Daftar 11 Film Superhero DC yang Gagal Meraih Popularitas
Film bertema Superhero hingga kini masih disukai banyak orang. Bila Marvel melalui MCU nya berhasil bertahan dalam menghasilkan tokoh pahlawan favorit, DC pun tak mau kalah saing. Melalui proyek DCEU atau DC Extended Universe, Warner Bros telah merencanakan untuk memperpanjang jagat perfilmannya selama 10 tahun kedepan.
DCEU dimulai dengan Man of Steel yang dirilis pada tahun 2013. Hingga kini DCEU berupaya untuk melanggengkan karakter-karakter komik DC melalui film layar lebar. Sebelum DCEU berkembang, DC menorehkan banyak kegagalan dalam sejarah perfilman mereka.
Mau tau apa saja film-film hasil produksi DC yang gagal? Berikut daftar 11 film Superhero DC yang gagal meraih popularitas sebelum adanya DCEU!
- Superman III (1983)
Sebagai pelengkap dari trilogi Superman, Superman III diharapkan untuk menjadi film yang apik. Namun pada kenyataannya, Superman III sangat jauh dari harapan. Lex Luthor yang muncul sebagai musuh baru Superman malah terlihat konyol dan tidak memberikan kesan yang baik bagi penonton. Komedi yang disuguhkan juga meleset dari sasaran. Meski terdapat pertandingan yang seru dalam film ini, namun hal itu tidak lantas dapat menyelamatkan Superman III.
- Supergirl (1984)
Supergirl merupakan kelanjutan dari dari Superman III, namun sayangnya film ini tidak populer di kalangan penonton, selain itu Christopher Reeve juga tidak melanjuti perannya sebagai Superman. Banyak penonton yang mengatakan kalau cerita dari Supergirl terlalu berbelit-belit dan tidak original, sedangkan kritikus film memiliki pendapat yang berbeda dan malah mendapat pujian sebagai film superhero wanita pertama.
- Superman IV: The Quest For Peace (1987)
Film Superman keempat ini dicap sebagai film Superman terburuk sepanjang masa. Dialog dan plot yang terjadi terkesan tidak masuk akal dengan efek visual yang murahan. Nuclear Man sebagai musuh Superman pun terlihat sangat mudah untuk dikalahkan. Film ini menjadi penampilan terakhir Christopher Reeve sebagai Superman. Reeve bakal menyesal karena terlibat dalam film ini, meskipun Reeve terbilang ikonik sebagai karakter DC.
Meskipun Superman III mendapat nilai yang buruk dari kritikus, namun sebenarnya dibanding Superman IV, Superman III performanya cukup baik.
- The Return of Swamp Thing (1989)
Hal ini cukup aneh bahwa DC memutuskan untuk memproduksi The Return of Swamp Thing karena film pendahulunya, Swamp Thing menarik perhatian dan malah lebih populer daripada Supergirl. Namun, sekuel dari Swamp Thing ini terkesan tidak serius dalam proses produksinya, penonton dibuat kebingungan antara apakah The Return of Swamp Thing termasuk film horor atau film komedi. Mengakibatkan film ini kehilangan kredibilitasnya di mata penonton.
- Batman Forever (1995)
Film Batman dan Batman Returns sebenarnya tidak memiliki masalah yang begitu serius, bahkan kedua film tersebut sukses di pasaran. Masalahnya terletak pada trilogi Batman yang berjudul Batman Forever. Film ketiga Batman ini dipegang oleh Joel Schumacher, yang sebelumnya diarahkan oleh Tim Burton.
Di tangan Joel Schumacher, karakter Batman terlalu berbenturan dari penggambaran Batman oleh Tim Burton.
- Batman & Robin (1997)
Batman & Robin adalah film DC hasil Joel Schumacher lainnya yang gagal. Meski secara pendapatan Batman & Robin berhasil meraih keuntungan, film ini memiliki kinerja yang buruk dibandingkan dengan film-film Batman sebelumnya. Bahkan Batman & Robin menjadi film Batman dengan pendapatan terendah.
