Blog
Apa Itu Matte Painting?
- June 21, 2019
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Proses pembuatan film memiliki beberapa elemen yang dapat dimanipulasi dengan tujuan memotong anggaran, durasi produksi atau alasan praktis lainnya tanpa menurunkan kualitas hasil akhir. Salah satu bidang seni yang seringkali digunakan oleh filmmaker untuk mewujudkan visi mereka tanpa menyita banyak tenaga dan waktu ialah matte painting.
Sejak awal abad 20, matte painting telah menjadi trik yang digunakan bagi filmmaker untuk menciptakan ilusi dari sebuah tempat yang sebetulnya tidak ada di set produksi film tersebut. Mulai dari karya sci-fi klasik seperti trilogi Star Wars, Blade Runner dan The Thing, film misteri seperti Citizen Kane dan North by Northwest hingga karya modern seperti The Greatest Showman, matte painting masih menjadi bagian dari proses pembuatan film meskipun proses pembuatannya telah berevolusi secara dramatis dari waktu ke waktu.
Pada awalnya, matte painting dilukis dengan melukis latar tempat di medium gelas yang akan dirancang agar bisa diintegrasikan dengan elemen lain seperti pergerakan aktor dan kamera. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan lukisan tersebut akan disunting dengan gambar bergerak agar menambah unsur realisme saat tahap pasca-produksi.
Jika dijabarkan dengan ringkas, proses pengambilan gambar dengan matte painting sebagai latar terdengar sederhana. Namun, pelukis matte memiliki banyak keahlian fundamental yang harus dikuasai untuk bisa menciptakan sebuah lukisan yang ditujukan untuk mengelabui penonton. Pemahaman mengenai prinsip melukis dan menggambar, cara kerja perspektif mata manusia, bangunan tiga dimensi, geometri, bahkan hingga aspek pencahayaan dalam mengambil gambar harus dikuasai.
Era modern seperti sekarang membuat teknologi menjamah kehidupan manusia dalam seluruh bidang, proses pembuatan matte painting juga mengalami perubahan yang sangat signifikan. Penggunaan software 2D dan 3D tidak hanya memberikan fleksibilitas bagi filmmaker untuk mewujudkan imajinasi mereka secara spesifik namun juga dapat memperpendek proses produksi. Hasil dari gambar atau rekaman digital tersebut nantinya akan diaplikasikan untuk menggantikan blue atau green screen di saat penggarapan film telah mencapai tahap pasca-produksi.
Meskipun mayoritas dari proses produksi film telah berorientasi digital, masih ada beberapa film yang menggunakan latar matte painting tradisional dalam pengambilan gambar. Jika ada adegan dalam film yang menggunakan background plate yang sederhana, biasanya pelukis matte akan melukisnya dimana terdapat pertimbangan teknis yang berperan dalam pembuatannya diantaranya blocking aktor, pergerakan kamera dan lighting.
Kemampuan digital yang luar biasa tidak bisa memberikan kompensasi jika seorang pelukis matte tidak memiliki pengertian artistik yang mendalam. Begitupula sebaliknya, jika seorang pelukis matte hanya bergantung pada kemampuan artistik namun tidak bisa mengoperasikan digital tools, maka akan sangat sulit bagi dirinya untuk mendapatkan pekerjaan di industri perfilman modern. Komponen dalam segi menggambar, filmmaking dan animasi harus menjadi sebuah kesatuan yang dimiliki seutuhnya oleh pelukis matte terutama di zaman modern seperti sekarang.