Blog
KASUS BLACK LIVES MATTER “GEORGE FLOYD” VIRAL, INI KISAH MURAL SEBAGAI SENJATA PERLAWANAN
- June 24, 2020
- Posted by: poweruser
- Category: Articles
George Floyd, seorang warga kulit hitam yang dibunuh oleh polisi kulit putih beberapa waktu lalu di Amerika menjadi simbol perlawanan global terhadap rasisme. Semasa hidupnya, George Floyd dikenal masyarakat luas sebagai “raksasa” berhati lembut meski dirinya memiliki beberapa catatan kriminal.
1. Perjalanan hidup George Floyd yang penuh perjuangan
George Floyd tumbuh di Third Ward, yang merupakan sebuah lingkungan miskin. Guru SD Floyd mengatakan jika saat usia 7 tahun ia bercita-cita menjadi hakim Mahkamah Agung. Kemudian ia tumbuh besar menjadi sosok kakak bagi sebagian besar anak laki-laki di SMA Jake Yates. Teman-temannya menyebutkan jika Floyd jago di lapangan, meski terlihat “sangar” ia punya hati yang lembut.
Pada 1990-an, Floyd terjun ke ranah hip-hop Houston dengan nama “Big Floyd”, sayangnya ia tidak bisa lepas dari kehidupan underground-nya. Floyd ditangkap beberapa kali karena pencurian dan pengedaran narkoba. Setelah dipenjara, dia bertaubat sembari mendalami agama dan dekat dengan pendeta sebuah gereja di Bangsal Ketiga. Ia kemudian sering melakukan pelayanan agama. Pada tahun 2014, ia pindah ke Minneapolis untuk mencari kehidupan yang lebih stabil. Floyd bekerja sebagai sopir truk untuk Salvation Army dan kemudian sebagai penjaga pintu di sebuah bar.
Namun sayang pada 25 Mei lalu, Floyd meninggal karena sesak napas akibat lehernya ditekan oleh lutut seorang petugas polisi. Kejadian ini terekam dalam sebuah video yang seketika viral dan menggemparkan dunia.
Penghormatan pada George Floyd lewat mural
Warga Third Ward di Houston kemudian memberikan penghormatan pada George Floyd melalui dua buah mural di kota tempat ia dibesarkan. Mereka membuat mural “Big Floyd” dengan desain berupa lukisan wajah George Floyd yang dihias sayap malaikat dan lingkaran cahaya disekitar kepalanya.
edition.cnn.com
Bukan cuma di Houston, warga dunia menyatakan dukungannya bagi masyarakat kulit hitam dan kaum minoritas dengan gaungan Black Lives Matter dan ikut menggambar mural di negaranya masing-masing. Di Berlin, para seniman membuat mural wajah George Floyd dengan tulisan ‘I Can’t Breathe’. Serupa dengan seorang seniman bernama Aziz Asmar yang berasal dari Suriah, juga ikut menyatakan solidaritasnya melalui mural. Ia menggambar sosok George Floyd dari sisa bangunan yang runtuh.
Zawya.com
Satu lagi mural karya seniman Inggris yang kemudian jadi viral. Mural ini menggambarkan ibu jari dan telunjuk antara dua orang yang saling bersentuhan membentuk sebuah hati. Mural ini dilukis oleh seniman bernama Nathan Murdoch di daerah Millfield yang juga dilanda ketegangan rasis pada November lalu. Dikatakan oleh BBC jika Murdoch memang diminta oleh lembaga amal lokal Dispora untuk membuat karya seni, menyuarakan anti rasisme.
Melalui muralnya, Murdoch ingin menyampaikan bahwa “apapun warna kulit kita, sesungguhnya kita semua sama”. Karya Murdoch ini menjadi viral setelah seseorang mengunggah foto muralnya di sosial media. Bukan hanya mural saja, sebetulnya ada banyak karya seni dari para seniman yang juga ikut mendukung keadilan untuk George Floyd serta korban kekerasan kepolisian Amerika.