Blog
6 Jenis Kaligrafi yang Harus Dipahami Anak Desain
- May 6, 2020
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Seni kaligrafi adalah seni tulis yang berkembang di Jazirah Arab dan biasanya dikaitkan dengan agama Islam. Sebagian besar isinya diambil dari penggalan surah dalam kitab suci Al-Quran atau kalimat dari bahasa Arab. Seni kaligrafi yang masuk ke dalam seni rupa islam banyak dijumpai di masjid, dinding, kaca, dan lain sebagainya.
Zaman yang semakin berkembang tidak hanya membuat kaligrafi hanya dapat diukir di dinding atau benda-benda lainnya. Tapi, seni kaligrafi juga ditemui di poster, iklan, bahkan wallpaper HP. Nah, apabila kamu diminta untuk membuat desain bernuansa islami, biasanya akan memasukkan unsur kaligrafi di dalamnya. Berikut jenis-jenis kaligrafi yang lebih dulu harus kamu pahami.
1. Naskhi
Kaligrafi jenis Nashir biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari seni kaligrafi yang lain. Naskhi muncul pada awal abad ke-4 Hijriah. Tulisan ini muncul mengiringi maraknya penulisan buku dan Al-Quran, maka itu disebut “naskh” yang berarti naskah. Memiliki karakteristik yang luwes dan jelas dibaca, terutama jika ditambahkan syakal dan titik. Saat ini, Naskhi menjadi gaya tulisan baku untuk buku dan karya ilmiah, termasuk penulisan menggunakan mesin cetak dan komputer. Perlu ketelitian dan pengulangan yang rutin agar dapat menguasai seni tulisan ini.
2. Farisi/Nastaliq
Nama Farisi sendiri muncul dan populer di negeri Persia (Farsi). Jenis kaligrafi ini juga disebut Ta’liq karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki yang miring ke bawah dan ke kiri. Sedangkan sebutan Nastaliq, diambil karena fungsinya yang hampir sama dengan Naskhir atau naskah sebagai tulisan standar untuk buku pengetahuan.
Jika digabungkan, nasta’liq adalah gabungan dari kata Naskh dan Ta’liq. Sama seperti seni kaligrafi yang lain untuk menguasai jenis ini kamu memerlukan latihan yang banyak. Bahkan, cara penulisannya juga ada yang memerlukan dua mata pena agar memberi ketebalan yang berbeda pada huruf.
3. Tsuluts
Tsuluts merupakan jenis seni kaligrafi yang memberi kesan gagah, mewah, dan elegan. Jenis tulisan satu ini sangat sulit untuk dipelajari, sehingga tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk mendapat gelar “khattat”. Kaligrafi tsuluts terbagi menjadi dua, yaitu Tsuluts ‘aady (tsuluts biasa) dan Tsuluts jaliy. Tsuluts ‘aady biasanya ditulis menggunakan pena berukuran minimal 4 mm dan ditulis dengan gaya yang biasa dan jarang dibuat dengan bentuk yang rumit.
Sedangkan penulisan Tsuluts Jaliy menggunakan pena berukuran dua kali lipat dari Tsuluts ‘aady. Tulisannya juga dibentuk dengan gaya yang lebih rumit. Contohnya, bentuk murokkab (bersusun-susun), ma’kus atau mutanadzir (berpantulan), hingga bentuk binatang.
4. Kaligrafi Ijazah
Disebut Khat Tauqi’ (tanda tangan) karena khat ini berfungsi untuk menandai sebuah karya atau menulis sebuah pengakuan terhadap keahlian seseorang seperti murid dari gurunya. Memiliki usia yang cukup tua, usianya kembali kepada tulisan Yusuf As Sinjari tahun 200 H.
5. Diwany
Keindahannya membuat jenis kaligrafi Diwany sempat menjadi salah satu jenis yang dirahasiakan oleh Daulah Utsmaniyah. Setelah Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857 H, Diwany mulai dipublikasikan meskipun terbatas yaitu hanya pada penulisan diwan diwan resmi (pembukuan dokumen) Kerjaan Utsmaniyah. Terdapat tiga aliran Diwany, yaitu gaya Turki, Mesir, dan Baghdad. Keanggunan gaya tulisannya terdapat pada keluwesan dan banyaknya huruf-huruf yang memutar.
6. Khat Tumar
Kata Tumar berarti Shahifah (lembaran naskah). Ukurannya sangat besar dan dibuat dengan ukuran 24 bulu birdzaun. Sehingga jenis kaligrafi ini lebih sesuai digunakan di tembok. Khat jenis ini digunakan oleh para khalifah dalam catatan-catatan insya.