Aktor pada film ini cukup gagal untuk memainkan perannya. George Clooney sebagai Batman tidak menunjukkan performa yang baik, selain itu musuh yang ada tidak menunjukkan sisi yang gelap, dialog yang ada pun terdengar klise. Sehingga kritikus benar-benar menyerang film ini.
- Steel (1997)
Film Steel adalah film lainnya dari DC yang gagal menunjukkan sisi komedi. Adegan aksi dalam film ini tidak terasa mulus dengan efek visual yang lagi-lagi terlihat murahan. Untuk biaya produksi, anggaran Steel memang hanya sebesar $16 juta dan hanya menghasilkan $1,7 juta.
- Catwoman (2004)
Film ini menemukan Halle Berry yang cocok untuk memainkan peran eponymous anti-hero, yang telah lama memiliki hubungan kompleks dengan Batman di komiknya. Namun, daripada membuat karakter kucing pencuri yang licik, Catwoman memiliki perubahan latar belakang yang jauh berbeda, yaitu sebagai pegawai perusahaan kosmetik biasa.
Hampir setiap aspek pada film ini dikritik dan mendapat penilaian yang buruk. Catwoman akhirnya menjadi film DC yang gagal, dari modal sebesar $100 juta, Catwoman merugi dengan menghasilkan hanya $82 juta.
- The Losers (2010)
Sama seperti The Losers yang sering dilupakan dalam komiknya, dalam bentuk film pun The Losers tidak sering diingat. Film ini dibintangi oleh Jeffrey Morgan, Idris Elba, Zoe Saldana, dan Chris Evans, jajaran aktor yang kini sukses dalam film-film Marvel itu sebenarnya memiliki kinerja yang baik. Namun masalah The Losers terletak pada studio dan produser yang ada.
- Jonah Hex (2010)
Meskipun Jonah Hex dibintangi oleh aktor ternama seperti Josh Brolin, John Malkovich, dan Michael Fassbender, Jonah Hex rugi besar-besaran. Dengan biaya produksi menyentuh angka $47 juta, Jonah Hex tidak untung sama sekali dengan pendapatan di bawah $11 juta. Setelah penayangannya selama seminggu, Jonah Hex digempur habis-habisan oleh kritik. Naskah Jonah Hex cenderung berantakan dengan adegan yang tanpa tujuan, performanya sangat kaku, dan ceritanya tipis.
- Green Lantern (2011)
Dengan Ryan Reynold sebagai pemainnya, Green Lantern diperkirakan akan meraih kesuksesan. Film kerja sama antara DC dengan Warner Bros ini mengeluarkan biaya produksi sebesar $200 juta, namun Green Lantern hanya menghasilkan $219 juta dari penayangannya secara global.
Sebenarnya Green Lantern seharusnya menjadi film pertama dari DCEU, namun karena film ini tidak diterima dengan begitu baik Warner Bros memutuskan untuk memulai DCEU dengan Man of Steel.
Apakah kamu sebelumnya sudah mengetahui daftar film superhero DCy ang gagal di atas? Atau baru pertama kali ini mengetahuinya? Dalam berkarya tentu kita akan menghadapi kegagalan.
Adapun salah satu cara menghadapi kegagalan yaitu dengan mempersiapkan diri dengan baik. Seperti mencari lebih banyak ilmu dan pengalaman.
Program Digital Film & Media Production IDS adalah salah satu program terbaik bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam soal perfilman.
Kurikulum Program Digital Film & Media Production IDS sengaja dirancang untuk menghasilkan mahasiswa yang berkompetensi dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Materi yang akan diberikan pun beragam, mulai dari penulisan skenario hingga teknik penyutradaraan.
Mahasiswa juga dibekali dengan pengalaman yang cukup agar siap memasuki dunia perfilman secara langsung.
Untuk itu pada proses belajar mahasiswa akan dibimbing langsung oleh praktisi film.
Kamu tertarik untuk membuat film superhero-mu sendiri? Ikut Program Digital Film & Media Production adalah langkah pertamanya! Yuk segera daftarkan dirimu ya.