Blog
Akankah Clubhouse Jadi The Next Social Media Platform Bagi Pemasaran?
- March 5, 2021
- Posted by: IDS Education
- Category: Articles
Seperti yang kamu tahu, salah satu platform media sosial Clubhouse menjadi viral akhir-akhir ini. Rasanya hampir di seluruh dunia terkena demam Clubhouse. Clubhouse sendiri merupakan aplikasi audio-chat khusus dimana kamu harus mendapatkan undangan lebih dulu untuk bisa bergabung dengan para host yang menyediakan room chat.
Clubhouse sendiri dilaporkan mendapatkan valuasi sebanyak 1 miliar dolar, yang akhirnya menjadi perbincangan panas di dunia teknologi. Dilansir dari marketingdive.com, awal Februari lalu berita tentang Clubhouse menyebar ke dunia periklanan ketika perusahaan induk Burger King Restaurant Brands International (RBI) menyelenggarakan obrolan selama satu jam dengan para eksekutif, sehari setelah melaporkan hasil pendapatan setahun penuh dan kuartal keempat 2020.
“Open Kitchen” merupakan panggilan untuk mengkoneksikan dengan para leader marketing konglomerat dengan semua orang dari “mulai dari staf pemasaran hingga konsumen”. Fernando Machado selaku RBI global CMO menjanjikan acara tersebut di LinkedIn. Hal ini juga membuka kemungkinan tentang platform yang menggabungkan elemen aplikasi obrolan, panggilan konferensi dan podcast dapat membantu pemasaran menjangkau konsumen yang suka sekali mencoba aplikasi satu ke aplikasi lainnya.
“Orang-orang pergi ke Clubhouse dan berinteraksi dengan orang lainnya, belajar lebih banyak tentang area yang menarik bagi mereka, entah itu berhubungan dengan karir mereka, seleb favorite dan lain sebagainya,” ujar Kady Srinivasan selaku senior vice president of marketing di perusahaan e-commerce marketing Klaviyo.
“RBI yang bergerak dengan Clubhouse merupakan pilihan yang strategis. Itu membantu mereka untuk membangkitkan kesadaran tentang organisasi mereka, menstabilkan posisi eksekutif sebagai pemimpin pemikiran, dan mengarahkan perhatian pada apa yang dilakukan restoran, yang sangat penting untuk industri yang sedang berjuang saat ini,” lanjutnya.
Pemasaran saat ini akhirnya belajar tentang media sosial yang digunakan sebagai alat untuk melakukan pemasaran. Diwali oleh Facebook dan Twitter, kini mereka masih belajar tentang media sosial terbaru seperti TikTok dan Triller. Konsumen memiliki ekspektasi yang berbeda dari bagaimana sesungguhnya yang ingin mereka dengar dari para brand di platforms sosial yang berbeda juga. Bahkan pada tahap awal ini, pengguna Clubhouse memiliki ekspektasi sendiri, terutama pada aplikasi yang menyatukan elemen berbeda pada satu channel.
Menurut Srinivasan, untuk saat ini Clubhouse dapat memberikan brand jalan untuk terlibat dengan para konsumennya dan menjadi bagian dari percakapan itu sendiri tanpa melanggar privasi.
“Brand yang paham akan benar-benar bersandar dan mendengarkan topik yang terpenting diantara konsumen mereka. Ini adalah kesempatan belajar yang sangat besar dan mampu memberikan wawasan langsung tentang apa yang penting bagi konsumen akhir mereka. Wawasan tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi pengembangan produk, strategi pemasaran dan masih banyak lagi,” ujar Srinivasan.