Blog

BAGIKAN

Warna dalam Desain: Membangun Hubungan Emosional dengan Audien

warna dalam desain

Pada umumnya, kita menyadari bahwa ada keterkaitan antara warna dan emosi. Contohnya, seseorang mungkin memilih untuk mengenakan pakaian berwarna merah untuk menunjukkan keberanian atau sebagai strategi intimidasi (seperti yang sering digunakan oleh atlet). Di sisi lain, seseorang mungkin memilih warna biru muda untuk menciptakan perasaan ketenangan dalam suatu ruangan. 

Mungkin juga seseorang memilih untuk mewarnai rambut mereka dengan warna hitam saat masa remaja untuk menciptakan suasana kemurungan, kegelisahan eksistensial, atau kekacauan batin, atau mungkin sekadar untuk mengejar penampilan yang berlawanan dengan ekspektasi orang tua mereka. Bahkan, istilah “pakaian dopamin” digunakan untuk menggambarkan bagaimana penggunaan warna-warna tertentu dapat meningkatkan suasana hati.

Namun, penting untuk diingat bahwa reaksi kita terhadap warna tidak selalu bersifat mutlak atau baku, karena itu dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, kondisi biologis, dan latar belakang budaya individu kita.

Bagi para desainer dan pemilik merek, pemahaman akan dasar-dasar teori warna, simbolisme warna, dan psikologi warna adalah hal yang penting dalam upaya berkomunikasi secara efektif dengan audiens mereka. Hingga sekitar 90% dari kesan pertama seseorang terhadap produk bergantung pada pengaruh warna. Menggunakan warna yang tidak tepat bisa mengirimkan pesan yang salah, seperti menggunakan warna putih yang dalam budaya tertentu melambangkan kematian, untuk menyampaikan kesegaran.

Singkatnya, warna dalam desain memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan kita, termasuk dalam pengaruhnya terhadap emosi. Oleh karena itu, kita akan mengeksplorasi cara kelompok warna yang berbeda dapat mempengaruhi perasaan kita, dan bagaimana masing-masing warna dapat digunakan untuk membangkitkan emosi tertentu.

Warna dan Emosi

Rekomendasi warna

Cara kita menanggapi warna sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kecerahan, bayangan, dan apakah warnanya termasuk dalam spektrum sejuk atau hangat. Perbedaan yang halus ini memiliki dampak yang signifikan dalam menghubungkan warna dengan emosi. Mari kita melihat beberapa kategori utama warna dan bagaimana mereka mempengaruhi perasaan kita:

1. Warna-warna Hangat — Merah, Oranye, dan Kuning:

warna bahagia

Warna-warna seperti merah, oranye, dan kuning dianggap hangat dan sering kali dikaitkan dengan perasaan bahagia, optimisme, energi, dan semangat. Sebagai contoh, sinar matahari kuning dapat meningkatkan mood, sedangkan merah mawar dapat memicu kegembiraan. Di sisi lain, warna-warna hangat juga dapat menyiratkan peringatan atau bahkan bahaya, seperti warna tanda berhenti atau peringatan keselamatan. Merah, misalnya, seringkali digunakan dalam jaringan makanan cepat saji karena dapat merangsang nafsu makan.

2. Warna-warna Sejuk — Hijau, Biru, dan Ungu:

warna sejuk

Hijau, biru, dan ungu tergolong dalam warna-warna sejuk yang seringkali dianggap menenangkan, menyejukkan, dan menghadirkan perasaan kenyamanan. Di samping itu, warna-warna sejuk juga dapat menggambarkan sentuhan kelembutan atau kadang-kadang kesedihan, seperti yang terkait dengan musik blues atau istilah “baby blues.” Warna-warna ini sering dipilih oleh merek yang mempromosikan kesehatan, kecantikan, atau keamanan.

3. Warna-warna Bahagia:

warna senang

Warna-warna bahagia mencakup warna-warna cerah seperti kuning, oranye, merah jambu, merah, persik, merah muda muda, dan ungu. Semakin cerah dan terang warnanya, semakin besar kemungkinan kamu merasakan kebahagiaan dan optimisme. Kombinasi warna-warna cerah ini dapat menciptakan kesan meriah, seperti yang terlihat dalam festival Holi, atau mungkin menimbulkan kesan berlebihan dan kacau, seperti di lingkungan perkotaan yang padat.

4. Warna-warna Sedih — Abu-abu, Coklat, Krem, dan Biru Tua:

warna sedih

Warna-warna yang sering dikaitkan dengan perasaan sedih cenderung gelap, kalem, dan netral, termasuk abu-abu, coklat, krem, serta beberapa nuansa biru dan hijau. Di budaya Barat, hitam sering diidentifikasi sebagai warna berkabung, sementara di beberapa negara Asia Timur, putih dianggap sebagai warna berkabung.

5. Warna-warna yang Menenangkan:

warna tenang

Jika kamu ingin menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan, pilihlah warna-warna sejuk seperti biru, hijau, biru muda, ungu muda, mint, putih, dan abu-abu. Desain dengan penggunaan warna yang lebih minim cenderung menciptakan perasaan ketenangan.

6. Warna-warna yang Memberi Energi:

warna energic

Jika kamu ingin memberi energi pada suasana, warna-warna yang kuat, cerah, berpigmen tinggi, dan neon adalah pilihan yang tepat. Warna-warna seperti merah cerah, kuning, hijau neon, pirus, magenta, dan hijau zamrud memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi dan menonjolkan diri.

