Blog
Anak Kuliah Design Wajib Tahu Tentang Lean UX
- September 17, 2021
- Posted by: nita
- Category: Articles
Sebagai anak kuliah design/sekolah design, kamu wajib tahu tentang Lean UX. Lean sendiri adalah sebuah konsep yang awalnya digunakan untuk proses manufaktur perusahaan Toyota di tahun 1930-an. Keberhasilan lean membuatnya digunakan juga dalam proses UX (user experience) juga.
Konsep dan metode ini terus disempurnakan dengan berkembangnya metode development agile. Lean UX kemudian jadi semakin sering digunakan oleh para profesional karena bisa meningkatkan efektivitas desain. Bila kamu ingin terus mengikuti perkembangan desain, maka Lean UX adalah hal yang harus kamu pelajari juga.
Apa Itu Lean UX?
Dalam buku yang ditulis oleh Jeff Gothelf, “Lean UX: Designing Great Products with Agile Teams” dijelaskan bahwa sistem ini dicetuskan saat ia merasa kesal dengan management system tim UX-nya di kala itu. Adanya proses Lean UX ini, proses kerja tim jadi lebih cepat
Menurut UX Planet, lean UX memiliki fokus untuk mencapai tujuan akhir dibanding proses desain UX tradisional. Karena dalam proses desain UX tradisional, ada banyak tahap yang kurang efektif sehingga manajemen waktunya dirasa kurang efisien.
Proses lean UX sendiri mengupayakan agar tim bisa mendapat feedback dengan cepat. Adanya feedback membuat tim bisa langsung mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah dapat mencapai hasil yang diinginkan. Kamu yang saat ini kuliah design dan ingin tahu salah satu hasil desain UX dengan konsep lean bisa melihat situs Dropbox.
Navigasi Dropbox sederhana dan mudah, pengunjung bisa langsung menemukan apa yang dibutuhkan dan dicari dengan cepat. Untuk mencapai hasil efektif dan efisien layaknya Dropbox ini, kamu butuh proses testing, iterating, dan learning yang berulang-ulang supaya bisa memberikan hasil sebaik mungkin.
Ada tiga tahapan dalam lean UX, yaitu think, make, dan check. Seluruh tim yang terlibat dalam sebuah proyek desain UX harus meningkatkan proses sebuah produk berdasarkan fase-fase tersebut.
- Think
Sesuai judulnya, think adalah sebuah proses berpikir atau brainstorming yang dilakukan untuk memikirkan aspek apa saja yang harus dikembangkan berdasarkan feedback para pengguna, customer research, pembanding dengan kompetitor dan observasi terhadap produk. Di tahapan akhir proses ini, tim akan memutuskan aspek aspek mana yang perlu peningkatan kualitas.
- Make
Setelah melalui fase brainstorm, langkah selanjutnya adalah membuat fitur baru sebuah produk berdasarkan hasil brainstorming tadi. Pembuatan fitur baru ini harus mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.
- Check
Setelah pembuatan fitur baru, tentu saja kamu butuh pengecekan. Tim yang mengerjakan lean UX akan melakukan tes menggunakan berbagai macam tool seperti UX survey, A/B testing, dan lain-lain. Tujuan diadakannya tes ini adalah melihat apakah hipotesis yang dilakukan oleh tim sudah terbukti benar. Selain itu, tim juga bisa tahu bagaimana respon pelanggan terhadap fitur baru yang sudah dibuat. Jika hasil kurang memuaskan, maka kamu harus mengulang ke proses awal.
Lean UX punya banyak kelebihan untuk kamu yang kuliah design atau sekolah kedepannya. Pasalnya, dengan Lean UX kamu bisa hemat biaya, hemat waktu, apalagi lean UX bersifat user-centered dan data-driven.
Kamu bisa belajar lean UX dari para ahli dengan memilih kuliah design di sekolah design IDS | International Design School. IDS juga menyediakan kursus desain untuk kamu yang ingin belajar design dalam waktu lebih pendek. Cek website IDS atau linktree di bio Instagram IDS untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran, webinar, dan voucher Pra Kerja.