Wiku Suryomurti, Mengaplikasikan Ilmu dengan Berbisnis, Menulis, Mengajar
Wiku Suryomurti berhasil membuktikan bahwa mimpi untuk memiliki bisnis yang sukses, menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat dan berkembang dengan cepat bisa diwujudkan. Usaha bisnis jasa laundry miliknya yang bernama Satu Laundry belum genap berumur satu tahun, namun ia telah berhasil membuka 3 cabang. “Itu sebenarnya bagian dari project untuk mengaplikasikan ilmu saya di bidang bisnis. Alhamdulillah berhasil dan kita sudah punya 3 cabang dalam waktu satu tahun.”
Wiku juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini ia berencana membuka 2 cabang lagi. Selain itu ia juga berencana untuk memasuki bisnis pengadaan bahan baku detergen dan softener. “Sebetulnya awalnya untuk kebutuhan sendiri, sebab kebutuhan terbesar dari bisnis jasa laundry adalah deterjen dan softener, tapi kita akan coba lepas ke pasaran. Kalau cocok akan kita kembangkan dengan sistem distributor dan reseller,” ungkapnya. Sambil terus mengembangkan usaha laundry-nya, Wiku saat ini juga sedang mempersiapkan bisnis barunya di bidang kuliner, cokelat.
Disamping itu, ia juga menjalankan bisnis lain di bidang consulting. Berawal dari banyaknya permintaan orang untuk berkonsultasi setelah seminar, ia akhirnya membangun “Rasyidin Consulting”, perusahaan konsultan bisnis syariah pada tahun 2011. “Sampai saat ini sudah beberapa perusahaan dari berbagai bidang yang kita tangani, bahkan beberapa permintaan terpaksa kami tolak karena tidak ter-handle,” ujar Wiku.
Bukunya yang bertajuk “Super Cerdas Investasi Syariah” pun tak kalah laris di pasaran. Adanya permintaan penerbit dan maraknya investasi bodong di Indonesia saat ini mendorong Wiku untuk menulis buku mengenai investasi syariah tersebut. “Buku ini merupakan buku panduan untuk orang Indonesia yang ingin berinvestasi supaya tidak terjerumus penipuan yang mengatasnamakan investasi,” tuturnya.Buku WIku Suryomurti, “Super Cerdas Investasi Syariah” Meski telah memiliki banyak bisnis, lulusan Universitas Indonesia ini masih menyempatkan diri menjadi pengajar sekaligus Program Head, S2 Creative Media Enterprise di International Design School. Untuk alasannya, ia menjawab, “Ilmu bisnis itu bukan cuma bisa diterapkan, tapi juga bisa dibagikan. Selain itu, belum banyak program yg bersifat akademis yang mengarahkan mahasiswanya untuk mempelajari ilmu wirausaha kreatif.”
Menurut pria lajang yang namanya sudah tidak diragukan lagi di bidang bisnis dan investasi syariah ini, yang terpenting bagi seorang wirausahawan untuk menjalankan bisnisnya bukan hanya keberanian, tetapi juga menguasai ilmu-ilmu yang membuat sebuah usaha kuat. “Di IDS kita belajar mengenai ilmu wirausaha dari mulai menemukan ide bisnis sampai ke soal hak cipta,” ujar Wiku. “Selain itu mahasiswa juga diharuskan untuk mempunyai produk yang terbukti terjual dan berterima di masyarakat, bukan produk asal-asalan untuk sekedar memenuhi syarat lulus saja, sehingga ketika lulus nanti selain memiliki gelar akademis Magister Seni, mahasiswa juga telah mempunyai bisnis mereka sendiri. Sambil menyelam minum air,” tambahnya di akhir wawancara di kampus International Design School, Jakarta Selatan.