Blog
The Act of Killing, Film Dokumenter Tentang Indonesia
- March 28, 2014
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Perhelatan Piala Oscar 2014 memang telah berakhir, tetapi mungkin kamu belum tahu film dokumenter tentang Indonesia. Ialah The Act of Killing, yang masuk dalam nominasi Best Feature Documentary Academy Award ke-86 tersebut. Meskipun kalah dari film dokumenter 20 Feet From Stardom besutan Morgan Neville, film ini juga harus kamu ketahui karena berisi kontroversi zaman dulu.
Joshua Oppenheimer merupakan sutradara dari film dokumenter The Act of Killing. Film ini mengisahkan tentang kekejian Anwar Congo yang mencekik ratusan orang menggunakan kawat. Tak tanggung-tanggung, Anwar yang seorang pemimpin pasukan kematian ini, membunuh banyak manusia Indonesia. Yang perlu kamu tahu bahwa kru dari The Act of Killing tak hanya berasal dari negara luar seperti Werner Herzog dan Errol Morris sebagai produser eksekutif, tetapi juga melibatkan banyak warga Indonesia.
Dalam situs The Guardian, Anwar tampak bangga bercerita di depan kamerawan film itu mengenai pembantaian massal satu juta orang di Indonesia di era kekuasaan militer pada 1960-an, di mana para korbannya diberi label komunis, namun juga menyasar para pemimpin buruh, etnis China dan intelektual. Kelompok-kelompok paramiliter yang melakukan pembunuhan atas perintah dari Tentara Nasional Indonesia dan dengan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya hanya dengan alasan khawatir bahwa Indonesia akan seperti Vietnam dan jatuh ke tangan komunis. Anwar, yang membintangi sendiri film itu, selain menuturkan cerita, juga merekonstruksi setiap tahap pembunuhan keji yang pernah dilakukannya sebagai algojo atas para kader atau tertuduh komunis pada era 1960-an.
“Saya pikir itu kewajiban kita sebagai pembuat film, sebagai orang-orang menyelidiki dunia, untuk menciptakan realitas yang paling mendalam terhadap isu-isu,” Oppenheimer seperti yang dikutip New York Times.
Meskipun film ini banyak menuang kontroversi di Indonesia, The Act of Killing ini justru mendapat pujian ketika diputar di Toronto International Film Festival Kanada, September 2012 lalu. Sineas ternama, seperti Werner Herzog dan Errol Morris bahkan memuji film yang dibuat selama 8 bulan ini.
“Saya belum pernah menonton sebuah film yang sekuat, sesureal, dan menakutkan seperti The Act of Killing selama satu dekade terakhir,” kata Herzog.
Bahkan seorang penulis buku Pretext for Mass Murder yang bercerita pembantaian 1965 ini berpendapat, “Film ini telah memprovokasi, mendorong warga Indonesia untuk bertanya, ‘Beri tahu kami, apa yang terjadi?’,”ujar sarjana sejarah Indonesia di University of British Columbia.
Jadi, kamu sudah menonton salah satu film dokumenter tentang Indonesia? Atau kamu ingin jadi FilmMaker dan membuat film seperti The Act of Killing? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film buat kamu mewujudkan impianmu. Tersedia juga Kursus Film untuk waktu yang lebih singkat.
[button link=”https://www.idseducation.com/ids-programs/college/digitalfilmmedia/” type=”big” color=”red”] Mau Belajar Bikin Film Dokumenter? IDS Menyediakan Sekolah Film, Lho![/button]