Blog

BAGIKAN

Perkembangan Inovasi Efek Visual dalam Industri Film

Profesi Visual Effect Artist

Salah satu inovasi teknologi yang telah mengubah wajah industri film adalah efek visual. Dulu, efek visual dalam industri film masih terbatas pada trik kamera sederhana, penggunaan miniatur ataupun latar belakang lukisan. Namun, sekarang kita dapat melihat makhluk fantasi yang tampak hidup, bahkan efek ledakan yang mengguncangkan layar dalam sebuah film.

Apa itu Efek Visual?

Visual Effect

Efek visual merupakan sebuah teknik manipulasi adegan di luar rekaman langsung yang digunakan dalam industri film, televisi dan animasi. Efek visual ini bertujuan untuk menciptakan suatu peristiwa, latar suasana, dan suatu kejadian dengan menggunakan bantuan teknologi.

Salah satu bentuk teknologi yang sering digunakan dalam dunia perfilman ialah Computer Generated Imagery (CGI). CGI sebetulnya sudah lama hadir dalam dunia perfilman. Film yang pertama kali menggunakan teknologi CGI, yakni film “Westworld” dan “Futureworld”. “Westworld” adalah film dengan teknologi CGI 2D pertama yang hadir pada tahun 1973. Kemudian, pada tahun 1976 film “Futureworld” hadir film pertama dengan efek 3D.

Adanya teknologi CGI membuat para sutradara dapat mewujudkan imajinasinya melalui desain karakter, setting, environment, dan objek lain yang terdapat dalam sebuah film.  Teknologi ini juga memungkinkan untuk membuat karakter dan adegan yang tampak hidup dengan lebih realistis.

Film-film blockbuster seperti “The Avengers” atau “Transformers” telah menggunakan teknologi ini dengan menyajikan pertarungan epik antara makhluk fiksi yang spektakuler dan manusia. Hal ini berhasil memberikan sensasi luar biasa bagi penonton film tersebut.

Inovasi dalam Efek Visual

Visual Effect

Saat ini perkembangan efek visual dalam industri film berkembang semakin pesat. Ada beberapa inovasi-inovasi baru yang dapat menyalurkan kreativitas para pembuat film. Berikut beberapa inovasi teknologi yang digunakan dalam efek visual pada film, antara lain :

  • Motion Capture

Penggunaannya motion capture dapat kamu saksikan di film “The Lord Of The Rings: The Two Towers”, untuk menciptakan karakter Gollum yang dimainkan oleh Andy Serkis. Teknologi ini akhirnya berhasil dilirik setelah kesuksesan film “Avatar” karya James Cameron pada tahun 2009, yang menghabiskan waktu 12 tahun untuk pra-produksi demi menyempurnakan kamera virtual dengan menggunakan motion capture.

  • Digital Resurrection

Tahukah kamu, aktor film “Fast and Furious”, Paul Walker yang meninggal di tengah-tengah proses syuting, dia tetap bisa muncul di filmnya? Ternyata ini menggunakan kombinasi teknologi CGI, Face Scanning, dan Motion Capture. Tim visual efek dari film “Fast and Furious” berhasil menciptakan versi virtual Paul Walker menggunakan klip-klip lama. Kemudian ditempelkan di wajah adiknya, Caleb Walker, yang menggantikan akting sang kakak.

  • Digital De-Aging

Dulu, jika ada aktor yang berperan menjadi tua atau muda masih menggunakan kombinasi make up dan wig. Kini, dengan bantuan CGI, tampilan tua dan muda benar-benar terkesan nyata. Seperti pada film “Pirates of The Caribbean”, adegan di mana Jack Sparrow versi muda muncul. Padahal peran tersebut dimainkan oleh Johnny Depp, yang usianya 58 tahun, bukan pemeran pengganti. Nah, tim kreatif film tersebut melakukan proses digital de-aging.

  • Digital Location

Kamu bisa membangun lokasi atau sebuah kota digital dengan menggunakan efek visual. Contohnya dalam setting di film “Avatar”, keseluruhannya diciptakan secara digital. Tidak hanya itu, teknologi digital location juga bisa dipakai untuk memodifikasi lokasi yang sudah ada seperti gedung-gedung di film “Avengers” atau gedung “Oscorp” di serial “Amazing Spiderman”.

  • Green Screen

Green screen merupakan teknologi digital yang paling banyak digunakan dalam industri film Hollywood. Kamu dapat menambahkan atau mengubah gambar sesuai keinginan dengan menggunakan teknologi ini. Efek visualisasi yang dihasilkan disebut juga dengan virtual background.

Netflix belakangan membuat terobosan dengan memperkenalkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kualitas green screen yang biasa digunakan dalam pembuatan film. Dengan bantuan AI, green screen dapat memisahkan subjek dari latar belakang dengan lebih akurat. Sehingga dapat menghasilkan efek visual yang lebih realistis.

Itulah tadi perkembangan inovasi efek visual dalam industri film. Dalam beberapa tahun ke depan, pastinya inovasi efek visual akan lebih berkembang lagi. Tidak hanya itu, hal ini juga akan membuka banyak peluang berkarir di dunia perfilman. Kamu tertarik?

Kalau kamu ingin berkarir di dunia perfilman, IDS punya program kuliah program kuliah Digital Film & Media Production, lho. Kamu akan bertemu dengan mentor-mentor berpengalaman yang dapat membantu mewujudkan mimpimu menjadi produser film handal.

Tertarik untuk belajar film? Yuk gabung di Program Digital Film & Media Production IDS!

banner college

Program Digital Film & Media Production di International Design School (IDS) adalah pilihan yang tepat untuk belajar film. Program ini mengajarkan kemampuan teknis dan estetis dalam menciptakan film dan konten untuk berbagai media. Mahasiswa akan mengembangkan cerita, menulis skenario, dan memahami seluruh proses produksi film, termasuk penyutradaraan, manajemen produksi, sinematografi, tata artistik, tata suara, akting, dan editing. Kelebihannya termasuk simulasi industri terbaik, kesempatan berpraktik langsung, dan magang di Paragon Pictures. Tanpa skripsi, program ini mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan untuk sukses dalam industri film dan media.