Blog
Kenali Mata Kuliah Scriptwriting untuk Mahasiswa di IDS | BTEC
- December 8, 2025
- Posted by: Bayu
- Category: Articles
Dengan metode kuliah berbasis praktik, International Design School (IDS | BTEC) berkomitmen mengajarkan mata kuliah yang paling penting untuk karir masa depan para mahasiswanya. Mulai dari semester pertama, mahasiswa sudah diajarkan mata kuliah yang memang dibutuhkan di dunia industri, salah satunya adalah Scriptwriting. Mata kuliah ini diajarkan di semester awal karena kemampuan bercerita adalah kunci utama dalam dunia kreatif. Setiap karya desain, animasi, dan film pasti membutuhkan cerita yang jelas, terarah, dan relevan dengan audiens.
Mata kuliah Scriptwriting dirancang untuk semua mahasiswa semester pertama dari semua program studi: Digital Design & Illustration, Digital Animation & Games, dan Digital Film & Content Production. Melalui mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa bisa menerapkan keterampilan penulisan naskah (Scriptwriting) di berbagai format media, mulai dari: Advertising Copy, Pre-Production Story Scripts, dan Full Short-Film Scripts.
Di artikel ini, kami akan membahas secara mendalam apa itu mata kuliah Scriptwriting di IDS | BTEC, apa saja yang diajarkan, bagaimana metode belajarnya, siapa pengajarnya, dan apa hasil akhir (final output) yang akan dibuat oleh mahasiswa.
Mengenal Mata Kuliah Scriptwriting
Di industri kreatif, ide yang bagus tidak cukup jika tidak bisa dikomunikasi dengan baik. Mata kuliah Scriptwriting akan membantu mahasiswa untuk menyusun ide secara terstruktur, menyampaikan pesan dengan jelas melalui visual, dan menghindari karya yang bagus secara teknis tapi lemah secara konsep penceritaan. Dengan bekal pelajaran penulisan naskah ini, diharapkan mahasiswa lebih siap menghadapi proyek desain, animasi, dan film di semester berikutnya.
Mata kuliah Scriptwriting menjadikan teknik penulisan naskah sebagai pondasi dari desain naratif dan penceritaan visual (visual storytelling). Tujuan utamanya adalah membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide berdasarkan pendekatan iteratif untuk memecahkan masalah dalam praktik kreatif. Ditambah lagi, mereka juga bisa mengeksplorasi teknik, media, dan format untuk mengkomunikasikan ide dan konsep untuk beragam audiens (diverse audiences).
Penempatan mata kuliah penulisan naskah di semester awal sangat krusial karena fokus mata kuliah ini tidak terbatas pada satu format media saja. Scriptwriting akan melatih mahasiswa di 3 jurusan untuk mengaplikasikan dasar penulisan naskah di berbagai format media, contohnya:
- Mahasiswa Jurusan Desain Grafis: Berguna saat membuat advertising copy & narasi singkat di media promo cetak dan digital.
- Mahasiswa Jurusan Animasi & Games: Berguna saat membuat naskah cerita di tahap pra-produksi.
- Mahasiswa Jurusan Film: Berguna saat membuat naskah baik untuk film pendek.
Kenapa Mata Kuliah Ini Diajarkan di Semester Pertama?
Sama seperti mata kuliah Digital Graphic Fundamentals, Penulisan Naskah (Scriptwriting) juga diajarkan kepada seluruh mahasiswa lintas program studi sejak semester pertama. Mata kuliah ini menjadi salah satu dasar terpenting karena setiap karya visual selalu berawal dari satu hal yang sama, yaitu cerita.
Sebelum mahasiswa masuk ke aspek teknis seperti desain, animasi, atau produksi film, mereka perlu memahami bagaimana sebuah ide dibangun. Mulai dari merumuskan konflik, menciptakan karakter, hingga menyusun alur cerita yang jelas dan mudah dipahami audiens. Tanpa fondasi ini, karya visual berisiko hanya menarik secara tampilan, tapi lemah dalam penyampaian pesan.
Di IDS | BTEC, Scriptwriting diposisikan sebagai fondasi berpikir naratif, bukan sekadar belajar menulis dialog. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa dilatih memahami cara menyampaikan pesan secara visual, emosional, dan terstruktur, sehingga cerita yang dibangun dapat terhubung dengan audiens.
