Blog

BAGIKAN

TIPS MEMBUAT FILM ANIMASI DARI A KE Z DALAM 10 LANGKAH

Cartoon

Film animasi merupakan serial gambar yang difilmkan satu persatu dengan memperhatikan kesinambungan gerak sehingga muncul sebagai satu gerakan dalam film kemudian disusun sesuai dengan storyboard sehingga menghasilkan satu film animasi yang utuh. Lalu bagaimana tips membuat film animasi dari A sampai Z?

Dunia film animasi telah membuka pintu untuk jenis cerita yang tak terbatas. Namun, ketidak terbatasannya datang dengan mengorbankan tenaga kerja. Bagian bergerak yang tak terhitung banyaknya dari produksi film animasi semuanya diawasi oleh seorang sutradara. Meskipun kedengarannya seperti tugas yang berat, mengarahkan film animasi dapat dipecah lebih sederhana. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari cara mengarahkan film animasi, tahapan pembuatan film animasi, dan peran sutradara selama produksi.

TIPS MEMBUAT FILM ANIMASI 

  1. Lokakarya cerita 

Landasan untuk film apa pun, bukan hanya animasi nya saja, tetapi juga ceritanya. Cerita adalah jantung dan jiwa dari sebuah film dan menentukan setiap pilihan yang dibuat oleh seorang sutradara. Sutradara adalah pemasok cerita. Mereka harus memastikan bahwa cerita dan skenario adalah fondasi yang cukup kuat yang dapat menjadi dasar dari sisa film. Mempelajari bagian dari skenario, menguraikan proses bagaimana sutradara dan penulis Pete Docter mengerjakan kisah Inside Out. 

Hal penting pada bagian ini adalah plot, bersama dengan alur karakter dan elemen cerita yang kuat, dikerjakan sampai ceritanya sekuat mungkin. Hal ini dilakukan sebelum melanjutkan ke fase produksi lainnya. Seorang sutradara harus memiliki visi dan pemahaman yang jelas tentang cerita film dan temanya sebelum beralih ke storyboard.

  1. Storyboard

Di tahap kedua ini, sutradara punya andil besar karena tanggung jawab pembuatan storyboard ada di tangannya. Berbeda dengan film, sutradara film animasi mengarahkan setiap adegan dari masing-masing tokoh lewat storyboard.

Setelah naskah mencapai draf akhir, naskah dipecah menjadi beberapa adegan. Adegan-adegan ini dibuat dengan storyboard dan ditarik ke dalam panel. Storyboard adalah sketsa kasar dari adegan film.

Sutradara nggak bekerja sendirian. Mereka juga dibantu oleh penata artistik, penata warna, serta desainer karakter buat mengarahkan beberapa hal teknis. Misalnya pembuatan background atau desain karakter.

Mempelajari cara membuat storyboard adalah seni khusus tetapi tidak mengharuskan Anda menjadi seorang seniman. Selama ceritanya masih berkesinambungan, manusia lidi pun sudah cukup. 

Lihatlah storyboard dari Aladdin ini. Anda dapat melihat konsep animasi dan bagaimana setiap panel terhubung satu sama lain untuk menceritakan sebuah cerita. Kami membawa beberapa contoh storyboard ke dalam perangkat lunak yang dimiliki oleh StudioBinder untuk melihat visual awal Aladdin.

Hal ini memungkinkan sutradara untuk memvisualisasikan urutan ceritanya. Ini juga memungkinkan kreativitas-kreativitas lain dalam mempresentasikan ide-ide. Selama proses ini, sutradara menentukan apa yang berhasil dalam cerita dan apa yang tidak. Perubahan perubahan yang cocok kemudian akan dibuat. 

Berikut adalah video bagaimana storyboard dan proses kolaboratif dalam menciptakan Monsters University.

Pada fase ini, munculnya kolaborasi pada tim, tetapi sutradaralah yang memiliki keputusan akhir. Hal ini membuat banyak tanggung jawab kepada sutradara yang menerima saran dan membuat perubahan yang paling sesuai dengan cerita film.

Setelah storyboard anda selesai digambar, storyboard tersebut dapat diimpor ke perangkat lunak, seperti pembuatan storyboard StudioBinder di mana storyboard dapat dibagikan kepada tim pembuatan animasi.

