang spesial tentang mereka, dan mereka sangat terinspirasi dengan karya ilustrasi dari Jack Kirby. Karena karyanya memiliki “Kirby Dots” atau “Kirby Crackle” yang sering digunakan.
Danny Dimian juga menjelaskan jika dia ingin membuat animasi yang tidak terlihat seperti berada di dunia ilustrasi yang menyertakan motion blur termasuk kamera yang fokus. Joshua Beverage menjelaskan hal keren dari film ini adalah karena semua yang terjadi di dalam film terasa seperti dicetak dari dalam komik.
Untuk animasi standar, mereka membutuhkan waktu satu minggu untuk menyelesaikan animasi berdurasi 4 detik. Namun, mereka membutuhkan waktu satu minggu untuk membuat rekaman animasi selama satu detik saja. Selain itu jumlah total shoot atau pengambilan gambar pada Spider Verse ini dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada film animasi lainnya.
Karena film “Spider-Verse” ini dibuat dengan hal yang berbeda. Para animator ingin membuat film itu stand out dengan warnanya. Agar menciptakan sesuatu yang baru bagi para penikmat film Spiderman sekaligus pecinta film animasi. Josh Beveridge berkata bahwa jangan meniru kenyataan dan jangan membuatnya menjadi kartun. Karena itulah untuk mencapai hal ini mereka menggunakan sejumlah teknik berbeda untuk menghasilkan animasi yang lebih inovatif.
Salah satu hal yang paling mencolok adalah frekuensi gambarnya. Jika pada animasi biasa menggunakan 24 bingkai per detik dan membuat gambar yang berbeda untuk setiap frame disebut animating on ones. Namun “Spider-Verse” melewati batas itu dan menganimasikan sebagian besar film menjadi dua bagian, yang berarti mereka menyimpan beberapa gambar di layar untuk dua frame. Inilah yang membuat animasi terasa “renyah”, seperti yang dijelaskan oleh para produsernya. Karena pose setiap karakter bertahan lebih lama dan terlihat jauh lebih jelas.
Teknik utama yang digunakan lainnya adalah tentang bagaimana mereka memilih untuk tidak menggunakan motion blur, yaitu salah satu trik CGI yang sering digunakan untuk memuluskan sebuah gerakan dan membuatnya tampak nyata.
Selain itu mereka memberikan layer pada garis tinta 2D diatas art 3D untuk memberikan lebih banyak tampilan yang digambar tangan. Jika kamu melihat buku komik, kamu pasti sering melihat beberapa kesalahan cetak dimana banyak tinta yang salah cetak. Nah, pembuat film ini memutuskan untuk menggunakan gaya misprint style ini ke dalam film untuk menciptakan kedalaman daripada memberikan efek blur pada background. Saat ada sesuatu yang fokus, warnanya akan lebih sejajar dan lebih tajam.