Lalu, kenapa Scriptwriting perlu diajarkan ke semua program studi? Karena di dunia kerja kreatif, batas antar disiplin sangat tipis. Seorang desainer membutuhkan pemahaman cerita agar pesan visualnya efektif, animator memerlukan narasi supaya karyanya menarik untuk ditonton, dan bagi filmmaker, script atau naskah adalah elemen paling vital yang menentukan arah keseluruhan produksi.
Tujuan Pembelajaran Utama
Melalui mata kuliah Scriptwriting, mahasiswa IDS | BTEC diharapkan tidak hanya mampu menulis naskah, tetapi juga memiliki pemahaman menyeluruh tentang proses pengembangan ide dan komunikasi cerita secara visual. Tujuan pembelajaran yang utama dari mata kuliah ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan berpikir kreatif yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri.
Berikut adalah tiga tujuan utama yang akan dicapai mahasiswa:
- Eksplorasi Ide dan Pemecahan Masalah. Dengan fokus pada pengembangan kerangka berpikir iteratif dan inovatif, mahasiswa diajarkan untuk tidak puas pada ide pertama (first draft). Proses iterative drafting (pitch, outline, revision) yang diajarkan merupakan inti dari pemecahan masalah kreatif yang relevan di semua jurusan.
- Penguasaan Pengetahuan dan Keterampilan Teknis. Memastikan mahasiswa menguasai teknis format naskah dan kemampuan menulis action lines dan deskripsi adegan secara presisi. Mahasiswa didorong untuk menentukan keterampilan teknis yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan kreatif.
- Komunikasikan Ide untuk Beragam Audiens. Seorang penulis naskah harus mampu memodifikasi gaya dan format ceritanya (dari advertising copy ke short-film script) sesuai kebutuhan audiens. Keterampilan ini sangat penting saat pitching, di mana mahasiswa harus mengkomunikasikan ide mereka secara akurat dan andal kepada berbagai audiens.
Materi Inti & Skillset yang Dibangun
Mata kuliah Scriptwriting membagi proses kreatif menjadi lima domain pembelajaran yang saling mendukung. Setiap domain fokus pada pembangunan keterampilan yang esensial, baik untuk kebutuhan penceritaan maupun praktik profesional lintas industri:
- Contextual Knowledge: Mahasiswa mempelajari tradisi naratif dalam literatur, teater, film, periklanan, dan animasi. Fokusnya adalah memahami penceritaan visual (visual storytelling) di berbagai media dan menguasai struktur dasar cerita (tiga babak, episodik, nonlinier).
- Ideas Generation and Development: Domain ini berfokus pada metodologi pengembangan konsep yang sistematis. Keterampilan yang ditekankan meliputi teknik brainstorming, analisis audiens dan tujuan, serta penguasaan Iterative Drafting (proses berulang dari pitch hingga revisi skrip) sebagai pendekatan pemecahan masalah kreatif.
- Technical Knowledge and Skills: Mahasiswa didorong untuk mencapai presisi dalam penulisan yang dibutuhkan untuk produksi. Ini mencakup penguasaan konvensi script formatting untuk film, animasi, dan komik. Keterampilan praktis dibangun melalui penulisan dialog, action lines, dan deskripsi adegan, serta mengatur tone, voice, dan pacing.
- Professional Practice: Bagian ini menjembatani akademis ke praktik industri. Mahasiswa dikenalkan pada berbagai peran scriptwriting (seperti copywriter dan screenwriter). Selain itu, penekanan diberikan pada pertimbangan etika dan budaya dalam penceritaan serta kolaborasi melalui praktik memberi dan menerima kritik.
- Communication: Domain akhir ini melatih kemampuan presentasi dan dokumentasi ide. Keterampilan kunci adalah pitching dan presentasi ide cerita, kemampuan membuat anotasi naskah dengan catatan visual, dan merekam proses pengerjaan (melalui draf dan refleksi) untuk keperluan dokumentasi proyek.
Apa yang Dipelajari di Mata Kuliah Scriptwriting?
Mata kuliah Scriptwriting terbagi menjadi 16 sesi pertemuan terstruktur dalam satu semester. Ini memastikan adanya progres yang logis dari penguasaan konsep awal hingga produk akhir yang siap dipresentasikan. Dari 16 sesi bisa kita bagi ke empat fase yang mana di setiap fase dirancang untuk membangun keterampilan yang dibutuhkan pada fase berikutnya.
1. Konseptualisasi dan Dasar Naratif (Sesi 1–4)
Fase awal ini berfokus pada pembentukan ide dan kerangka berpikir naratif yang kuat.
