Blog
5 Sutradara Indonesia dan Film-Filmnya
- March 5, 2014
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Kamu sering menonton film Indonesia, dan tak mengenal siapa sutradara di balik film yang kamu tonton? Wah, keberhasilan sebuah film tak hanya dilihat dari segi isi dan akting pemerannya saja, tetapi juga si pengarah film atau sutradara. Tanpa adanya sutradara, tentu film tak akan terbentuk. Nah, jika kamu pengagung berat film Indonesia, seberapa kenalkah kamu dengan sutradara Indonesia di bawah ini?
1. Riri Riza
Siapa yang tak pernah menonton film dengan tokoh Sherina dan Sadam di tahun 2000-an? Ya, Petualangan Sherina seperti awal karier Riri Riza sebagai sutradara Indonesia yang mumpuni. Nama pemilik asli Mohammad Rivai Riza ini sering berkolaborasi dengan produser wanita, Mira Lesmana dalam beberapa film. Sebut saja Kuldesak (1998), Eliana, Eliana (2002), Gie (2005), Laskar Pelangi (2008), dan Sang Pemimpi (2009). Pria kelahiran Makassar, 44 tahun silam ini juga menjadi sutradara film, 3 Hari untuk Selamanya (2007), Atambua 390 Celcius (2012), dan Sokola Rimba (2013).
2. Dimas Djayadiningrat
Dulu mungkin kamu tahu kalau sutradara satu ini lebih sering memproduksi film horor, seperti Tusuk Jelangkung dan Bangsal 13. Catatan Akhir Sekolah, Cinta Silver, dan Quickie Express menjadi karya sutradara asal Indonesia yang berumur 41 tahun inilah yang wajib kamu tonton.
3. Joko Anwar
Berawal dari tumbuh bersama film kung fu dan horor lah yang membuat pria kelahiran Medan ini menjadi seorang sutradara. Mungkin debutnya sebagai sutradara masih dibilang sedikit. Namun, sepertinya setiap Joko membuat sebuah film, dipastikan filmnya akan booming. Terbukti dengan beberapa penghargaan yang Ia terima bahkan filmnya sudah dikenal oleh masyarakat luar. Sebut saja Kala (2007) yang mengantarkannya menjadi salah satu sutradara tercerdas di Asia oleh majalah Sight & Sound Inggris dan Janji Joni (2005). Ada lagi film Pintu Terlarang yang diproduksi di tahun 2009, di mana poster film itu dibuat oleh Mayumi Haryoto, alumni IDS. Dan film terakhirnya berjudul Modus Anomali (2012) yang sukses diperkenalkan ke negara luar.
4. Nia Dinata
Tak hanya lelaki, wanita pun bisa menjadi seorang sutradara seperti Nia Dinata. Kariernya sebagai sutradara diawali oleh didirikannya sebuah perusahan film, Kalyana Shira Film, dan menjadi sutradara sebuah film adaptasi novel berjudul Ca Bau Kan (2002). Kelahiran Jakarta dan pengagum George Clooney ini juga menjadi sutradara dari film Berbagi Suami (2006), Arisan! (2003) yang menceritakan kehidupan Jakarta, dan Arisan! 2 (2011).
5. Hanung Bramantyo
Suami dari pesinetron Zaskia Adya Mecca ini juga salah satu sutradara Indonesia yang sudah melanglang dari satu film ke film lain. Bahkan ia telah menyutradari 27 film sejak 2000-2014. Kamu ingat dengan film Ayat-Ayat Cinta (2008) yang mampu membuat banyak penontonnya berurai air mata? Atau film ? (2011) yang banyak terjadi kontroversi? Atau film Lentera Merah di mana Laudya Cynthia Bella diubah menjadi sosok menyeramkan? Sutradara Indonesia kelahiran Yogyakarta inilah yang menghasilkan fil-film tersebut. Atau film Catatan Akhir Sekolah (2005), Perahu Kertas dan Perahu Kertas 2 pun menjadi banyak karya filmnya yang mungkin sudah kamu tonton.
Kamu mau jadi FilmMaker kaya mereka? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film buat kamu mewujudkan impianmu. Tersedia juga Kursus Film untuk waktu yang lebih singkat.
[button link=”https://www.idseducation.com/ids-programs/college/digitalfilmmedia/” type=”big” color=”red”] Mau Jadi Sutradara Seperti Mereka? Belajar Jadi FilmMaker di IDS Saja![/button]