Blog

BAGIKAN

Masa Depan Cerah Dunia Animasi Bersama IDS

dunia animasi

Perkembangan Dunia Animasi dari Masa ke Masa

Membicarakan dunia animasi memang tidak akan ada habisnya, karena animasi akan selalu berkembang. Perkembangan itu akan selalu ada dan terus meningkat menghadirkan cara baru, fitur baru, dan alat baru. Mengutip Cultura perkembangan animasi terbagi ke dalam 4 fase yaitu:

Animasi bukan hanya sekedar kartun, melainkan segala objek atau karakter yang terlihat bergerak. Kartun ternama buatan Walt Disney, Star Wars, hingga special effects dari film-film Hollywood membuat animasi makin digemari di berbagai kalangan. Sekarang, kamu bisa dengan mudah belajar soal animasi lewat kursus animasi, kuliah animasi, hingga sekolah animasi seperti yang ada di International Design School. Sebelum menjadi animator, kamu harus paham jenis animasi yang ada. Apa saja? Simak, ya. Mengenali Jenis-Jenis Animasi Animasi dibuat oleh animator menggunakan frames. Setiap frame yang dibuat, dijalankan dengan kecepatan tertentu untuk menciptakan ilusi gerakan. Umumnya, animasi dikelompokkan menjadi tiga, di antaranya Traditional Animation, Stop-Motion Animation, dan Computerized Animation. Setiap jenis animasi memiliki keunikan masing-masing. Traditional Animation Traditional animation termasuk jenis animasi yang pertama kali digunakan di dunia hiburan sejak tahun 1930-an. Setiap objek atau karakter yang digambar dilakukan secara manual menggunakan tangan di atas kertas. Untuk menciptakan pergerakan, butuh berpuluh-puluh gambar yang sama dengan sedikit perbedaan saja. Sehingga, jika diurutkan akan tercipta ilusi gerakan. Kertas yang dipakai disebut “Cell” dan tekniknya disebut dengan Cell Animation. Setelah gambar selesai dibuat, gambar dilanjutkan dengan proses foto menggunakan kamera rostrum. Kamera jenis ini sengaja dirancang khusus dalam produksi televisi dan pembuatan film dan tujuannya untuk menghidupkan (animate) gambar atau objek diam. Traditional animation banyak digunakan pada abad ke-20. Eksistensinya semakin memudar karena kemunculan computerized animation seperti yang kamu pelajari di kursus animasi atau sekolah animasi. Beberapa contoh film yang menggunakan traditional animation seperti The Jungle Book (1967), My Neighbor Totoro (1988), The Lion King (1994), dan The Simpsons Movie (2007). Stop-Motion Animation Stop-motion animation menggunakan beberapa foto objek tertentu sebagai model dengan sedikit perbedaan posisi objek pada setiap foto. Seluruh foto lalu disatukan untuk diolah menjadi video clip. Dalam stop-motion animation, sangat memungkinkan untuk menciptakan adegan ajaib yang sulit dilakukan ketika membuat animasi dengan teknik manual atau traditional animation. Beberapa contoh film yang bisa kamu saksikan, seperti Shaun the Sheep dan Lego movies. Computerized Animation Computerized animation merupakan salah satu jenis animasi yang proses pembuatannya jauh lebih efisien daripada traditional animation dan stop-motion animation. Namun dasar yang digunakan juga tidak jauh berbeda, yaitu tetap menggunakan teknik frame-by-frame dengan menggunakan program perangkat lunak. Artinya, setiap prosesnya melibatkan kecanggihan software komputer. Teknologi komputer memungkinkan pergerakan-pergerakan objek atau karakter yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Misalnya, seperti pembuatan karakter agar lebih hidup. Ada perangkat lunak yang dirancang khusus seperti After Effect, Maya, hingga 3ds Max. Computerized animation lebih banyak digunakan karena menghemat waktu dan memotong biaya produksi. Computerized animation ini dikategorikan lagi menjadi 2D Vector-based animation, 3D computer animation, Motion graphic animation, dan Typography animation. Beberapa contohnya, seperti Zootopia (2016), Ralph Breaks the Internet (2018), dan masih banyak lagi. Sekarang, kamu jadi jauh lebih mengerti bukan? Animasi tidak hanya sekedar gambar, tapi jauh lebih kompleks daripada itu. Bahkan, jenis-jenisnya beragam. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih, semua itu bisa kamu pelajari di kursus animasi atau kuliah animasi. Jika kamu ingin mewujudkan impian untuk menjadi animator profesional, segera bergabung untuk sekolah animasi di International Design School, yuk! Klik link di bio atau kunjungi website untuk cari tau informasi lebih lanjut, ya!

