Blog

BAGIKAN

Emotional Design, Hal Penting yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Membuat Design

Mengenal Emotional Design

Pernahkah kamu mendengar Emotional Design? Ternyata, judul clickbait yang seringkali muncul pada artikel merupakan bentuk emotional design, loh! Hal ini dilakukan karena emosi memang seringkali digunakan untuk menarik perhatian orang. Tidak melulu negatif, emotional design pun bisa diterapkan dalam cara yang positif.

Mengenal Emotional Design.

Dikutip dari Interaction Design Foundation, emotional design adalah konsep tentang bagaimana membuat desain yang membangkitkan emosi dan menghasilkan pengalaman pengguna yang positif. Para Designer bertujuan untuk meraih pengguna dalam 3 level kognitif: visceral, behavioral, dan reflective sehingga para pengguna dapat mengembangkan asosiasi positif (terkadang termasuk emosi negatif juga) dengan produk, merk, dan lain sebagainya. Berikut sedikit penjelasannya mengenai level kognitif dalam emotional design:

  • Emosi Visceral

Emosi ini biasanya digunakan ketika pengguna baru membuka produk dan bekerja seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Tahapan ini fokus terhadap pemberian kesan pertama yang baik dengan membuat micro interaction atau copy yang tepat untuk para pengguna. Biasanya para Designer memperhatikan tampilan awal aplikasi agar dapat memperkenalkan produk kepada para pengguna baru dalam tahapan ini.

  • Emosi Behavioral

Penggunaan maskot dalam aplikasi merupakan salah satu cara yang bisa diterapkan untuk meraih emosi behavioral. Pemilihan maskot yang tepat juga mempengaruhi tahapan ini, karena dapat menggugah emosi para pengguna melalui maskot aplikasi.

  • Emosi Reflective

Di tahapan terakhir ini, saatnya para pengguna benar-benar sadar terhadap apa yang mereka rasakan. Contoh penerapan emotional design untuk tahapan ini adalah fitur tanggapan atas post orang lain dalam aplikasi LinkedIn. Kita bisa memilih Like, Love, Celebrate, Insightful, atau Curious untuk mengomentari suatu posting-an. 

Mengenal Emotional Design

Bagaimana Mengaplikasikan Emotional Design

Untuk mengaplikasikan emotional design, para Designer membutuhkan desain fungsional yang bagus agar dapat bekerja dengan baik. Selain itu, para Designer pun membutuhkan pemahaman mendalam terhadap para penggunanya melalui UX Research. Berikut beberapa cara agar dapat membuat emotional design yang baik:

  1. Berikan kepribadian yang khas pada aplikasi (pemilihan wajah atau maskot untuk para pengguna agar dapat mengenalnya sebagai sesuatu yang cocok dengan brand atau perusahaan)
  2. Buat desain yang relate dengan pengguna melalui karakter (seperti personal touches dalam percakapan agar meningkatkan ilusi mengenai helper yang mengenal pengguna seperti teman lama)
  3. Gunakan warna atau kontras dengan tepat (contoh: penggunaan warna biru pada bank untuk mencerminkan kepercayaan)
  4. Buat copy dengan tone yang pas agar dapat mengakomodir dan memunculkan emosi (gunaka kalimat yang sesuai, jangan lupa untuk menggunakan juga jenis dan gaya huruf yang sesuai dengan image yang diinginkan)
  5. Kustomisasi microcopy (label dan sebagainya) agar para pengguna dapat relate terhadap copy yang disuarakan atau dibuat
  6. Gunakan video atau suara untuk menyampaikan pesan agar lebih cocok dengan karakter yang dibuat
  7. Personalisasi pengalaman bagi setiap pengguna (contoh: berikan saran mengenai apa yang mungkin akan mereka suka, berdasarkan dari informasi mereka)
  8. Tawarkan harga dan kejutan (contoh: beritahu para pengguna mengenai berapa like yang mereka punya)
  9. Gunakan storytelling
  10. Pertahankan attention to detail, terutama pada pesan-pesan yang error (gunakan bahasa yang sopan atau humoris agar meredam emosi negatif para pengguna ketika menghadapi masalah)

Jangan lupa bahwa salah satu hal yang penting (selain yang di atas) adalah menggunakan tampilan yang friendly pada design yang dibuat untuk memberitahu pengguna bahwa kamu mengenal mereka. Kuatkan dengan testimoni dari para pelanggan dan jangan lupa sisipkan foto tim yang kamu miliki. Design yang dibuat pun harus terlihat berbeda dari kompetitor, termasuk rasa yang berbeda sebagai bagian dari kehidupan pengguna yang dapat dipercaya.

Emotional design yang dibuat pun harus mempertimbangkan perasaan para pengguna ketika membaca atau menggunakan design yang dibuat. Karena bahkan jika ada kesalahan kecil pun akan membuat impresi yang salah untuk keseluruhan design yang ingin disampaikan.