Blog

BAGIKAN

Tips MEMBUAT Film Pendek Bagi Pemula

Film pendek

Perkembangan Film Pendek Indonesia dari Masa ke Masa

Film pendek adalah film berdurasi pendek, tidak ada patokan durasi untuk membuat sebuah film pendek, yang dengan begitu memuat pesan yang lebih selektif. Pada film pendek, aspek kejujuran menjadi penting, yang selaras dengan konsep dasar dari sebuah film, yaitu the realistic tendency. Sebagai media informasi, film dapat digunakan sebagai alat untuk berekspresi dan menyuarakan pendapat. Di Indonesia film pendek juga tercatat sebagai media perlawanan. Keberadaan film di Indonesia pernah tidak stabil bahkan mencapai titik krisisnya. 

Film pendek memiliki beberapa penyebutan nama, mulai dari film indie, independen, atau bahkan film wayang yang lebih dikenal seniman film Yogyakarta.

Bisa dibilang jika hadirnya film pendek telah dimulai sejak tahun 70-an. Pergerakan film ini juga dapat dilihat dari berdirinya Dewan Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki (DKJ-TIM). DKJ-TIM mengadakan lomba Film Mini yang mendorong munculnya film-film pendek buatan amatir, para seniman di luar film, termasuk mahasiswa sinematografi Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) atau yang kini dikenal sebagai Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Saat itu mahasiswa sinematografi LPJK, membuat komunitas yang bernamakan “Sinema 8.” 

Komunitas ini melakukan produksi “film mini” menggunakan kamera 8mm, tepat setelah dilaksanakannya Festival Film Mini pada tahun 1973 di Jakarta.

Sinema 8 dianggap sebuah gerakan baru yang menjadi wadah pemuda-pemudi untuk berkarya secara bebas dan mandiri. Penggunaan kamera 8mm dipilih sebagai medium yang paling dekat dengan masyarakat pada saat itu. Namun, gerakan ini tidak begitu bertahan lama. Tidak banyak orang yang ikut serta dalam grup Sinema 8, hanya sebagian kecil dari mahasiswa LPJK saja.

Atas respon dari gerakan Sinema 8, pada tahun 1982, setelah kepulangan Gotot Prakoso yang baru saja menjadi delegasi festival di Oberhausen ke Indonesia, digagas lah sebuah Forum Film Pendek. Hadirnya forum ini juga untuk meneruskan gagasan dari Sinema 8. 

Baik Sinema 8 ataupun Forum Film Pendek (FPP), kedua kelompok tersebut dimuncul sebab keresahan atas film yang dijadikan sebagai propaganda politik. FPP berhasil menciptakan isu yang nasional dengan melakukan pemutaran film dan apresiasi film hingga ke Medan, Bali, dan Lombok. FPP Juga memformulasikan film pendek menjadi film alternatif dan independen. Pada saat itu film pendek Indonesia mulai mengikuti berbagai festival film di luar negeri. 

Sebenarnya masyarakat Indonesia sendiri sudah mengenal film pendek melalui program pemutaran film oleh Departemen Penerangan di era pemerintahan Suharto. Film pendek tersebut diputar sebelum film utama diputar. 

Pada saat itu Departemen Penerangan memang mengendalikan arus informasi masyarakat Indonesia. Indonesia yang pada saat itu memiliki potensi untuk menjadi negara blok komunis yang juga mendapat dukungan dari pemerintah USA, dijadikan Soeharto untuk menyebarkan ideologinya lewat film-film. Film-film tersebut bertemakan pembangunan, modernisasi, serta doktrin jika barat adalah kawan yang baik.

Kemudian, Indonesia yang mengalami krisis politik dan ekonomi yang terjadi sekiranya pada rentang tahun 1995 hingga 1997, mengubah struktur sosial dan meninggalkan represi pada masyarakat Indonesia. 

Film pendek

Tahun 1998, yang menjadi tahun mundurnya Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden R.I atau yang kita kenal juga sebagai era reformasi Indonesia, meletupkan kebebasan bersuara masyarakat Indonesia yang sebelumnya sempat tertahan. 