  1. The Silent Era (1900-1930) 

Pada masa ini awal kemunculannya animasi berbentuk stop motion seperti pada animasi Humorous Phase of Funny Face (1906). Film animasi yang ada hanya mengandalkan musik latar belakang tanpa dialog, gambarnya pun masih hitam putih.

  1. The Golden Age of Animation (1930-1960)

Banyak karakter populer yang bermunculan pada masa ini, sebut saja Mickey Mouse, Tom Jerry, Bugs Bunny, Popeye, Betty Boop, dan lainnya. Film animasi Snow White and The Seven Dwarfs juga muncul di era ini sebagai film animasi panjang pertama.

  1. The American Television Era (1960-1980an)

Kemunculan televisi membuat rumah produksi berlomba-lomba memadati serial animasi di televisi. Era ini juga melahirkan Disney Channel dan Nickelodeon sebagai dua saluran televisi animasi terbesar.

  1. Modern Era (1980-sekarang)

Perkembangan itu terus berlanjut hingga pembuatan animasi bermigrasi menggunakan komputer, atau yang kita kenal saat ini dengan nama CGI (Computer-Generated Imagery). Penggunaan komputer membuat animasi lebih interaktif & fleksibel. Animasi menggunakan komputer dapat membentuk 3 Dimensi pada objeknya. 3D kemudian menarik perhatian banyak kreator untuk terus melakukan memproduksi animasi yang lebih baik. 

Antara Animasi dengan Efek Visual

efek visual

Bila animasi adalah sekumpulan gambar yang memberikan ilusi bahwa gambar tersebut dapat bergerak, melalui pergerakan cepat sekumpulan gambar-gambar yang berurut. Maka efek visual adalah manipulasi komputer untuk menghasilkan citra yang sulit direkam secara langsung.  Pada penggunaannya efek visual selalu digabungkan dengan rekaman asli. 

Walaupun secara arti animasi dan efek visual memiliki pengertian yang berbeda, namun keduanya berada dibawah industri yang sama. Animasi adalah bagian dari efek visual, yang sama-sama berasal dari Computer-Generated Imagery. 

