Blog

BAGIKAN

Perbedaan Color Grading & Color Correcting dalam Filmmaking

color grading

Untuk mengenal color correction, harus kita pahami bahwa proses ini terjadi setelah produksi film dilakukan. Para ahli warna di perfilman menggunakan software tertentu untuk mengatur warna, kontras, dan exposure dari sebuah footage film, agar hasilnya bisa terlihat natural, seperti yang mata kita lihat. Mereka memastikan seluruh bagian film bisa terlihat natural.

Ahli warna ini kita sebut dengan colorists. Para colorists juga bertugas melengkapi jika ada kesalahan warna atau kebocoran cahaya. Colorists bisa mengedit cahaya, agar seluruh video bisa tetap tampil stabil dan konsisten dalam film. Color correction juga mengedit footage, maka harus juga dimaksimalkan penggunaan footage yang bisa didukung dengan penggunaan added visual effect (VFX). 

Lalu, apa bedanya dengan color grading?

Color grading lebih fokus untuk memberi style di skema warna pada footage. Grading bisa dilakukan setelah correcting. Saat grading warna, colorists biasanya menggunakan software untuk menambah style pada footage, menambah tone warna untuk menghidupkan atmosfir film, dan agar film jadi lebih sinematis.

Proses color grading harus dilewati untuk memastikan hasil video yang kita edit punya vibes atau atmosfir yang spesifik dengan warna yang punya palet senada. Color grading juga dapat memberikan rona untuk emosi-emosi tertentu. Misalnya film American Beauty (1999) yang lebih menggunakan warna merah saat momen-momen dramatis untuk mengekspresikan kemarahan, korupsi, dan kejahatan.

color grading

Kamu penasaran gimana proses color correcting berlangsung? Berikut adalah prosesnya:

  1. Pilih gambar profil. Dengan menentukan gambar profil, kamu bisa punya gambaran tentang warna, saturasi dan tone dalam film. Film yang kamu garap jadi punya tampilan konsisten. Sehingga selama proses shooting, bisa menggunakan warna yang lebih netral agar memudahkan tim pos-produksi dalam mengeksekusi.
  2. Sesuaikan white balance-nya. White balance menentukan banyaknya cahaya dalam gambar video tersebut, karena cahaya juga menentukan keaslian dari warna di video. Intensitas dari white balance dan ketegasan warna akan menentukan tampilan dari warna-warna tersebut. Jadi, penting banget untuk menentukan standar white balance-nya.
  3. Perbaiki tone warna. Bagian ini paling penting dari proses color correcting, karena sangat menentukan kualitas footage. Pastikan tone gelap seperti bayangan, tone terang misalnya cahaya, dan tone yang ada di antara gelap dan terang, semua warna dan cahaya di footage harus terlihat selaras dan senada.
  4. Gunakan scope. Scope bisa diandalkan untuk memonitor warna, yang bisa memberikan informasi detail tentang warna. Misalnya kamu bisa gunakan vectorscopes dalam software untuk color correcting. Vectorscopes bisa mengukur rona atau saturasi warna, seperti detail red, green dan blue (RGB). Fitur ini sangat membantu colorists karena mampu mengatur sisi natural tone warna. scope bisa mengukur rona lebih tepat daripada mata manusia.
  5. Cocokan warna. Kamu bisa gunakan table look up untuk membandingkan sebelum dan setelah dilakukan color correcting. Kamu juga bisa langsung gunakan LUT di software untuk mengedit, seperti dalam Premiere Pro. LUT bisa membantu editor punya skema warna yang konsisten. Pencocokan warna ini bisa menghemat waktu, karena bisa otomatis menyesuaikan warna dengan referensi yang sudah ditentukan.
  6. Adakan color correction kedua. Dalam sesi kedua ini, kamu akan lebih fokus di bagian-bagian tertentu. Kamu juga harus perhatikan kejanggalan yang tidak terbantu oleh fitur, dan coba untuk fokus pada detail-detail kecil yang akan berdampak pada keseluruhan hasil edit.
  7. Penyesuaian akhir. Disini kamu bisa tambahkan tone spesifik untuk film kamu, Misalnya untuk kesan dingin, terisolasi, kamu bisa menambahkan warna biru. Contoh lain, jika film yang kamu edit punya tema fantasi atau misterius, kamu bisa lakukan color grading dengan menambah tone ungu pada saat proses edit.

Setelah mengetahui perbedaan antara color correction vs color grading, kini kamu bisa mulai untuk memproses footage dengan maksimal agar kualitas bisa terlihat seperti hasil dari sang ahli. Jika kamu berminat untuk mendalami ilmu editing dan perfilman ini, kamu bisa bergabung bersama kami di IDS | International Design School. Kami hadir dengan jurusan Digital Film & Media Production untuk menemani kamu terjun di dunia perfilman dan editing. See you there!

Sumber: Perbedaan Color Grading & Color Correcting dalam Filmmaking

Baca Juga:  Hati - Hati, 5 Kesalahan ini Harus Dihindari Saat Mendesain Logo