  1. Editing dan Animatics 

Editing dan Animatics 

Setelah storyboard selesai, mereka kemudian dipotong menjadi sebuah animatic. Animatic merupakan pergerakan dari storyboard, storyboard menunjukkan berapa detik dari setiap scene. Ini mungkin termasuk sketsa, sulih suara, musik temporer, dan efek suara.

Sutradara bekerja sama dengan tim editorial untuk menentukan tempo, dialog, dan memastikan ketukan cerita yang tepat. Biasanya animatic dipresentasikan ke direktur dan eksekutif untuk di workshop lagi.

Berikut adalah contoh animasi dari tim produksi The Simpsons.

Selama fase ini, sutradara sangat kritis terhadap bagaimana film tersebut berkembang. Ketukan cerita, dialog, dan struktur dapat diubah oleh sutradara. Seringkali ada penulisan ulang skrip yang kedua berdasarkan masalah yang ditemukan saat meninjau animatic.

  1. Pemilihan Peran dan Rekaman Suara 

Setelah animatic dan naskah sudah selesai dibuat, sutradara memilih pengisi suara untuk setiap karakter. Proses casting sangat penting dan dapat sangat mempengaruhi produksi akhir dari sebuah film.

Setelah pengisi suara dipilih, mereka akan malakukan  perekaman dialog yang sudah ditentukan pada sebuah animatic. Biasanya, pengisian suara direkam sebelum pembuatan animasi sehingga ekspresi wajah karakter dapat dianimasikan dengan baik sesuai dengan suara yang ditampilkan. Misalnya suara sedang tertawa, maka ekspresi karakter dapat dibuat tertawa. Tapi Hayao Miyazaki, sutradara dan salah satu pendiri Studio Ghibli, terkenal dengan pembuatan animasinya sebelum dilakukan rekaman suara. Hal ini telah menciptakan gaya tersendiri dalam karyanya.

  1. Perkembangan visual

Setelah dialog selesai direkam, visual film dapat dikembangkan. Di sinilah gaya visual dan estetika film benar-benar terbentuk. Penata konsep menciptakan lingkungan, penampilan karakter, alat peraga, dan palet warna. Hal ini dapat membantu menyempurnakan ide yang kohesif tentang dunia perfilman. 

Spider-Man: Into the Spider-Verse terkenal dengan estetika buku komiknya. Visual kreatifnya adalah bagian dari apa yang menjadikannya salah satu film animasi terbaik sepanjang masa. Perkembangan visual ini membutuhkan banyak pemikiran dan eksperimen sebelum karakter sampai pada tampilan akhir yang unik.

Dari video ini, Anda bisa melihat seberapa besar perhatian terhadap detail yang harus dimiliki oleh seorang sutradara. Dipenuhi gedung, bus, dan kota semuanya menciptakan dunia yang kohesif di mana cerita itu terjadi.

  1. Pra-Visualisasi 

Selama pra-visualisasi, atau previs, seluruh tim produksi menggunakan naskah, storyboard, gambar, dan rekaman suara untuk membuat film dalam suasana 3 dimensi untuk pertama kalinya. Ini adalah pekerjaan dasar yang dimasukkan kedalam animasi. Dan ini adalah kesempatan terakhir untuk menyempurnakan visual termasuk penentuan pose dan perbaikan adegan, serta gerakan kamera.

Sutradara mengembangkan ide dan memberikan pendapatnya  kepada tim produksi selama fase ini. Seperti produksi lainnya, mereka harus memastikan bahwa kreasi 3 dimensi pertama dari film berada di arah yang tepat.

Jika tim produksi membuat animasi selama previs dalam skala tertentu, skala tersebut sering dapat dibawa langsung kedalam produksi dan animasi. Pekerjaan yang teliti selama pra-visualisasi benar-benar dapat memulai proses pembuatan film animasi. Pada tahapan ini, sutradara terlibat langsung pada proses pembuatannya.

  1. Produksi dan animasi 

Tahap penyutradaraan film animasi yang lebih intens dan penting adalah produksi dan animasi. Ada beberapa aspek yang dianimasikan selama fase ini terjadi, seperti karakter, kerumunan, tata rias, dan efek karakter.