Teknologi Animasi

Membuat animasi pastinya menggunakan berbagai teknik, memahami dasar, serta prinsipnya. Penggunaan animasi 2D maupun 3D saat ini mulai banyak digunakan, tidak hanya diperuntukkan untuk keperluan entertain, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan engagement bagi audiens. Mulai dari layar kaca televisi, bioskop, internet, hingga papan iklan di jalan sekalipun, sudah banyak yang memanfaatkan animasi sebagai bahan promosinya. Untuk kamu yang tertarik di dunia animasi, ada baiknya untuk mengambil sekolah animasi atau belajar secara otodidak. Setidaknya sebelum jadi animator, kamu harus mempelajari dan menguasai 4 hal berikut ini. Dasar Animasi Dasar-dasar animasi merupakan suatu pondasi dalam membuat sebuah karya animasi. Oleh karena itu para animator harus paham dan mengerti tentang dasar-dasar animasi. 12 Prinsip dasar animasi, diantaranya adalah squash and stretch, anticipation, staging, straight ahead action and pose to pose animation, follow through and overlapping action, slow in and slow out, arcs, secondary action, timing and spacing, exaggeration, solid drawing dan yang terakhir appeal. Diharapkan dengan mengerti dan memahami dasar-dasar animasi tersebut, seorang animator dapat membuat karya yang lebih hidup. Gambar Salah satu hal dasar lain dari animasi adalah gambar. Gambar disini selain digunakan untuk proses animasi 2D, namun juga berperan penting dalam membantu animator untuk menentukan pose atau strong pose sebuah objek atau karakter. Pada umumnya, animator yang dituntut untuk bisa menggambar secara profesional adalah animator 2D. Sedangkan jika kebutuhannya untuk menentukan posisi objek, maka cukup menggunakan gambar stickman sebagai acuan. Akting Penting bagi seorang animator untuk memahami akting. Pasalnya, animator bekerja dengan menggerakkan sebuah objek, sehingga animator harus tahu karakteristik dari objek tersebut dan bagaimana agar objek tersebut benar-benar terlihat hidup. Sebagai contoh, jika animator harus menggerakkan sebuah scene karakter hewan, maka sang animator harus mempelajari cara jalannya, gesture badannya, sifatnya, dan sebagainya. Hal ini ditujukan agar pesan yang ingin disampaikan kepada penonton tentang karakter tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Software Selain 3 hal di atas, ada 1 hal penting lainnya yang harus dipelajari seorang animator, yaitu software animasi. Software yang digunakan untuk animasi merupakan suatu alat untuk memudahkan dan mempercepat kerja animator dalam membuat sebuah karya animasi. Adapun beberapa software yang biasa digunakan untuk animasi, diantaranya adalah Maya, Max, Blender, dan masih banyak lagi. Selain itu juga pelajari dan pahami berbagai tools yang ada di setiap software agar lebih mudah dan praktis lagi. Gimana nih, tertarik dengan dunia animasi? Banyak hal yang bisa kita pelajari saat membuat animasi, mulai dari pendalaman karakter, cara untuk menghidupkan karakter, dan lain-lain. Untuk kamu yang berniat jadi animator, kamu bisa belajar dari sekarang dengan mengambil Kuliah Animasi program Digital Animation & Games di International Design School. Sekolah animasi di International Design School akan mengajarkan soal aspek dan teknis dalam proses pembuatan animasi mulai dari konsep gambar, modelling, hingga menghasilkan karya animasi berstandar internasional. Tunggu apalagi? Segera daftarkan dirimu sekarang di sekolah animasi International Design School!

Teknologi animasi akan selalu diikuti dengan permintaan. Industri animasi selalu ingin menghadirkan animasi yang tampak nyata. Bedakan saja dengan film Toy Story pertama yang rilis pada tahun 1995 dengan film Toy Story 4 yang rilis pada tahun 2019. Mengutip dari Insider Film Toy Story (1995) tokoh Woody memiliki 596 poin kontrol sementara pada Toy Story 4 (2019) Woody memiliki 7.198 poin kontrol.

Rumah produksi animasi akan selalu menghadirkan objek yang lebih halus dengan pergerakan dan ekspresi yang lebih luas. Contoh saja pada film Soul (2020) yang berhasil menampilkan tokoh Joe Gardner yang begitu lues memainkan tuts-tuts piano.

Kualitas gambar juga menjadi aspek yang diperhitungkan. Dulu menghadirkan animasi beresolusi tinggi terasa begitu sulit, namun dengan hadirnya teknologi saat ini sudah banyak film animasi yang beresolusi tinggi atau 4K. Untuk membuat animasi berkualitas 4K sendiri membutuhkan 48fps.

Sementara itu untuk efek visual, selama orang lain tidak bisa melihat bahwa hal itu adalah bentuk dari CGI maka tujuan dari efek visual telah tercapai. Berbeda dengan film animasi yang memang ingin terlihat sebagai hasil dari buatan tangan.

Sebagai penonton kita dapat menilai sendiri bahwa dunia animasi telah memiliki perkembangan yang menakjubkan. Para kreator selalu ingin memberikan hasil yang luar biasa tiap tahunnya, sementara penonton selalu menunggu keajaiban apa yang akan diberikan oleh rumah produksi animasi. Sebab itulah industri ini tidak akan ada habisnya. 

International Design School

Open House IDS : Romy Oktaviansyah Mengupas Perkembangan Animasi di Indonesia

Karena Animasi dan Efek Visual yang berdiri dibawah atap yang sama kebanyakan institusi yang memiliki jurusan ini menggabungkannya ke dalam satu program. Seperti Program Digital Animation & Games yang dimiliki International Design School. 

Dengan konsep untuk memiliki pengalaman kerja, Program Digital Animation & Games terbuka untuk siapapun, bukan hanya dibuka untuk yang memiliki bakat dibidang animasi, namun terbuka bagi siapa saja yang memiliki minat.