- Aktivitas Utama: Mahasiswa diperkenalkan pada peran scriptwriting lintas media dan segera dilatih untuk memadatkan ide menjadi logline. Pembahasan berlanjut pada pengembangan karakter, membedakan antara tujuan sadar (Want) dan pertumbuhan emosional (Need). Struktur cerita universal Tiga Babak (Three-Act Structure) diperkenalkan sebagai kerangka logis untuk alur cerita.
- Output Kunci: Dokumen konsep awal yang memuat ide cerita, profil karakter, dan sinopsis tiga babak.
- Penutup Fase: Diakhiri dengan Checkpoint 1: Concept Development (Sesi 4), di mana mahasiswa mempresentasikan konsep cerita, logline, dan tema yang telah diidentifikasi.
2. Struktur Mendalam dan Visualisasi (Sesi 5–8)
Fase ini menekankan pendalaman struktur cerita dan penerjemahan ide menjadi visual.
- Aktivitas Utama: Fokus berpindah ke penyusunan Beat Sheet untuk mengatur ritme cerita dan lokakarya Visual Storytelling. Mahasiswa mempelajari cara “menunjukkan aksi dan setting melalui deskripsi” dan memahami bagaimana tone dipengaruhi oleh genre.
- Output Kunci: Mahasiswa menghasilkan lembar karakter mendalam (Character Sheet) dan Beat Sheet cerita.
- Penutup Fase: Diakhiri dengan Checkpoint 2: Draft Plot Outline (Sesi 8). Mahasiswa menyerahkan draft alur cerita lengkap yang sudah mengaplikasikan pemahaman script format. Output ini disesuaikan format media spesifik jurusan.
3. Penulisan Penuh dan Dialog (Sesi 9–13)
Fase ini adalah penulisan naskah sesungguhnya dengan fokus pada penyelesaian struktur dan kualitas dialog.
- Aktivitas Utama: Proses penulisan dibagi berdasarkan Babak Pertama, Babak Kedua (eskalasi dan midpoint), dan Babak Ketiga (resolusi dan payoff). Setiap tahapan melibatkan kritik kelompok (peer critique). Selain itu, terdapat lokakarya khusus tentang Dialogue Writing, menekankan pentingnya subteks dan dialog yang fungsional.
- Output Kunci: Mahasiswa menghasilkan Sceneplot untuk setiap babak dan mencapai 2nd Draft of the Script setelah sesi revisi dan konsultasi.
4. Finalisasi dan Pitching (Sesi 14–16)
Fase terakhir mempersiapkan mahasiswa untuk menyajikan karya mereka secara profesional, layaknya di industri kreatif.
- Aktivitas Utama: Sesi difokuskan pada pemolesan naskah dan Mini-lecture tentang teknik pitching. Studio Session memberikan waktu untuk penyelesaian naskah dan persiapan Pitch Deck.
- Output Kunci: Checkpoint 3: Near-Final Draft & Pitching menghasilkan Near-final script yang telah dipoles.
- Penutup Fase: Kuliah diakhiri dengan Final Presentation (Sesi 16). Mahasiswa diwajibkan menyerahkan Revised script dan menyampaikan 2-minute pitch. Pitch Deck yang diserahkan berisi elemen strategis (seperti logline, sinopsis, moodboard, dan visual tone) yang disesuaikan dengan kebutuhan presentasi jurusan masing-masing.
Penilaian & Kriteria Kelulusan (Assessment)
Mata kuliah Scriptwriting dinilai berdasarkan Unit A1 dan A2 pada Level 4 (BTEC Higher National) dengan standar yang ketat, namun transparan. Penilaian bertujuan untuk mengukur tidak hanya hasil akhir, tetapi juga proses, pemahaman, dan praktik profesional mahasiswa. Output Akhir (Final Output Contribution) yang dihasilkan mahasiswa di akhir mata kuliah ini adalah:
- Revised Script & Presentation: Mahasiswa wajib menyerahkan Revised script yang telah disempurnakan (memperhatikan dialogue flow, pacing, dan language).
- Pitching: Mahasiswa harus menyampaikan presentasi pitch berdurasi 2 menit di kelas.
Pitch Deck yang diserahkan berisi elemen strategis, seperti: logline, sinopsis, moodboard, storyboard, dan visual tone yang disesuaikan dengan kebutuhan presentasi jurusan masing-masing.