Penting bagi seorang sutradara untuk mengetahui kekuatan timnya dan dapat memberikan tugas yang sesuai bagian bagian yang telah ditentukan. Beberapa tim produksi yang melakukan tugas gambar lebih baik dalam animasi karakter realistis sementara beberapa lebih baik dalam menciptakan lingkungan dan keadaan karakter. 

Selama tahap ini, tim produksi menampilkan animasi mereka kepada sutradara. Sutradara harus kritis dan memberikan umpan balik konstruktif yang mendorong produksi untuk kedepannya, agar produksi film animasi yang digarap dapat berjalan dengan baik. Berikut ini adalah contoh proses produksi film animasi Moana.

Sutradara juga bekerja sama dengan sinematografer untuk menciptakan elemen sinematik melalui animasi. Pencahayaan, pergerakan kamera, dan depth of field semuanya diadaptasi ke dalam media animasi. Klaus menciptakan tampilan 3 dimensi untuk film 2 dimensinya melalui teknik pencahayaan.

Sutradara harus memastikan bahwa pengembangan visual film tidak hanya membuat film terlihat sinematik, tetapi juga menyajikan cerita film dengan baik.

  1. Compositing

Compositing

Setelah semua bagian film dianimasikan, dibawa ke tahap compositing. Compositing adalah proses digital dalam menggabungkan beberapa gambar atau beberapa urutan gambar menjadi satu bagian film atau rekaman video digital.Anggap ini sebagai pasca-produksi di mana materi animasi untuk berbagai sumber dirakit dan dipoles untuk membuat bingkai akhir sebuah film. Pengomposisian dimaksudkan untuk membuat rangkaian gambar dan adegan film tampak mulus.

Bagian animasi yang sudah diselesaikan diberikan pencahayaan, kedalaman bidang, dan elemen atmosfer lainnya. Ini adalah momen pertama kalinya sutradara melihat perakitan potongan animasi bersama-sama. Mereka akan memberikan pendapat satu sama lain yang dapat mencakup penambahan, penghapusan, atau perubahan elemen visual berdasarkan penilaian kreatif mereka. Di sinilah rangkaian gambar yang bagus bisa menjadi hebat dan sinematik.

  1. Desain musik dan suara 

Setelah semua adegan digabungkan, pengeditan terakhir harus dilakukan. Ini berarti bahwa tidak ada perubahan besar lainnya yang dapat merubah rangkaian visual film yang telah dibuat. Setelah pengeditan dilakukan, perancangan suara dan teknik foley mulai bekerja menciptakan efek suara pada film animasi.

Lihat video kami di Pixar WALL-E untuk melihat betapa pentingnya desain suara pada cerita tanpa dialog. 

Selain desain suara, soundtrack atau musik asli untuk film animasi juga dibuat pada titik ini. Sutradara dapat berkolaborasi dengan komposer film untuk mengarahkan suasana hati melalui musik yang dibuat. Sutradara juga memberikan pendapat dan arahan pada desain suara untuk memastikannya dapat berkontribusi dalam bercerita dan menyatu pada cerita yang dibawakan.

  1. Gradasi Warna 

gradasi warna

Gradasi warna adalah tahap akhir produksi. Gradasi warna merupakan sebuah proses merubah atau mengatur visual tone dari foto atau video. Semuanya harus ditetapkan sebelum sampai titik ini. Gradasi warna benar-benar dapat menghidupkan film dengan bagus dan bersemangat. Sutradara juga harus memastikan bahwa warna dan palet yang digunakan berfungsi untuk memperkuat cerita dan nada keseluruhan pada film. 

Gradasi warna selama proses film animasi dapat berbeda dari film live-action karena banyaknya warna yang harus dikendalikan  oleh para colorists. Dunia film animasi biasanya jauh lebih berwarna dan bersemangat oleh karena itu membutuhkan arahan yang jelas dari sutradara. 

Begitu banyak arahan yang dilakukan dalam pembuatan film animasi, tetapi hal ini juga memungkinkan sutradara untuk memberikan kontrol yang lebih kreatif daripada sebelumnya. Kemampuan untuk mengontrol setiap aspek film adalah hal yang khas untuk sebuah film animasi. Dari bentuk dan warna hingga dialog dan desain suara, film animasi telah memperlihatkan banyaknya sutradara kreatif serta menceritakan kisah kisah yang menarik.