Blog

BAGIKAN

5 Mitos dan Fakta Film yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Film

Dalam dunia film pasti banyak mitos dan fakta yang beredar, karena banyaknya persepsi tertentu yang meluas di masyarakat, hal tersebut dianggap benar. Nah, apa saja sih mitos dalam film yang ternyata keliru? Cek Mitos Fakta Film di bawah ini!

  • Film Animasi Hanya Untuk Anak-anak

Apakah kamu masih sering mendengar jika film animasi hanya cocok ditonton anak-anak? Tentunya pendapat tersebut tidak benar. Karena faktanya, tidak semua film animasi ditujukan untuk anak-anak, film animasi juga memiliki segmentasi penontonnya. Jadi sudah jelas, jika film animasi dapat ditonton sesuai dengan rating usianya. Anggapan mengenai film animasi hanya untuk anak-anak biasanya disebabkan karena mereka belum pernah menonton animasi yang khusus mengangkat tema yang lebih dewasa, seperti misalnya film animasi “When the Wind Blows” yang mengisahkan tragedi serangan nuklir.

  • Jumlah Penonton Sedikit Berarti Kualitasnya Buruk

Meskipun jumlah penonton itu penting, bukan berarti hal tersebut menjadi penentu dari kualitas sebuah film. Persaingan industri film begitu sengit, setiap tahunnya ada ratusan judul yang berlomba-lomba menarik perhatian penonton. Jadi, jangan heran bila jumlah penonton dianggap sebagai tolak ukur baik buruknya film. Misalnya saja film Night Bus (2017) yang hanya mengumpulkan 20 ribu penonton dan hanya tayang di 105 layar selama satu minggu. Meskipun penonton Night Bus terbilang sedikit, namun film ini memiliki kualitas yang tidak diragukan lagi. Terbukti dari performa Night Bus yang sukses memboyong enam Piala Citra sekaligus, dalam kategori penata busana terbaik, penata rias terbaik, penyunting gambar terbaik, penulis skenario adaptasi terbaik, dan pemeran utama pria terbaik.

Mitos Tentang Dunia Perfilman

  • Film Sepenuhnya Didanai Produser

Mitos selanjutnya yang salah dimaknai orang-orang adalah, sosok produser berarti yang mendanai keseluruhan produksi film. Faktanya, dana yang dibutuhkan dalam produksi film dapat berasal dari investor, sponsor, co-production, lembaga donor, CSR, hingga crowdfunding. Sehingga, untuk menjadi produser film tidak harus memiliki modal yang besar, bisa saja memulainya tanpa modal. Seorang produser memiliki tugas untuk merancang, mengatur, serta mengelola proses produksi mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi.

  • Biaya Produksi Film Harus Tinggi

Mitos yang beredar mengatakan jika biaya produksi film paling tidak harus milyaran. Faktanya, banyak film yang memiliki biaya produksi di bawah 1 milyar. Atau malah, pada film indie biaya yang diperlukan hanya berkisar ratusan juta saja. Contohnya film “Turah (2016)” yang hanya menghabiskan 100 juta rupiah untuk produksi filmnya, sedangkan film “Siti (2014)” menghabiskan biaya 150 juta rupiah namun tetap bisa menghadirkan kualitas yang tinggi. 

  • Kualitas Film Indonesia Jauh di Bawah film Hollywood

Anggapan bahwa  kualitas film Indonesia berada jauh di bawah film Hollywood, sering beredar dikalangan masyarakat. Memang film asal Hollywood telah begitu maju sehingga dijadikan sebagai patokan bagi industri film negara lain, termasuk Indonesia. Bila membandingkan teknologi yang dipakai dalam pembuatan film Hollywood dengan teknologi yang dipakai oleh sineas Indonesia, tentu saja Indonesia belum berada di tingkat yang sama dengan Hollywood. Namun dari segi narasi dan sinematografi, film Indonesia tidak kalah dari film Hollywood. Sebut saja film “Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak”, mendapat penghargaan NETPAC Jury Award di Five Flavours Film Festival yang diselenggarakan di Warsawa, Polandia dan juga meraih skenario terbaik pada FIFFS Maroko edisi ke-11. Selain itu, ada pula film “Turah” yang memenangkan penghargaan Singapore International Film Festival 2016, Bengaluru International Film Festival 2017, Asean International Film Festival and Award 2017, Seoul International Agape Film Festival 2017, dan Cinemalaya Independent Film Festival 2017.

Masih penasaran dengan dunia film? Yuk langsung aja daftarkan dirimu di sekolah perfilman IDS | International Design School! Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi Filmmaker Profesional.

Sumber: Mitos Fakta Industri Film