Di tahun yang sama, sekelompok sutradara muda memproduksi film independen dengan judul “Kuldesak.” Kemudian, pada tahun 1999 sekelompok pemuda di Jakarta mengadakan Festival Film Video Independen Indonesia (FFVII). Setelahnya pula mereka membentuk yayasan Konfiden (Komunitas Film Independen) yang melanjutkan FFVII pada tahun 2000 hingga tahun 2001. 

Sejak tahun 1998 bisa dibilang film pendek di Indonesia terus berkembang. Beberapa film pendek hasil karya pemuda bangsa sukses berjaya di luar negeri, misalnya film Revolusi Harapan karya Nanang Istiabudhi yang meraih Gold Medal untuk kategori Amateur dalam The 39th Brno Sexten International Competition of Non Commercial Feature and Video di Republik Cekoslovakia (1998). Sert film Novi garapan Asep Kusdinar yang masuk nominasi dalam Festival Film Henri Langlois, Perancis (1998).

Dalam Singapore International Film Festival (1999), lima film pendek Indonesia ikut berlaga, yakni film Novi karya Asep Kusdinar, Jakarta 468 karya Ari Ibnuhajar, Sebuah Lagu garapan Eric Gunawan, Revolusi Harapan kreasi Nanang Istiabudhi, dan Bawa Aku Pulang buah karya Lono Abdul Hamid.

Pada tahun 2003, salah satu stasiun televisi swasta, Surya Citra Televisi (SCTV) mengadakan Festival Film Independen Indonesia (FFII). Festival film tersebut akhirnya menarik minat banyak komunitas film. 

Medium Video yang semakin populer di kalangan masyarakat di awal tahun 2000-an, mengilhami ruangrupa untuk mengadakan festival video yang diberi nama OK. Video: Jakarta International Video Art yang kini berubah menjadi OK. Video: Jakarta International Video Festival. 

Bila kita tilik di atas, festival film menjadi ajang yang dapat mengangkat karya sineas. Meski festival film merupakan sebuah kompetisi, namun festival film juga berfungsi sebagai wadah apresiasi bagi pembuat film, mempertemukan pelaku film, hingga mendorong karir seorang sineas. 

Berkembangnya teknologi, semakin terbukanya arus informasi, dan digitalisasi yang semakin umum mendorong banyak orang untuk memproduksi film pendek. Setiap kota atau daerah bahkan memiliki komunitas film pendek tersendiri. Kehadiran festival film juga semakin menjamur. Bahkan, kini distribusi film pendek tidak hanya terbatas di lingkup festival film. Bagi beberapa perusahaan, film pendek juga dijadikan sebagai media promosi produk. Penyebarannya pun mudah film pendek dapat nyaman diakses melalui media streaming ataupun platform over the top. Berbagai alasan tersebutlah yang kemudian menarik minat para sineas untuk membuat film pendek. 

Namun, tantangan apa saja sih yang dihadapi dalam produksi film pendek?

Bagi sineas pemula mungkin terdengar mudah ketika ingin membuat film pendek, karena proses produksinya yang tidak sekompleks ketika membuat film panjang. Sebenarnya sama saja, baik film pendek ataupun film panjang memiliki tantangan tersendiri yang berbeda.

Berikut tantangan yang mungkin akan kamu hadapi ketika membuat film pendek!

  1. Penggambaran Cerita yang Sesuai Porsi

Bisa dikatakan jika plot adalah nyawa dari film, baik film layar lebar ataupun film pendek. Namun, ada tantangan tersendiri ketika harus menyuguhkan jalan cerita yang efektif dan meninggalkan kesan. 

Film pendek biasanya memiliki durasi kurang dari 40 menit. Karena memiliki batasan waktu itulah, pemilihan struktur adegan serta runtutan cerita harus benar-benar diperhatikan. Pada film pendek, seorang sutradara tidak bisa memasukkan adegan yang bertele-tele, di sisi lain bila adegan yang digambarkan terlalu singkat dapat mengundang ketidakjelasan bagi penonton. 

  1. Pemilihan Dialog

Sebelumnya kita membahas, bila film pendek tidak membutuhkan adegan yang bertele-tele. Untuk menciptakan adegan dengan porsi yang sesuai perlu dikombinasikan dengan dialog yang kuat. Pemilihan dialog yang tidak tepat akan membawa resiko lain, seperti pesan tidak tersampaikan dengan baik atau dialog malah tidak mendukung adegan.

