Blog
Festival Film Dokumenter Asia Tenggara Sudah Dimulai!
- April 24, 2014
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Events
Sudah tahu bahwa sejak Selasa, 22 April 2014, terdapat festival film dokumenter di Jakarta? Nah, untuk kamu yang suka dengan film dokumenter, bisa mengikuti rangkaian acara yang digelar hingga 27 April 2014 ini. Festival film dokumenter Asia Tenggara “ChopShots Documentary Film Festival” ini didukung oleh Uni Eropa.
Seperti yang dilansir pada laman kabar24.com, “Uni Eropa sangat bangga bisa menjadi bagian kelahiran Chopshots Documentary Film Festival SouthEast Asia,” kata Kepala Kerja Sama Delegasi Uni Eropa Franck Viault dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Film Jalanan yang digarap oleh Daniel Ziv menjadin film pembuka dalam acara tersebut. Tak hanya film tersebut yang mengisi acara festival film dokumenter, setidaknya terdapat 274 film dokumenter dari 49 negara yang diterima oleh ChopShots Documentary Film Festival tahun ini. Tak hanya film dari Asia Tenggara saja, festival tersebut juga menghadirkan sejumlah film dari beberapa negara, di antaranya Denmark, Jerman, Cina, Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis.
Direktur Pelaksana ChopShots Documentary Film Festival, Amelia Hapsari, mengatakan Goethe-Institute dan Uni Eropa di Indonesia memulai proyek membangun jejaring untuk mendukung pembuatan film dokumenter di Asia Tenggara. Tak hanya itu, dengan adanya festival film dokumenter Asia Tenggara, mereka memiliki program untuk menyatukan inisiatif penggiat seni lokal yanga da di wilayah tersebut.
Tak hanya rangkaian pemutaran film saja, ChopShots Documentary Film Festival juga mengadakan acara DocNet Campus. Kegiatan tersebut merupakan pelatihan yang melibatkan tiga tutor internasional pada 15 sineas yang terpilih asal Asia Tenggara selama 7 hari. Tak hanya itu, tepatnya di GoetheHaus akan diadakan sebuah pameran bertema Early Images of Southeast Asia—dimana dalam pameran tersebut akan menyuguhkan rekaman gambar bergerak paling awal yang pernah ada mengenai kawasan dan masyarakat Asia Tenggara. Kalau kamu berminat untuk datang, siapkan agendamu hingga 27 April 2014.
Film karya sineas Indonesia juga akan bertaruh pada kompetisi tersebut. Setidaknya terdapat 7 judul film perwakilan Indonesia, yaitu Layu Sebelum Berkembang (Die Before Blossom) karya Ariani Djalal dan Masked Monkey: The Evolution of Darwin’s Theory karya Ismail Fahmi Lubis bersaing dengan 10 film lain dalam kategori Kompetisi Internasional (International Competition), Flaneurs#3 (Aryo Danusiri), Another Colour TV (Yovista Ahtajida & Dyantini Adeline), Farewell My School/Selamat Tinggal Sekolahku (Ucu Agustin), Children of Kubu/Kubu Terakhir (Benny Sumarna),dan Of the Dancing Leaves/Digdaya Ing Bebaya (BW Purba Negara).
Dimana nantinya film yang bersaing akan dinilai oleh dewan juri, yaitu Nick Deocampo(Filipina), Budi Irawanto (Indonesia), John Badalu (Indonesia), Bettina Braun (Jerman), dan Anna Har (Malaysia). Sedangkan dewan juri untuk Film Pendek Asia Tenggara Terbaik terdiri dari Chalida Uabumrungjit (Thailand), Nguyen Trinh Thi (Vietnam), dan Leonard Retel Helmrich(Belanda).
Nah, kamu penasaran seperti apa sih film dokumenter yang digarap oleh banyak negara? Jika ya, siapkan waktumu untuk datang ke GoetheHaus, Tim XXI, Kineforum, Salihara. Yang tak kalah menarik, kamu bisa menonton film dokumenter tersebut secara gratis!
Tertarik dengan dunia film? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film dan Kursus Film, lho! Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi FilmMaker.
Sumber: 1 2 3