Kenalan dengan Tatik Setyowati, Animator Kelas Dunia Asal Malang
Tahukah kamu bahwa ternyata Indonesia memiliki anak bangsa yang sudah menjadi Animator kelas dunia dan terlibat film Disney? Dia adalah Tatik Setyowati, Animator Kelas Dunia Asal Malang. Bagi kamu yang ingin kenalan dengan Tatik lebih lanjut, silakan baca artikel ini sampai selesai ya!
Perjalanan Tatik Setyowati Menjadi Animator
Tatik yang sudah menggeluti dunia animasi sejak masih duduk di bangku sekolah. Ia tidak menyangka bahwa jurusan animasi yang diambilnya ternyata tidak semudah yang dibayangkannya. Dulu, dia mengambil jurusan tersebut hanya karena dia menyukai gambar. Terlanjur masuk ke jurusan animasi, Tatik pun berusaha untuk memaksimalkan kemampuannya agar dapat menguasai teknik-teknik keterampilan animasi.
Tantangan Menjadi Animator
Saat menggeluti dunia animasi, tentu ada hal-hal yang dirasa menjadi tantangan. Tantangan pertama yang dirasakan adalah hanya sedikit wanita yang memilih menjadi animator. Sehingga dia merasa hal tersebut menjadi kesulitan sekaligus tantangannya.
Selain itu, menurut Tatik, dunia animasi butuh sentuhan yang komprehensif. Bagaimana agar sebuah gambar yang dibuat dapat menghasilkan pergerakan yang hidup, tidak hanya gambar yang bergerak saja. Bagi Tatik, prinsip animasi tidak hanya semua dimasukkan sehingga jadi asal gerak tetapi waktu dan spasinya tidak ada, tetapi tetapi harus ada feel-nya. Jika feel tidak terasa, nantinya malah akan menjadi seperti robot.
Kesulitan selanjutnya yang dirasakan oleh Tatik adalah sulitnya menyesuaikan jam kerja. Terutama ketika ada deadline yang memaksa Tatik untuk begadang menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Bahkan Tatik pernah merasakan tidak bisa tidur 3 hari dikarenakan terlalu banyak kerjaan sehingga keteteran.
Tantangan-tantangan yang dirasakan Tatik tersebut tidaklah dijadikan halangan dan membuat Tatik menyerah. Malah tantangan-tantangan tersebut dapat dilaluinya sehingga saat ini kemampuan yang dimilikinya dapat membawanya dipercaya oleh banyak pihak, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memproduksi animasi.
Bagi Tatik, salah satu karya yang hingga saat ini dianggap sangat berkesan adalah animasi Vampirina dari Disney. Ia mendapatkan kesempatan untuk menggarap Vampirina season 1 saat magang di Batam. Setelah itu, Tatik kembali dapat kesempatan untuk menggarap Vampirina season 2 saat masih bergabung dengan sebuah studio musik. Pengalaman tersebut dianggap berkesan karena pada saat itu Tatik baru saja bergabung ke dalam dunia animasi tetapi sudah mendapatkan tantangan yang besar.
Berbekal dengan pengalaman-pengalamannya, saat ini Tatik mampu membuat sekitar 250 frame per harinya. Dengan jumlah frame tersebut, Tatik mampu menciptakan animasi dengan durasi sekitar 10 detik. Jika dalam satu menit animasi butuh sekitar 1500 frame, maka paling cepat dibutuhkan waktu 3 hari untuk membuat sebanyak 1269 frame.
Saat ini, Tatik memiliki mimpi untuk bisa menggarap animasi kelas dunia lainnya dan juga ingin berkuliah di luar negeri. Salah satu mimpinya adalah bisa mengerjakan animasi Frozen. Tatik pun bermimpi untuk bekerja di luar negeri karena masyarakat Indonesia belum terlalu mengapresiasi karya animasi, tidak seperti di luar negeri. Padahal menurut Tatik, banyak potensi dari generasi muda animator di Indonesia yang tidak kalah dengan animator dari luar negeri.
Tatik pun berharap para animator muda, terutama animator perempuan, untuk tidak minder dan dapat bersaing dengan animator kelas dunia lainnya serta mampu memberikan yang terbaik. Selain itu, Tatik pun mendorong agar lebih banyak animator yang kualitasnya sesuai dengan yang diinginkan oleh industri, jangan hanya sekedar lulus jurusan animasi.
Kalau kamu tertarik dengan dunia animasi dan ingin mempelajarinya, IDS | International Design School menyediakan sekolah animasi sebagai jalan kamu mendalami passion kamu dalam dunia animasi. Kamu juga bisa mendapatkan gelar bachelor dari universitas ternama di luar negeri lewat program Pathway.