2 Series yang Menggunakan Virtual Production, Adakah Favoritmu?
Apakah kamu mengenal teknologi yang disebut dengan virtual reality (VR) yang sudah banyak diterapakan dalam berbagai industri? Biasanya teknologi ini digunakan untuk virtual training, virtual exhibition, virtual expo virtual tour, dan lainnya. Ternyata dalam dunia perfilman ada salah teknologi lainnya yang beberapa tahun ini sudah digunakan oleh Hollywood, yaitu virtual production.
Mengenal Virtual Production
Virtual production atau produksi virtual adalah teknologi yang menggantikan layar hijau atau biru yang biasanya digunakan dalam pembuatan film atau series. Teknik yang biasanya digunakan oleh para filmmaker adalah teknik 3D rendering, penggunaan avatar, dan The Volume.
Teknik dalam virtual production menggambungkan dunia digital dengan dunia nyata secara real time. Dengan teknologi ini, para filmmaker bisa membuat visual film menjadi tanpa batas segingga bisa menciptakan film yang sesuai harapan.
The Volume
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa The Volume digunakan dalam virtual production, mari mengenal lebih lanjut mengenai The Volume yang perupakan perkembangan teknologi StageCraft yang dikembangkan oleh perusahaan efek visual dari Amerika Serikat yang bernama Industrial Light & Magic. StageCraft adalah set dan panggung virtual yang dillengkapi dengan layar LED yang bisa menampilkan video 360 derajat.
The Volume adalah LED raksasa berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi 8 meter dan panjang 47 meter yang digunakan dalam pembuatan film The Mandalorian. Layar LED raksasa ini dapat menampilkan gambar lingkungan digital secara 2D atau pun 3D.
Series yang Menggunakan Virtual Production
Berikut 2 series yang menggunakan teknologi virtual production yaitu:
- Star Wars: The Mandalorian
Series yang bergenre fiksi ilmiah dan memiliki penggemar dari seluruh belahan dunia ini menggunakan teknik virtual production dalam pembuatannya. Series yang sudah memiliki banyak sekuel ini muncul kembali dengan The Mandalorian yang bercerita tentang petualangan Din Djarin yang merupakan tokoh utama dalam series tersebut dan diperankan oleh aktor Pedro Pascal.
Dalam pembuatan film ini, lebih dari 50 persen dalam musim pertamanya menggunakan The Volume loh! Dengan teknologi ini membuat kebutuhan pengambilan ga,bar di lokasi digantikan dengan lingkungan digital yang dirender secara real time. Proses render ini juga didukung dengan penggunaan lampu cahaya yang tepat sehingga membuat film terlihat lebih realistis.
Dengan teknik tersebut dalam pembuatan series ini menjadi jembatan untuk membantu film dan series diproduksi dengan cara yang lebih efisien dan efektif. Selain itu, biaya, jadwal, dan kerumitan produksi pun dapat terbantu.
- 1899
1899 merupakan series besutan Netflix, sebuah penyedia layanan streaming film atau series online. Bercerita mengenai kisah para imigran yang hendak melakukan perjalanan menuju New York menggunakan kapal, series ini pun menggunakan virtual production dalam pembuatan fimnya. Keputusan penggunaan teknik ini diawali dengan pandemi yang terjadi pada awal tahun 2020.
Dalam pembuatan series ini, para tim produksi menerapkan virtual storyboards dan pengambilan gambar lokasi secara 360 untuk memasang The Volume. Storyborads yang mereka gunakan didukung dengan penggunaan perangkat VR yang dapat dilihat oleh tim yang bekerja. Selain itu, storyboards tersebut pun dilengkapi dengan avatar para pemeran dan desain konsep 3D environment yang disesuaikan dengan tema series ini.
Ternyata selain menggunakan teknik virtual production, proses casting untuk series ini pun dilakukan secara virtual melalui zoom loh! Proses tersebut pun dapat mebantu efisiensi saat pembuatan series ini selama 2 tahun sejak awal pandemi. Dengan teknik-teknik virtual yang mereka gunakan, membuat pengerjaan menjadi efektif dan hemat waktu.
Dengan teknik virtual production ini, ternyata banyak aspek yang dapat terpengaruh. Selain menjadi lebih efektif dan efisien, tentu harapan lainnya adalah hasil film atau series akan terlihat lebih baik dan lebih nyata agar bisa lebih relate kepada penontonnya.
Tertarik untuk belajar animasi? Yuk gabung di IDS | International Design School
Kenapa IDS? Karena memiliki program Digital Animation & Games. Program Digital Animation & Games memberikan mahasiswa kemampuan kreatif dan teknis dalam produksi animasi, efek visual, dan game. Mereka mempelajari ide, storytelling, desain karakter, dan hasil karya berstandar internasional. Menggunakan perangkat lunak Autodesk Maya & Unreal, mahasiswa mendalami animasi, gerakan karakter, dan visual effects. Selain itu, mereka belajar tentang game design, tingkatan permainan, dan pengalaman bermain. Program ini menyiapkan mahasiswa untuk karier di industri yang berkembang dengan kemampuan profesional tinggi.