Dengan memahami peran beragam warna dalam menciptakan perasaan dan suasana, kita dapat lebih cerdas dalam penggunaan warna dalam berbagai konteks, mulai dari desain interior hingga branding dan pemasaran.

Warna Mempengaruhi Perasaan

Mari kita telusuri dampak yang beragam dari warna pada perasaan kita:

Merah:

merah

Merah seringkali diasosiasikan dengan gairah, energi, kemarahan, dan bahaya. Di berbagai budaya, warna merah juga dapat menggambarkan kegembiraan dan keberuntungan. Misalnya, dalam budaya Tiongkok, merah adalah warna yang sangat terkait dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Oranye:

orange

Oranye adalah warna yang energik dan memikat perhatian. Ini sering digunakan oleh merek yang ingin mengajak audiens untuk mengambil tindakan, seperti membeli produk atau mendaftar untuk informasi. Warna ini menciptakan perasaan antusiasme, keceriaan, dan kesenangan.

Kuning:

kuning

Kuning mengingatkan kita pada sinar matahari dan sering dihubungkan dengan perasaan bahagia, keceriaan, dan optimisme. Warna ini cerah, flamboyan, dan positif, meskipun penggunaan berlebihan dapat terasa terlalu mencolok bagi mata.

Hijau:

hijau

Hijau sering membuat kita merasa segar, optimis, dan rileks. Ini sering dikaitkan dengan alam dan memberikan kesan yang enak dipandang. Warna hijau digunakan oleh merek yang ingin menggambarkan pertumbuhan, keamanan, atau inspirasi.

Biru:

biru

Biru adalah warna yang menimbulkan perasaan ketenangan, kepercayaan, dan kenyamanan. Karena sifatnya yang tenang, biru sering digunakan oleh perusahaan besar seperti Twitter, Facebook, dan LinkedIn dalam desain logo mereka. Warna biru tua sering dikaitkan dengan kesan profesional, sementara biru muda dianggap lebih menenangkan dan bersahabat.

Ungu:

ungu

Ungu dikaitkan dengan kreativitas, misteri, royalti, dan kekayaan. Warna ini umumnya digunakan untuk menciptakan suasana misterius atau merasa mewah, dan juga menjadi populer dalam industri mata uang kripto.

Merah Jambu:

pink

Warna merah muda sering membuat kita merasa romantis, manis, dan lembut. Ini menciptakan suasana yang lucu dan sering kali digunakan dalam konteks romantis, tetapi juga bisa muncul dalam bentuk yang lebih modern atau mencolok.

Coklat:

coklat

Coklat menciptakan perasaan stabilitas, kenyamanan, dan dukungan. Ini adalah warna yang hangat dan ramah, seringkali dihubungkan dengan gaya yang klasik atau mapan.

Hitam:

hitam

Hitam menghadirkan kesan kekuatan, kemewahan, dan profesionalisme. Ini sering dikaitkan dengan kesederhanaan dan seriusitas, meskipun bisa juga muncul sebagai warna yang berani dan misterius.

Putih:

putih

Putih sering menciptakan kesan kesederhanaan, kedamaian, dan keanggunan dalam desain. Terlalu banyak warna putih dapat memberikan kesan dingin dan terlalu steril. Dalam beberapa budaya, warna putih juga dapat berhubungan dengan kepolosan atau kedamaian.

Abu-abu:

abu

Abu-abu sering dianggap sebagai warna yang serius, profesional, dan dapat diandalkan. Ini dapat menciptakan kesan yang lebih dewasa dan bertanggung jawab, meskipun kadang juga dianggap konvensional dan kurang menarik.

Warna memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek hidup kita, termasuk dalam psikologi dan emosi. Memahami bagaimana warna dapat mempengaruhi perasaan kita dapat membantu kita membuat pilihan yang tepat dalam desain, branding, atau bahkan pemilihan pakaian.

Warna dan Emosi saling Terkait Erat

emosi warna

Apakah kamu sedang merancang sebuah logo, membangun merek, atau bahkan hanya memilih pakaian untuk reuni sekolah yang sempurna, penting untuk diingat bahwa warna memiliki kemampuan untuk mengubah perasaan kamu serta pandangan orang lain terhadap kamu. Lebih jauh lagi, reaksi terhadap warna bisa bersifat subjektif, artinya apa yang membuat seseorang merasa senang dari warna kuning neon mungkin saja menjadi sumber ketidaknyamanan bagi yang lain. Oleh karena itu, penting untuk memilih warna dengan penuh pertimbangan dan selalu bijaksana untuk mencari bantuan dari para ahli jika diperlukan.

Ingin belajar mengenai desain? Ayo ikuti Program Digital Design & Illustration di IDS Education.

College BTEC

Mengapa memilih IDS sebagai tempat belajar desain? Karena dalam Program Digital Design & Illustration kami, kamu akan belajar untuk menggabungkan pemikiran kreatif, estetika desain, pembuatan ilustrasi, dan strategi komunikasi guna menciptakan karya desain unggul yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Kurikulum kami difokuskan pada aspek-aspek penting seperti tipografi, fotografi, ilustrasi, komposisi, dan pemahaman tentang pemanfaatan warna. Kami juga memberikan penekanan pada desain berbasis pengguna, termasuk design thinking, UI & UX. Kamu akan dibimbing dalam mengembangkan ide, merancang, dan menerapkan solusi desain yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan klien.

Tidak hanya itu, IDS juga memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan bisnis, sehingga kamu siap untuk berkarir di berbagai sektor industri kreatif maupun lingkungan startup. Bergabunglah dengan kami untuk mengasah bakat dan pengetahuan kamu dalam dunia desain digital yang dinamis.