Blog
Mau Bikin Filmmu Terlihat Lebih Sinematik? Simak 7 Teknik Lighting Berikut!
- October 5, 2020
- Posted by: ids
- Category: Articles
Salah satu kunci untuk mendapatkan tampilan yang sinematik ketika mengerjakan sebuah proyek film yaitu lighting atau pencahayaan yang tepat. Agar mendapatkan hasil yang tampak profesional, kamu nggak perlu menggunakan peralatan yang mahal. Meski budget-mu terbatas, kamu masih bisa menghadirkan efek sinematik. Berikut, rangkuman tips seputar pengaturan lighting dari beberapa DP (direktur fotografi) yang bisa kamu contek.
- Pencahayaan Dasar: Pengaturan Lighting Tiga Titik
Pencahayaan paling dasar dalam film adalah pengaturan lighting atau pencahayaan tiga titik. Pencahayaan dari tiga arah akan membentuk dan memisahkan objek dari latar belakangnya. Arahkan pencahayaan subjek dari tiga arah, yaitu depan, belakang, dan samping (pada umumnya).
Langkah pertama, ketahui dulu dan tentukan cahaya kunci. Lampu utama adalah cahaya yang paling menonjol di bingkai. Berikutnya, terapkan fill lights. Trik ini berguna untuk mengisi bayangan pada bingkai. Jika cahaya kunci berada pada kanan subjek, maka fill lights akan berada di arah sebaliknya yaitu sebelah kiri. Pastikan bisa terlihat dengan jelas. Jangan lupa perhatikan back light. Backlight memberi cahaya tepi di bagian belakang subjek. Umumnya, posisi memotret backlight diambil dari sudut yang lebih tinggi. Kamu dapat menempatkan kamera dengan sudut 60 derajat pada sumbu kamera untuk menentukan cahaya kunci dan fill lights.
- Jenis Pencahayaan Sinematik dalam Film
Sinematografer wajib membuat keputusan kreatif, termasuk memutuskan bagaimana cara mengarahkan mata audiens ke dalam bingkai menggunakan peralatan pencahayaan. Cara mengaplikasikannya bisa bermacam-macam. Sinematografer harus paham properti dan elemen adegan mana yang harus ditekankan. Mereka juga patut mengetahui dan mementingkan emosi mana yang diekspresikan melalui cahaya atau warna. Sinematografer harus bisa membayangkan efek seperti apa yang cocok digunakan.
- Pencahayaan Film Lembut
Agar sebuah adegan terasa lebih emosional, semua itu tergantung dari keras dan lembutnya pencahayaan. Penggunaan cahaya yang kasar dan lembut mempengaruhi bayangan pada subjek. Kamu bisa menciptakan efek yang cerah dan seimbang dan hampir tidak menciptakan bayangan dengan mempertinggi lampu utama dan menggunakan menerapkan fill lights. Untuk scene close-up, kamu dapat melembutkan cahaya dengan bantuan difusi gel atau lentera Cina untuk mengurangi bayangan.
- Pencahayaan Film Kasar
Secara konservatif, sumber cahaya yang lebih kecil termasuk sinar matahari yang cerah akan meningkatkan bayangan pada subjek dan harus dihindari. Tetapi juga sekaligus menciptakan efek dramatis, seperti yang dipopulerkan dalam film klasik Noirs. Terapkan efek Kicker Light dengan soft fill. Caranya dengan menempatkan backlight mengenai sisi wajah subjek untuk menciptakan seperti tepi cahaya malaikat. Fill lights yang lembut akan membuat wajah tampak lebih bersinar. Selain itu, juga bisa dengan pencahayaan kunci rendah yang mengacu pada meminimalkan, menghilangkan, cahaya pengisi bidikan untuk menciptakan efek dramatis, mencurigakan, bahkan menakutkan.
- Pencahayaan Praktis
Sinematografer yang memilih untuk mengambil lampu praktis di suatu lokasi dan meningkatkan efeknya, bisa disebut sebagai pencahayaan termotivasi. Menggunakan cahaya yang ada di sekitar set seperti soket lampu bisa berguna untuk menampilkan bagian yang luas dari set. Mengandalkan sumber pencahayaan praktis, dapat menciptakan cahaya yang lembut dan seimbang.
- Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami mengacu pada penggunaan dan modifikasi cahaya yang sudah tersedia di lokasi syuting. Sebelum mengambil sebuah adegan, kamu bisa membawa kamera ke lokasi untuk melihat seberapa baik daya tahan cahaya alami. Kamu dapat memutuskan lampu tambahan apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara menyesuaikannya. Gunakan peralatan pencahayaan seperti papan pantul untuk memantulkan cahaya atau bendera hitam untuk memblokirnya.
- Buku Pedoman dan Bacaan Teknisi Pencahayaan
Tidak hanya dari segi praktek, kamu juga bisa menggunakan buku pedoman untuk memaksimalkan trik pencahayaan. Beberapa buku yang bisa kamu jadikan referensi, di antaranya Set Lighting Technician’s Handbook: Film Lighting Equipment, Practice, and Electrical Distribution; Sight, Sound, Motion: Applied Media Aesthetics; The Bare Bones Camera Course For Film and Video; dsb. Teknik-teknik yang telah disebutkan tadi bertujuan untuk memaksimalkan pencahayaan agar mendapatkan citra yang sinematik.