Blog
Mendalami Animasi, Gambar Bergerak dengan Daya Storytelling yang Kuat
- November 12, 2020
- Posted by: ids
- Category: Uncategorized
Kamu yang tertarik dengan hal berbau visual, maka menganggap animasi sebagai sesuatu yang mengesankan. Animasi bisa menjadi media untuk bercerita. Bahkan, kekuatan storytellingnya jauh lebih besar jika dibanding media lainnya, baik itu motion graphic atau desain grafis. Nggak heran kalau banyak film animasi yang bermunculan. Sebelum belajar lebih dalam, ketahui dulu pengertian dan tipe-tipenya, yuk!
Pengertian Animasi
Animasi merupakan seni menghidupkan ilustrasi sebuah benda mati atau karakter menurut penjelasan Bloop Animation. Pernyataan tersebut sesuai dengan kata ‘animate’ diambil dari bahasa Latin ‘animare’ yang berarti menghidupkan atau mengisi dengan napas. Animasi dibuat dengan mengurutkan kumpulan gambar, kemudian ditampilkan satu per satu dengan cepat.
Tugas animator tidak hanya mendesain sebuah karakter, tapi juga berperan dalam menciptakan kesan gerakan yang halus dengan mempertimbangkan frame rate atau jumlah gambar berurutan yang ditampilkan setiap detik. Umumnya, frekuensi gambar animasi pada film adalah 24 fps (frame per second) sehingga gerakannya terlihat sangat halus.
Tipe-Tipe Animasi
Animasi sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis. Setiap jenis memiliki karakteristik dan perbedaan masing-masing. Teknik dalam pembuatannya pun juga berbeda. Berikut beberapa tipe animasi yang harus kamu ketahui:
- Animasi Tradisional
Animasi tradisional membuat animator harus menggambar di atas meja dengan lampu yang menerangi kertas pada awal kemunculannya. Dengan begitu mereka bisa melihat melihat gambar-gambar yang telah dibuat sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, animasi tradisional mengalami perkembangan. Para animator mulai menggambar objek di atas kerja transparan seluloid. Setiap frame digambar satu per satu untuk menghasilkan urutan yang sesuai. Umumnya, animasi tradisional dibuat dalam bentuk 2D, salah satu contohnya yaitu film Pinocchio (1940).
- Animasi 2D
Meski animasi tradisional berbentuk 2D, tapi yang membedakannya yaitu animasi 2D tidak terbatas pada animasi saja. Bahkan, bisa dibuat dengan gambar vektor. Dengan vektor, proses menggambar jadi lebih mudah dikontrol daripada jika berbasis piksel. Seperti yang ditulis Studio Binder, animasi berbasis vektor menggunakan perhitungan matematika untuk mengubah ukuran gambar sehingga gerakannya lancar. Animator pun
bisa menggunakan karakter yang sama tanpa perlu membuatnya lagi dalam frame yang baru. Contohnya seperti kartun Tom and Jerry, Spongebob, atau Scooby Doo.
- Animasi 3D
Tipe animasi yang paling banyak digunakan saat ini yaitu animasi 3D. Animator bisa menggerakkan bagian tubuh serta mengatur posisi karakter menggunakan bantuan software animasi 3D. Meski lebih mudah, tapi prosesnya tetap dilakukan per frame. Kamu yang tertarik terjun di dunia ini perlu mempelajari cara membuat karakter secara digital, tetap memperhatikan detail, juga membangun kerangka karakter agar dapat dipindahkan dan digerakkan, seperti ditulis New York Film Academy. Contoh animasi 3 D, di antaranya Kung Fu Panda (2008), Up (2009), dan How To Train Your Dragon (2010).
- Motion Graphic
Perlu dicatat, motion graphic merupakan bagian dari animasi. Tipe animasi ini terdiri dari beberapa potongan grafis digital yang digabungkan untuk menghasilkan ilusi gerakan. Motion graphic banyak digunakan untuk keperluan iklan, tampilan judul film, dan credits. Selain itu juga kerap digabungkan dengan teks dan voice over.
- Stop Motion
Deretan terakhir ada stop motion. Tipe animasi ini adalah animasi yang diambil satu frame pada satu waktu. Objek akan dipindahkan dari satu frame ke frame berikutnya. Pergerakan objek tersebut nantinya akan menghasilkan ilusi gerakan objek. Beberapa contohnya, yaitu The Nightmare Before Christmas (1993), Wallace and Gromit (2005), Shaun The Sheep Movie (2015).
Masih banyak fakta menarik tentang animasi. Kamu yang ingin mendalami skill untuk membuat animasi bisa gabung ke kelas di IDS Education untuk menambah ilmu, ya!