Blog
6 Hal yang Wajib Kamu Lakukan dalam Mendesain UX untuk Startup
- October 6, 2020
- Posted by: ids
- Category: Articles
Siapapun yang terjun dalam dunia desain pasti tahu bahwa cara praktek terbaik dalam bidang desain adalah dengan tahu bagaimana pentingnya mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk UX development.
Dalam dunia startup yang kini semakin berkembang, ditambah programer yang mungkin tidak terlalu paham tentang pentingnya memahami soal styling font, menyebabkan desain UX mereka terlihat membingungkan, dan pada akhirnya menimbulkan banyak pertanyaan. Karena itu, mendesain UX untuk startup tidak bisa dibilang mudah.
Supaya kamu lebih mudah memahami bagaimana desain UX untuk startup, yuk simak ulasan berikut!
1. Pilih Desain yang Sesuai
Kamu mungkin memiliki banyak ide dan telah kamu tuangkan dalam berbagai bentuk desain, namun itu tidak berarti kamu bisa memilih begitu saja desain yang akan kamu gunakan. Karena pada dasarnya UX masih bagian dari software development, maka kamu harus bisa membuat para pengguna terbiasa dengan desain baru yang kamu tawarkan. Patuhi standar UX yang ada, berikan pengguna sesuatu yang dikenali bukan yang revolusioner. Karena biasanya pengguna tidak terlalu memperdulikan desain yang cantik, jadi usahakan desainmu menarik dan membuat pengguna terkesan.
2. Psikologi “Pengguna Adalah Raja”
Marketer sering mengatakan bahwa konten adalah raja. Ini salah, user psychology adalah raja, karena konten hanyalah salah satu cara untuk mempengaruhi psikologi user. Faktanya, desainer UX papan atas adalah ahli psikologi, mempelajari dengan cermat bagaimana dan mengapa pengguna melakukan tindakan tertentu.
Pengguna akan bervariasi dalam berbagai cara. Kamu tidak bisa menjelaskan semua keinginan pengguna, tapi bisa melakukan banyak riset dan menghasilkan persona umum yang mencakup sebagian besar target audiens kamu.
Jika persona 1 memiliki banyak disposable income, tetapi persona 2 tidak, dan keduanya penting untuk desain kamu, maka kamu perlu menemukan cara untuk mengakomodasi keduanya, bukan hanya berfokus pada salah satunya.
3. Buatlah SImple
Desain sederhana lebih mudah untuk diperagakan, dipahami, dijalankan dan dipelihara. Kamu juga selalu bisa menambahkan sesuatu kembali pada desain UX itu ketika ada permintaan untuk pengembangan atau penambahan desain.
4. Maintain dengan Konsisten
Beberapa layout kadang bisa memusingkan dan membuat kesal para pengguna, karena itu sangatlah penting untuk membuat desain UX-mu konsisten di setiap aspek. Kembali ke rules nomer satu, kamu bisa melihat gambaran tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dengan layout-mu dengan melihat tema standar di website creator Shopify Mengubah warna? Tidak masalah. Mengubah font? Tidak masalah. Mengubah ikon dan navigasi? Bukan ide yang bagus karena itu bisa membuat pengguna bingung.
5. Jangan Berhenti Iterasi
Kamu tidak bisa membuat desain UX yang selesai dalam satu kali pembuatan. Butuh waktu untuk melalui semua tahapan, mulai dari menghasilkan ide, membuat prototipe, menguji prototipe, dan banyak hal lagi. Pastinya kamu akan terus mengulangi prosesnya jika ingin membuat pekerjaanmu sebaik mungkin. Jadi jangan membuang energi dengan menyempurnakan segalanya dalam proses awal desain.
6. Gunakan Copy yang Sebenarnya
Dalam sejarah UX design, seseorang memutuskan bahwa membuat layout dan mengisinya dengan teks palsu (biasanya Lorem Ipsum) adalah ide yang bagus. Karena teks adalah komponen utama UX, ini mengarahkan orang untuk menjauh dan menuju ke area tertentu dan memiliki efek langsung pada tampilan interface.
Sedini mungkin, tambahkan beberapa salinan yang bermakna ke desain UX kamu, dan mulailah dapatkan feedback dari user di berbagai aspek. Ini bisa memberikan perbedaan besar pada kualitas akhir produk desain kamu.