Blog

BAGIKAN

2 Teknik dalam Membuat Plot Skenario

skenario

Skenario adalah sebuah naskah cerita yang digunakan untuk menggambarkan urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog dalam suatu karya audiovisual, seperti film, program televisi, drama, atau bahkan video game. Skenario berfungsi sebagai panduan bagi sutradara, aktor, dan kru produksi untuk memahami bagaimana cerita akan dieksekusi dalam bentuk visual dan audio. Orang yang bertanggung jawab untuk menulis skenario disebut scriptwriter atau penulis naskah.

Dalam membuat skenario, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah dalam membuat plot. Plot adalah dasar dari cerita, dan ini melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut.

Berikut adalah cara membuat plot dalam skenario. Apa saja? Berikut penjelasannya.

1. Three Acts

Three Acts

“Three Acts” adalah salah satu struktur naratif yang umum digunakan dalam penulisan skenario, cerita, atau naskah untuk film, televisi, dan teater. Struktur tiga babak ini membagi cerita menjadi tiga bagian utama, yang masing-masing memiliki tujuan dan fungsi tertentu dalam mengembangkan alur cerita. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang struktur tiga babak (Three Acts):

1. Babak Pertama (Act 1 – Pengenalan):

  • Babak pertama adalah babak pengenalan cerita. Di sini, penonton diperkenalkan kepada dunia cerita, karakter-karakter utama, latar belakang, dan konflik utama. Fungsi dari babak ini adalah untuk memperkenalkan penonton pada elemen-elemen penting yang akan menjadi dasar cerita. Biasanya, babak ini juga menciptakan kaitan emosional antara penonton dan karakter utama.
  • Karakter utama biasanya memiliki tujuan atau keinginan yang diperkenalkan dalam babak ini. Konflik utama juga mulai muncul, memicu perjalanan karakter menuju perubahan atau pencapaian tujuan mereka.
  • Babak pertama biasanya berakhir dengan “poin balik” (plot point), yang adalah momen penting atau kejadian yang mengubah arah cerita, meningkatkan konflik, atau menghadirkan tantangan baru.

2. Babak Kedua (Act 2 – Konfrontasi):

  • Babak kedua adalah babak konfrontasi. Inilah saat konflik utama dalam cerita berkembang dan mencapai puncaknya. Karakter-karakter utama berjuang untuk mencapai tujuan mereka, menghadapi rintangan, dilema, dan pertentangan.
  • Babak kedua umumnya lebih panjang dari babak pertama dan mencakup sebagian besar alur cerita. Ini juga biasanya berisi subplot, yang dapat memberikan kedalaman pada cerita dan karakter.
  • Puncak cerita seringkali terjadi di pertengahan atau mendekati akhir babak kedua. Puncak cerita ini adalah momen di mana karakter-karakter mencapai titik kritis dalam perjalanan mereka atau menghadapi konfrontasi yang signifikan.

3. Babak Ketiga (Act 3 – Resolusi):

  • Babak ketiga adalah babak resolusi. Ini adalah saat cerita mencapai titik klimaks atau resolusi konflik utama. Karakter utama harus mengatasi rintangan terakhir dan mencapai tujuan mereka atau mengalami transformasi yang signifikan.
  • Babak ketiga juga mencakup semua konsekuensi dari peristiwa yang terjadi dalam babak kedua. Ini adalah saat penonton mengetahui akhir dari cerita dan melihat bagaimana karakter-karakter menghadapinya.
  • Babak ketiga biasanya memberikan penutup untuk semua benang cerita utama dan subplot, sehingga memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana cerita berakhir.

Struktur tiga babak (Three Acts) adalah kerangka kerja yang membantu penulis dan pembuat cerita untuk mengorganisir alur cerita dengan baik, mempertahankan ketegangan, dan memastikan bahwa cerita memiliki perkembangan yang memuaskan. Ini adalah salah satu pendekatan yang paling umum digunakan dalam penulisan naskah untuk film dan televisi.

