Blog
Nggak Bisa Instan, Menjalankan Digital Marketing Untuk Bisnis Butuh Modal dan Usaha!
- March 25, 2021
- Posted by: IDS Education
- Category: Articles
Meskipun sudah memasuki dunia industri 4.0, masih banyak pelaku UMKM yang mengandalkan promosi dan penjualan produk mereka menggunakan cara yang konvensional. Alhasil tidak sedikit pelaku usaha konvensional yang gulung tikar akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai ini.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyebutkan sebelum pandemi hanya sekitar 8 juta UMKM yang menerapkan digitalisasi, kemudian bertambah 3,7 juta UMKM yang go digital pada tahun 2020 kemarin. Pemerintah memiliki target secara kolektif bahwa akan ada 30 juta UMKM yang sudah menerapkan digitalisasi nanti pada tahun 2023.
Yoshua Markus Mariwu selaku co-founder agensi Digital Marketing DIngkai Studio mengatakan bahwa pemesanan layanan digital marketing meningkat pesat dua bulan setelah pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, dimana kebanyakan pelanggan memesan layanan manajemen media sosial.
“Semenjak pandemi klien kami meningkat sampai dua ratus persen,” ujar Yoshua.
Baginya peralihan masyarakat ke penggunaan digitalisasi untuk pertumbuhan UMKM menjadi suatu bukti bahwa saat ini merupakan masa peralihan bisnis dari offline ke online. Masa peralihan ini mendapat dukungan positif dari masyarakat, mengingat kondisi yang dialami akibat COVID-19 kemarin sangat mempengaruhi terbentuknya ekosistem bisnis online ini.
Karena ketidakmungkinan untuk berjualan secara offline akibat PSBB. PPKM, bekerja dari rumah, hingga larangan untuk berkumpul dalam kerumunan membuat banyak UMKM sadar bahwa mereka harus mengubah bisnisnya dari konvensional ke offline. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mendorong dan mendukung UMKM untuk go digital.
Untuk digitalisasi ini, UMKM mendapatkan pendanaan dan permodalan yang cukup baik mulai dari pemerintahan hingga lembaga keuangan seperti bank. Namun untuk bisa bertahan dalam industri yang go digital ini UMKM juga harus memiliki bekal pelatihan yang mampu mendukung mereka dalam mengembangkan pemasaran dan bisnis mereka secara digital. Karena meskipun sudah go digital, masih banyak pelaku UMKM yang masih belum paham tentang pemasaran digital.
“Tantangan bagi kami menangani klien-klien yang baru mau menerapkan digital marketing dengan meyakinkan mereka atau membuka pikiran mereka mengenai digital marketing. Lalu mengajak mereka untuk berpikir logis mengenai uang yang keluar dan hasil yang mereka dapatkan,” ungkap Yoshua.
Karena menurut Yoshua tidak sedikit pelaku UMKM mendapatkan info yang melenceng terutama dalam aspek proses dan hasil tentang pemasaran digital itu sendiri. Banyak orang yang telah termakan omongan dan dijejali data fantastis dan testimoni tentang jualan online namun dengan modal yang mini. Sehingga jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi mereka akan kecewa.
Untuk membuat strategi digital marketing yang baik dan tepat membutuhkan banyak usaha, modal dan proses yang panjang agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Butuh riset yang sesuai untuk bisa mendapatkan data yang tepat agar tidak melenceng dengan target dan kemungkinan dan ancaman yang bisa didapatkan. Karena itu mengumpulkan data dan riset membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar.
Bagi kamu yang ingin belajar tentang digital marketing, yuk daftar short course atau full course di International Design School!