  1. Cari Sudut Pandang yang Lain

Selain itu, topik yang diangkat dalam film pendek biasanya sederhana, tengok saja film “Tilik” yang hanya menceritakan sekelompok ibu-ibu yang menaiki sebuah truk karena ingin menjenguk Bu Lurah yang sedang dirawat dirumah sakit. Plotnya sangat sederhana, namun bila dikulik ada banyak daya tarik dari film tersebut. 

Tantangan lainnya ketika harus membuat film pendek yang berkesan adalah dibutuhkan kepekaan untuk melihat sudut pandang baru dalam melihat kehidupan sehari-hari, yang mungkin sering kita lewatkan. Mungkin terdengar sulit, tapi cobalah untuk temukan sisi lain dari aktivitas sehari-hari yang kemungkinan jarang dipikirkan orang lain. Kembangkan problematika sederhana untuk dijadikan daya tarik untuk penonton. 

  1. Biaya Produksi yang Terbatas

Biaya menjadi penghambat selanjutnya bagi pembuat film pendek, dikarenakan produser film pendek jarang mendapat investor. Apalagi bila film yang dibuat memang film independen, biaya produksi film dapat diperoleh dari hasil patungan seluruh kru film. 

Dengan biaya produksi yang terbatas tersebut, kru film harus pintar membagi uang untuk keperluan sewa alat, bayaran aktor, produksi properti, dan lainnya. Meskipun sebenarnya tidak ada jaminan juga kalau film dengan biaya tinggi akan menghasilkan film pendek berkualitas.

  1. Keterbatasan Tim Produksi

Pada teorinya dalam pembuatan film ada sederet kru yang bertugas, seperti sutradara, produser, penyunting gambar, pengarah musik, penata cahaya,  pengarah artistik, dan lainnya. Dalam pembuatan film pendek, kru produksi yang ada belum tentu dapat memenuhi semua peran. Malah terkadang satu orang dapat merangkap beberapa pekerjaan. Tapi ada pula satu orang yang mampu mengerjakan semuanya. Bisa dibayangkan kalau ingin membuat film pendek seseorang harus memiliki beberapa keterampilan sekaligus.

Akibat dari kekurangan tim produksi, lama pengerjaan proyek pun bisa memakan waktu yang lebih lama. 

Bila kita rangkum, film pendek bukanlah film panjang yang dipendekkan. Harus ada struktur cerita yang jelas untuk menjadikan film pendek terasa lebih berkesan. Dari segala tantangan yang telah disebutkan, tim produksi film pendek membutuhkan orang-orang kreatif yang mampu beradaptasi dengan keterbatasan.

Selain kreatif, dibutuhkan seseorang yang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi untuk melakukan observasi. 

Jika kamu ingin membuat film pendek, mengetahui tantangan dari proses produksinya akan membantumu mempersiapkan diri dalam menghadapi segala hambatan. 

Nah, berikut pula beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika melakukan produksi film pendek.

Film pendek

Tips Membuat Film Pendek Bagi Pemula

  1. Fokus pada Naskah Cerita

Sudah disebutkan sebelumnya jika jalan cerita adalah nyawa dalam film. Sebelum menyiapkan naskah kamu bisa membuat rangkuman cerita yang ditulis dalam satu sampai 2 paragraf, atau yang disebut juga dengan logline. 

Bila premis adalah garis besar yang menggambarkan ide cerita, maka logline adalah ringkasan yang terdiri dari satu paragraf yang menjabarkan premis atau bisa juga disebut dengan intisari cerita.

Logline berfungsi untuk memperjelas cerita serta menarik penonton ataupun sutradara/ produser. 

Struktur yang harus berada pada logline berupa; karaker, latar belakang, tujuan, dan konflik.

Contoh logline film Titanic: Dua kekasih bernasib sial jatuh cinta di atas kapal R.M.S. Titanic dan berjuang untuk menjaga hubungan mereka tetap bertahan saat kapal terkutuk itu tenggelam ke Atlantik.

