Blog
Pameran Spektrum 2018 : Story Never Dies “Cerita Masa Lalu, Kini, dan Dunia Lain”
- March 22, 2018
- Posted by: nita
- Category: Achievement News
Pameran Spektrum 2018 : Story Never Dies yang diselenggarakan pada 8 – 17 Maret 2018 kemarin berlangsung dengan sukses. Acara yang diselenggarakan oleh ARCOLABS tersebut melibatkan 13 seniman dari Indonesia,Thailand dan Australia.
Evelyn Huang, selaku Kurator dari acara pameran ini mengatakan bahwa latar belakang mengapa acara ini bertema “Cerita Masa Lalu Kini dan Dunia Lain” karena cerita dari pengalaman pribadi merupakan hal yang paling banyak menjadi sumber inspirasi seniman.
“Seniman mempunyai kesempatan untuk mengolah sekaligus menyampaikan kembali sebuah cerita dalam terjemahan dan media artistik. Hal ini membuat sebuah karya memiliki dua kepentingan utama, yaitu apa ceritanya dan bagaimana cara ia diceritakan kembali,” tutur Evelyn Huang.
Dari 13 seniman, rupanya salah satunya ada yang berasal dari International Design School, ialah Yopi Agung dengan karyanya yang berjudul “The Zodiaq (Twins)”. Terpilihnya Yopi Agung bukan tanpa alasan, menurut Evelyn, Yopi memiliki karya yang memang sesuai dan menarik.
“Dari International Design School ada sekitar 5 orang yang direkomendasikan oleh panelis. Karya-karya tersebut diseleksi oleh tim kurator ARCOLABS dan terpilihlah Yopi Agung yang karyanya memenuhi kriteria,” jelasnya.
Pameran yang berlangsung di hall semi-outdoor Lobby Gedung D, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini resmi dibuka oleh Ketua Program Studi dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Muhammd Rizaldy dan juga Jeong ok Jeon, selaku Direktur dari ARCOLABS.
Setelah resmi dibuka acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat bagi 13 peserta dan juga para panelis. Selain dihadiri oleh 13 seniman dan para panelis, pameran juga didatangi oleh mahasiswa dari berbagai universitas, seperti Universitas Bina Nusantara, Universitas Esa Unggul, dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Ketiga belas peserta yang dapat kesempatan untuk mengikuti pameran ini telah mengikuti serangkaian panjang prosesnya, dimulai dari pertemuan pertama antara peserta dan kurator pada 16-18 Desember 2017 di kampus International Design School (IDS), Jakarta Selatan.
Sebulan kemudian, para peserta diberi workshop bertajuk “Contextual Storytelling.” Workshop ini menghadirkan seniman Riyan Riyadi, atau biasa dikenal dengan sebutan The Popo. Lalu, pada 2 Februari 2018 diadakan lagi pertemuan dan survei lokasi di UMN. Pada 24 Februari dan 3 Maret diadakan kembali pertemuan dan workshop. Terakhir, pada 8 Maret para peserta berkumpul dalam sesi “Group Critique” dimana peserta bercerita tentang karyanya.