Blog
Ketika Oomleo dan Seni Grafis Pixel Art Berbicara
- October 1, 2013
- Posted by: Dityatama Putri
- Category: Articles
Mario Bros! Siapa sih yang tidak cinta pada game spektakuler 80-an itu? Game simple yang quest nya cuma menyelamatkan ‘Sang Putri’ tercintanya Mario. Tapi, untuk sekarang kita bukan mau membahas gamenya, melainkan seni grafisnya. Wait a minute, seni grafis? Yap, Mario Bros menggunakan pixel art dalam tampilannya, yang mana kita tahu sebagai salah satu seni grafis yang mumpuni.
Lain Pop Art, lain pula pixel art. Seni grafis pop art merupakan penggabungan foto dengan warna berani dan kadang menggunakan simbol tertentu untuk penyampaiannya. Kalau seni grafis pixel art, dari namanya sudah bisa ditebak, merupakan seni grafis yang menggunakan pixel-pixel atau dot untuk membuat obyek.
Kalau kalian pikir pixel art kurang mendemam di Indonesia, berarti kalian belum bertemu dengan Oomleo (is ‘o’ with ‘o’ and mleo). Narpati Awangga a.k.a oomleo adalah salah satu pixel artist dari Indonesia dan anggota Ruangrupa, sekaligus seorang pemain synthesizer di Goodnight Electric. Young and talented, fabulous!!
Narpati Awangga (oomleo)
* Pixel Artist
* Multi-national agency was his clients: Dentsu, Leo Burnett, Bates141, JWT, etc
Awal dia terjun ke dalam dunia seni grafis pixel art sebenarnya simple. Karena ketertarikan. Udah itu aja. Saat itu tahun 2000-an, dia melihat majalah Australia yang berisikan artikel tentang seni grafis pixel art, and voila! artikel itu ternyata menarik perhatiannya, mengenalkannya pada karya-karya eBoy (pixel artist dunia-red), dan merasukinya hingga kini.
Menurutnya, pixel-art adalah salah satu divisi seni digital visual yang paling mendasar. Berbasis pada pemanfaatan elemen terkecil pada tampilan layar digital. Titik-titik pixel yang terdapat pada layar monitor merupakan unsur baku yang masih bertahan hingga saat ini.
Sekarang ini design sendiri sudah banyak yang digital dengan software-software canggih. Namun, Oomleo menampilkan konsistensinya dengan tetap berjalan di pixel art. Dia beralasan, bahwa membuat sebuah karya atau design dari unsur pixel tidak akan hilang ditelan zaman selama layar monitor masih menjadi material utama untuk menampilkan visual digital. “Selama layar monitor masih digunakan sebagai perantara tampilan digital, maka konsep pixel tetap akan ada. Pengetahuan dan kemampuan dasar tentang hal ini, akan selalu berguna sampai tiba saatnya nanti proses visual-digital tidak lagi menggunakan layar monitor sebagai tampilan. Lagipula, karya pixel-art termasuk jenis karya yang tak lekang dimakan zaman. Hasilnya selalu menarik untuk diapresiasi ke berbagai media dan bentuk,”ujarnya.
Berbahagialah, untuk mempelajari seni grafis pixel art kamu tidak harus paham melotok desain terlebih dahulu. Cukup memahami proses kerja aplikasi berbasis pixel seperti photoshop dan berbekal kesabaran tiada tara.
Seperti kata Oomleo, “selayaknya proses merajut manual dan seni kristik, titik-demi-titik dirangkai sedemikian rupa sehingga berakhir menjadi satu kesatuan karya yang utuh. Selain itu, mengoleksi dan memperhatikan dengan seksama karya pixel yang sudah ada juga bisa menjadi mentor yang sangat berguna. Satu lagi: belajar dari F1-nya photoshop (help) dan tanya Oom Google: googling (hehehe..)”. Jadi, jangan takut!
Tertarik untuk belajar pixel art? Atau mungkin tertarik untuk belajar bersama Oomleo? Don’t worry be happy, guys. IDS | International Design School membuka program sekolah desain grafis yang salah satu kelasnya akan dibimbing langsung oleh Oomleo. So, what are you waitin’ for?