Dari logline Titanic kita bisa melihat bahwa, karakter film Titanic adalah dua orang kekasih bernasib yang jatuh cinta di kapal R.M.S. Titanic, yang bertujuan untuk menjaga hubungan mereka tetap bertahan, dengan konflik berupa kapal yang akhirnya tenggelam.

Pada pembuatan film pendek, buatlah logline yang sederhana, yang dapat menampilkan karakter dan konflik yang akan terjadi. Hindari pula penyebutan seperti “seorang pemuda,” “seorang perempuan,” atau kata-kata lain yang sifatnya umum, sebisa mungkin buatlah karakter yang spesifik.

Setelah memiliki logline yang kuat, kamu pun dapat mengembangkan ide cerita ke tahap selanjutnya dengan lebih mudah.

  1. Riset itu Penting

Setiap film pasti berangkat dari ide, namun ide perlu dikembangkan. Pengembanan ide bisa didapat melalui riset. Menurut KBBI riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik. Riset dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai suatu fenomena. 

Meskipun tema dalam film pendek biasanya sederhana dan dekat dengan kisah sehari-hari, riset tetap dibutuhkan. Salah satu tantangan memproduksi film pendek adalah seringnya melewatkan hal-hal unik yang sangat bisa menjadi poin menarik dalam film pendek. 

Melalui riset kita bisa menciptakan tokoh, latar belakang masalah, karakter, dan lokasi yang dekat dengan keseharian penonton. Dengan menggambarkan kisah yang dekat dengan akan menciptakan hubungan yang dalam di hati penonton.

  1. Buat Storyboard

Setelah usai menulis naskah dan melakukan riset. Kamu perlu membuat storyboard. Storyboard adalah sketsa yang disusun secara berurutan yang menggambarkan tiap-tiap adegan. Storyboard diibaratkan sebagai blue print yang memandumu mengambil gambar. Melalui storyboard kamu juga bisa mengatur peletakkan kamera dan cahaya.

Sebisa mungkin jangan lewatkan  pembuatan storyboard, karena di proses inilah kamu merancang tahap pengambilan gambar.

  1. Buat Tim

Pemilihan tim yang tepat akan membentuk kerjasama tim. Kerjasama tim adalah keterampilan untuk saling melengkapi dalam mencapai tujuan bersama yang sebelumnya telah disepakati. Kerjasama tim yang baik akan memudahkan mencapai tujuan, meningkatkan produktivitas, pemecahan masalah diselesaikan dengan lebih mudah, membangun kedekatan antar anggota, menghasilkan lebih banyak ide, dan lainnya. 

Tim dapat dibangun melalui lingkar pertemanan yang memiliki minat yang sama atau kamu bisa mencarinya dengan berkenalan dengan orang-orang yang senang membuat film pendek. Kamu juga bisa mengikuti komunitas pecinta film untuk membangun sebuah tim.

  1. Ketahui Resources yang Dibutuhkan dan yang Dimiliki

Saat membentuk tim kamu perlu mengingat untuk memilih orang yang tepat dengan peran yang dibutuhkan. Ada baiknya juga kamu memilih tim yang sudah kamu kenal bagaimana sifat dan cara kerja orang tersebut. Memiliki sumber daya yang tepat akan mendukung kerjasama tim. 

Selain itu kamu juga perlu mempertimbangkan peralatan yang dibutuhkan. Jika kamu memproduksi film pendek bersama teman kemungkinan besar peralatan hanya seadanya. 

Maka dari itu, setelah menentukan tim hal lain yang perlu kamu lakukan adalah menghitung perkiraan biaya. Biaya yang diperlukan paling tidak adalah sewa alat (kamera, lensa, perekam suara, clip on, cahaya, tripod, dll) dan properti, kemudian biaya transportasi, konsumsi, sewa tempat (bila diperlukan), administrasi, dan pembayaran aktor. 

Film pendek biasanya sulit mendapatkan investor, maka dari itu pembiayaan biasanya dilakukan dengan  mengumpulkan uang dari anggota tim. Setelah menghitung jumlah biaya kamu bisa menentukan biaya yang harus dikeluarkan per orang.