Skala Penilaian
Berikut adalah lima domain penilaian yang menentukan kualitas hasil akhir mahasiswa:
- Contextual Knowledge (Pengetahuan Kontekstual). Kriteria ini menilai tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dan prinsip yang mendasari praktik kreatif. Untuk mencapai predikat tertinggi (Distinction), mahasiswa harus menunjukkan pemahaman yang komprehensif (Comprehensive understanding) mengenai konsep dan prinsip yang relevan dalam area praktik.
- Ideas Generation and Development (Pengembangan Ide). Kriteria ini mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam proses berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Untuk mendapat predikat tertinggi mahasiswa harus menunjukkan penggunaan riset dan analisis yang “mendalam” (Perceptive use of research and analysis) untuk memecahkan masalah kreatif dan menerapkan proses iteratif secara percaya diri (Confident application).
- Technical Knowledge and Skill (Pengetahuan dan Keterampilan Teknis). Memastikan bahwa mahasiswa memiliki kompetensi teknis yang diperlukan untuk mewujudkan ide kreatif. Penilaian standar tertinggi mengarah pada pengembangan dan aplikasi praktik teknis yang sangat terampil (Highly-skilled development and application), menghasilkan output berkualitas tinggi (high-quality outcomes).
- Professional Practice (Praktik Profesional). Kriteria ini menjembatani lingkungan akademik dengan ekspektasi industri. Untuk penilaian tertinggi, mahasiswa harus menunjukkan pemahaman yang komprehensif (Comprehensive understanding) tentang praktik profesional dan aplikasi yang percaya diri (Confident application) dari keterampilan yang dapat ditransfer.
- Communication (Komunikasi). Kriteria ini menilai kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan ide dan proses kerjanya secara efektif. Untuk standar Tertingginya, mahasiswa harus memiliki komunikasi yang mahir (Proficient communication) dan penggunaan media/format harus didukung oleh pemahaman yang “mendalam” (Perceptive understanding) terhadap kebutuhan audiens.
Dosen Mata Kuliah Digital Graphic Fundamentals
IDS | BTEC memiliki tenaga pengajar yang berasal dari kalangan praktisi industri kreatif. Salah satunya adalah Nicholas Raven, dosen mata kuliah Scriptwriting yang berprofesi sebagai filmmaker dan screenwriter. Ia merupakan lulusan program Sinematografi dan Film/Video Production dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Nicholas Raven aktif menulis sejak debutnya pada 2016 dan telah terlibat dalam berbagai karya film, antara lain Berangkat!, 11:11, Kajeng Kliwon, dan Gaskuy. Selain film panjang, ia juga mengembangkan sejumlah serial digital untuk berbagai platform, seperti Disney+, Vision+, dan Vidio. Pengalaman profesionalnya tidak hanya terbatas pada dunia film, tetapi juga berangkat dari industri periklanan sebagai copywriter di KAKONCARA, sebelum beralih ke produksi iklan dan bekerja sama dengan sutradara ternama, termasuk Teddy Soeriaatmadja.
Dengan latar belakang lintas medium yang mencakup film, serial digital, dan iklan, Nicholas Raven membawa perspektif industri yang kuat ke dalam proses pembelajaran. Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori scriptwriting, tetapi juga memahami bagaimana storytelling dan pengembangan konsep kreatif diterapkan secara nyata di dunia profesional.
Penutup: Siap Berkarya Dari Semester Pertama
Mata kuliah Scriptwriting di IDS | BTEC dirancang sebagai fondasi awal untuk membangun cara berpikir kreatif mahasiswa lintas program studi. Sepanjang satu semester, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori penulisan naskah, tetapi juga menjalani proses pengembangan ide yang utuh, mulai dari eksplorasi konsep, pengembangan karakter, struktur cerita, visual storytelling, hingga penulisan, revisi, dan pitching naskah.
Tak hanya belajar menulis, Scriptwriting membekali mahasiswa dengan kemampuan komunikasi visual, pemahaman audiens, serta kebiasaan bekerja secara profesional melalui feedback dan evaluasi bertahap. Kompetensi ini menjadi modal penting bagi mahasiswa desain, animasi, dan film dalam menghadapi mata kuliah lanjutan, proyek kreatif, hingga kebutuhan industri di dunia kerja.
Bagi kamu yang ingin menempuh pendidikan di bidang desain, animasi, atau film dengan fondasi storytelling yang kuat sejak semester pertama, IDS | BTEC adalah tempat yang tepat untuk memulai. Daftar sekarang di IDS | BTEC dan bangun karya kreatif yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki cerita dan pesan yang kuat.