2. Delapan Sequences

8 Sequences

Delapan Sequences, juga dikenal sebagai “Eight-Sequence Structure,” adalah suatu metode struktur naratif yang digunakan dalam penulisan skenario, terutama dalam industri film. Struktur ini menguraikan cerita menjadi delapan rangkaian atau babak yang membentuk alur cerita yang kohesif dan memadukan elemen-elemen penting dalam sebuah naskah. Metode ini membantu penulis untuk mengorganisir cerita mereka dengan lebih terperinci daripada hanya menggunakan konsep tiga babak (Three Acts). Berikut penjelasan mengenai Delapan Sequences:

1. Sequence 1: Pendahuluan (Introduction):

  • Babak pertama adalah pengenalan karakter-karakter utama, dunia cerita, dan situasi awal. Tujuan utamanya adalah memperkenalkan penonton pada elemen-elemen dasar cerita.

2. Sequence 2: Konflik Pertama (Inciting Incident):

  • Babak kedua menciptakan konflik pertama yang mendorong cerita. Ini adalah momen yang memicu aksi dari karakter utama dan menggiring cerita ke arah utama konflik.

3. Sequence 3: Reaksi Karakter (Response):

  • Babak ketiga berfokus pada reaksi karakter terhadap konflik pertama. Mereka mulai merespons peristiwa dan masalah yang muncul.

4. Sequence 4: Pertengahan Akt 1 (Midpoint of Act 1):

  • Babak keempat merupakan titik tengah dari babak pertama dan sering kali berisi poin balik (plot point) yang mengubah arah cerita atau meningkatkan ketegangan.

5. Sequence 5: Peningkatan Konflik (Rising Action):

  • Babak kelima adalah tentang meningkatnya konflik dan ketegangan. Karakter utama berusaha mengatasi rintangan yang semakin rumit.

6. Sequence 6: Climax Akt 1 (Climax of Act 1):

  • Babak keenam mencapai puncak konflik dalam babak pertama. Ini adalah momen di mana semua ketegangan mencapai titik kritis.

7. Sequence 7: Perubahan Karakter (Character Change):

  • Babak ketujuh menyoroti perubahan karakter. Karakter utama mulai mengambil tindakan yang berarti untuk mengatasi konflik utama.

8. Sequence 8: Climax Akt 2 (Climax of Act 2) dan Resolusi (Conclusion):

  • Babak kedelapan mencapai puncak cerita keseluruhan, yang seringkali terjadi di babak kedua. Setelah itu, cerita meluncur menuju resolusi, dan semua benang cerita utama dan subplot diikatkan bersama untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana cerita berakhir.

Struktur Delapan Sequences memungkinkan penulis untuk merinci alur cerita dalam beberapa bagian yang lebih kecil, membantu mempertahankan ketegangan, memastikan perkembangan karakter yang kuat, dan memberikan keseimbangan antara aksi dan reaksi. Ini adalah alat yang berguna dalam penulisan naskah untuk film, dan banyak penulis skenario menggunakan struktur ini sebagai panduan untuk mengembangkan cerita mereka.

Nah, itu dia beberapa teknik yang biasa digunakan untuk membuat plot dalam skenario film. Bagaimana? Buat kalian yang sedang membuat skenario, cobalah dengan cara-cara di atas.

Tertarik untuk berkarier di industri film? Yuk belajar film di IDS | International Design School!

banner college

Mengapa harus kuliah film di IDS? Karena IDS memiliki Program Digital Film & Media Production mengajarkan keterampilan teknis dan estetika kepada mahasiswa untuk menciptakan film dan konten media beragam. Program ini dimulai dari pengembangan cerita, penulisan skenario, dan pembuatan storyboard hingga perwujudannya menjadi film. Mahasiswa juga akan belajar seluruh proses produksi yang mencakup penyutradaraan, manajemen produksi, sinematografi, tata artistik, tata suara, akting, dan penyuntingan. Selain itu, mereka akan mendapatkan panduan dalam memahami aspek manajemen dan bisnis konten dari sudut pandang pemasaran dan distribusi.