Film pendek

  1. Lakukan Survey Lokasi

Survey lokasi adalah proses menemukan dan mengunjungi lokasi untuk keperluan pengambilan gambar. Survey lokasi disebut juga dengan Recce. Recce bisa dilakukan oleh produser, sutradara, manajer lokasi, penata kamera (DOP), penata artistik, dan penata suara. Untuk pembuatan film pendek maka kru yang mengunjungi lokasi bisa disesuaikan. 

Recce dilakukan untuk menentukan hal-hal teknis di lapangan dan menyesuaikan kondisi lapangan dengan naskah cerita. 

Sutradara sendiri perlu melakukan survey untuk menentukan bloking dan penempatan adegan sedangkan penata kamera akan menentukan teknis kamera dan pencahayaan.

Pemilihan lokasi pengambilan gambar juga akan menunjang visualisasi film. Semakin menawan suatu lokasi akan membantu memanjakan mata penontonnya.

  1. Pilih Pemain yang Oke

Kamu sudah memiliki naskah yang mengesankan, lokasi syuting yang apik, serta tim yang dapat diandalkan, maka selanjutnya yang kamu butuhkan adalah para pemain yang mumpuni.

Aktor adalah seniman yang mewujudkan peran dalam sebuah pertunjukkan atau film. Aktor bertugas untuk menghidupkan karakter dan mengekspresikan karakter sesuai dengan arahan sutradara. 

Memilih aktor tidak bisa sembarang. Selain karena film tidak bisa berjalan tanpa pemain di dalamnya, film juga membutuhkan aktor yang mau tampil dengan totalitas. Bahkan yang rela berkorban demi karakter yang harus diperankan. 

Aktor dipilih berdasarkan kebutuhan naskah, kemampuan aktor, kesesuaian visualisasi tokoh, dan pertimbangan dari sutradara.

  1. Buat Perencanaan

Hal terakhir yang jangan sampai kamu lewatkan adalah membuat perencanaan seperti jadwal syuting atau biasa disebut juga dengan call sheet. Call sheet berupa catatan yang berisi pengingat jadwal produksi yang akan dilakukan pada hari berikutnya, yang diberikan kepada setiap kru produksi. 

Jadwal produksi film juga dibuat untuk menghitung estimasi hari syuting. Call Sheet akan menunjukkan jumlah hari syuting di lokasi tertentu, dengan begitu call sheet diperlukan untuk menjaga produksi tetap dengan anggaran yang telah ditentukan. Proses syuting yang melebihi jumlah hari yang telah direncanakan akan menyebabkan produksi melebihi anggaran.

Call sheet juga berisi informasi kepada para pemain dan kru tentang adegan yang akan diambil hari itu, sehingga aktor dan kru akan melakukan persiapan. Selain itu, penggunaan call sheet hanya menyebutkan jumlah kru yang dibutuhkan pada set di hari itu, sehingga meminimalisir anggaran dan set yang terlalu penuh. 

Call sheet sebaiknya dibuat setelah menulis rincian keperluan syuting, seperti jadwal pemain, kesiapan peralatan, dan setelah menganalisa shot list yang diperlukan.

Setelah selesai menyusun call sheet, maka kamu akan memiliki keteraturan kerja. 

Proses perencanaan dapat juga berupa menentukan gaya editing, pemilihan musik, dan bentuk visual film mulai dari grafis, warna, dan lainnya.  

  1. Terus Latihan

Perlu diingat tidak ada keterampilan yang didapat secara instan. Untuk menghasilkan karya terbaik kamu perlu latihan, latihan, dan latihan.

Apakah kamu tertarik untuk membuat film pendek? 

Yuk gabung saja di Program Digital Film & Media Production International Design School. Melalui program ini kamu akan belajar banyak mengenai tahapan produksi film. International Design School juga memiliki pengajar yang merupakan praktisi film yang berpengalaman dibidangnya.

Selama belajar di Program Digital Film & Media Production International Design School kamu akan mendapat keterampilan seperti; sinematografi, sound production, screenwriting, hingga studio production. International Design School adalah tempat yang tepat untuk mempelajari bidang perfilman. Selain didorong untuk mengasah kemampuan, kamu juga akan dibimbing hingga menjadi filmmaker profesional.

Tunggu apa lagi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi filmmaker profesional dan segera daftarkan dirimu sekarang!

Sumber: