Blog
Kamu Bisa Relate Banget dengan Karakter Julid di Fim Pendek yang Satu Ini, “Tilik”
- December 27, 2020
- Posted by: ids
- Category: Articles
Udah pernah nonton film pendek “Tilik” yang sempet viral dan jadi trending topik berhari-hari di twitter? Kalau belum kamu wajib nonton film pendek satu ini. Karena film Bakal bikin Kamu ngerasa relate banget dengan kehidupan nyata apa adanya yang digambarkan di sana. Saking relatenya, topik pembicaraan tentang ”Tilik” ini nggak ada habis-habisnya dibicarain sama warganet di berbagai media sosial. Terlebih lagi sosok Bu Tejo yang agak nyebelin tapi emang relate banget, kita pasti punya tetangga yang kaya Bu Tejo ini.
Film dengan judul “Tilik” yang berarti menjenguk ini, memberikan setiap tokoh yang diperankan dalam setiap adegan yang ada, mempresentasikan tentang serba-serbi kehidupan yang terjadi di kampung dari sudut pandang ibu-ibu. Film ini mengandung satir yang cukup kuat dibalut dengan komedi yang kental sehingga meskipun terjadi konflik di sini kamu masih akan tetap enjoy menonton film pendek ini.
Tilik bercerita tentang segerombol ibu-ibu yang pergi menggunakan truk untuk menjenguk Bu Lurah yang sedang dirawat di rumah sakit. Selama perjalanan diisi dengan ocehan Bu Tejo yang tidak berhenti membicarakan tentang gadis desa yang cantik dan mandiri bernama Dian. Dengan luwesnya Bu Tejo menggosipkan hal yang belum tentu itu benar tentang Dian, Bu Tejo menyebarkan bawa calon menantu Bu Lurah itu bukanlah perempuan yang baik-baik.
Karena melihat sosok Dian yang cantik dan sukses, Bu Tejo membeberkan sesuatu yang dia kira itu adalah sebuah fakta. Padahal dasar yang dikemukakan itu berdasarkan berita-berita dari media sosial yang memuat tentang Dian. Bu Tejo mengira Dian mendapatkan itu dari cara yang tidak baik, dia takut Dian bisa mengganggu keutuhan rumah tangga orang lain karena dicurigai menggoda para lelaki yang telah berumah tangga.
Somehow, budaya “rasan-rasan” atau “julid” ini kental banget kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari kita, khususnya yang berada di Pulau Jawa. Kalau ibu-ibu udah ngumpul ada aja deh yang dibahas. Untungnya ada Bu Yuning yang mengingatkan kalau tidak baik menerima gosip yang disampaikan Bu Tejo secara mentah-mentah, tapi lihat dulu keaslian sumber dan buktinya. Tapi Bu Tejo mana peduli, dia terus melanjutkan aksi julidnya yang menjelekkan Dian, ditambah ada ibu-ibu lain yang mendukungnya. Alhasil terjadilah percekcokan yang terjadi antara Bu Tejo dan Bu Yu Ning.
Dari sini udah bisa dilihat sih, kebiasan rasan-rasan ini emang kebiasaan “toxic” yang paling nggak harus dihentikan sama masyarakat kita. Terutama membuat kesimpulan hanya dari apa yang mereka lihat di media sosial. Karena bakal selalu ada orang kaya Bu Tejo di sekitar semua, dan nggak bisa dipungkiri juga, bisa jadi si Bu Tejo itu adalah kita semua.
Nah buat kamu yang belum nonton film pendek ini, kamu bisa nonton film karya sutradara Wahyu Agung Prasetyo ini di Youtube secara gratis. Tontonin keseruan rumpinya ibu-ibu yang berdebat mulai dari ngomongin kerjaan Dian, warung jualan tetangga yang diduga pake penglaris, nasib Pak RT yang nggak nikah-nikah, dan masih banyak lagi seputar kehidupan di desa mereka.
Lucunya lagi, meskipun si Bu Tejo dan Bu Yu Ning ini berdebat tapi masih ada aja adegan dimana mereka saling bercanda. Karena ya gitu deh, romantika perseteruan ala ibu-ibu kampung. Boleh debat, tapi habis itu baikan lagi.