Sejarah Desain Grafis Dari Pionir Hingga Era Digital
Kreativitas visual yang dikenal sebagai desain grafis telah ada selama beribu-ribu tahun dalam sejarah manusia. Akar sejarah desain grafis dapat dilacak hingga lukisan gua di masa prasejarah dan bahkan hieroglif Mesir yang muncul lebih dari belasan ribu tahun yang lalu. Namun, istilah desain grafis sebagai konsep modern baru muncul dalam konteks industri percetakan pada tahun 1920-an.
Seiring berjalannya waktu, desain grafis berkembang menjadi disiplin yang melibatkan beragam karya, termasuk pembuatan logo dan materi pemasaran. Dalam arti ini, desain grafis memiliki peran penting dalam daya tarik estetika dan efektivitas pemasaran. Desainer grafis perlu memiliki kemampuan untuk menarik perhatian pemirsa dengan menggunakan elemen-elemen seperti gambar, warna, dan tipografi secara seimbang dan harmonis.
Pengertian Desain Grafis
Desain Grafis adalah bentuk seni visual yang berkaitan dengan pembuatan komunikasi visual dengan menggunakan elemen-elemen seperti gambar, teks, dan elemen grafis lainnya. Ini adalah disiplin kreatif yang digunakan untuk merancang pesan visual yang efektif dan menarik, yang dapat digunakan dalam berbagai media dan konteks. Berikut beberapa poin penting dalam pengertian desain grafis:
- Komunikasi VisualÂ
Desain grafis adalah alat komunikasi visual yang kuat. Ini membantu menyampaikan pesan, ide, atau informasi kepada audiens dengan cara yang lebih langsung daripada hanya menggunakan kata-kata.
- Elemen-Elemen DesainÂ
Desain grafis melibatkan berbagai elemen seperti gambar, tipografi (teks), warna, bentuk, garis, dan tekstur. Penggunaan elemen-elemen ini dengan bijak adalah kunci untuk menciptakan desain yang kuat.
- Tujuan KreatifÂ
Desain grafis seringkali melibatkan elemen kreatif yang digunakan untuk memikat, menginspirasi, atau mengkomunikasikan emosi kepada pemirsa. Ini bisa berkaitan dengan estetika dan ekspresi seni.
- Fungsi KomunikatifÂ
Selain aspek estetika, desain grafis juga harus mempertimbangkan fungsi komunikatifnya. Desain harus efektif dalam menyampaikan pesan atau informasi yang dimaksud kepada target audiens.
- Penggunaan Media BeragamÂ
Desain grafis dapat digunakan di berbagai media, termasuk cetak, media digital (web dan media sosial), iklan, papan reklame, brosur, majalah, dan masih banyak lagi. Setiap media memiliki persyaratan dan batasan yang berbeda yang perlu dipertimbangkan oleh desainer.
- Perancangan IdentitasÂ
Desain grafis juga sering digunakan untuk merancang identitas merek atau logo yang dapat menjadi ciri khas suatu perusahaan atau organisasi.
Awal Mula Desain Grafis (1500 SM – 500 M)
Sejarah desain grafis memiliki akar yang dapat dilacak hingga lukisan gua kuno, yang merupakan salah satu cara komunikasi antar-generasi pada masa itu. Lukisan gua tersebut adalah medium yang digunakan oleh manusia prasejarah untuk berbagi informasi dan pengetahuan. Subjek utama dalam lukisan gua tersebut mencakup gambar-gambar hewan, cetakan tangan, senjata, dan elemen-elemen terkait berburu. Pada masa itu, komunikasi manusia lebih banyak mengandalkan aspek visual dalam menyampaikan pesan dan informasi.
Perkembangan Masa Pertengahan (500 M – 1500 M)
Desain grafis pertama kali muncul bersamaan dengan perkembangan komunikasi visual. Piktograf dan simbol-simbol ini pertama kali terlihat di dalam gua Lascaux di Prancis Selatan, serta dalam artefak seperti Blau Monument yang menggabungkan kata dan gambar.
Walaupun pada masa itu karya-karya ini belum dikenal sebagai desain grafis dalam pengertian modern, namun para desainer dari era tersebut telah memperkenalkan konsep-konsep awal yang membuka pintu bagi perkembangan elemen-elemen desain grafis yang kita kenal saat ini. Mereka telah memberikan fondasi untuk berbagai bentuk komunikasi visual seperti gambar, poster, spanduk, dan banyak elemen desain lainnya yang memegang peran penting dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Revolusi Percetakan (1450 – 1800)
Pada abad ke-9, penggunaan percetakan dengan balok kayu pertama kali dimulai di Tiongkok, sementara penggunaan percetakan logam muncul di Korea sekitar empat ratus tahun kemudian. Namun, titik awal revolusi dalam dunia percetakan berakar di Eropa.
Sebelum tahun 1450, buku-buku masih ditulis secara manual, hingga Johannes Gutenberg mencetak Kitab Gutenberg di Mainz pada tahun 1455. Ini menandai awal dari revolusi percetakan, di mana jutaan buku dicetak dan tersebar di seluruh Eropa dalam kurun waktu lima puluh tahun. Bahkan setengah juta dari buku-buku ini masih ada hingga saat ini.
Tradisi menyalin manuskrip klasik pertama kali berkembang di biara-biara Eropa selama Abad Pertengahan. Namun, pada akhir Abad Pertengahan, pertumbuhan kota, perdagangan internasional, dan perkembangan universitas memicu peningkatan produksi dan penggunaan buku.
Sebagian besar buku cetak pada saat itu, seperti manuskrip abad ke-15, dicetak di atas kertas, yang lebih ekonomis daripada perkamen atau kulit binatang yang digunakan sebelumnya.
Pada abad ke-16, Prancis menjadi pusat tipografi dan desain buku yang fenomenal. Seorang tokoh seperti Geoffroy Tory menciptakan buku-buku dengan jenis huruf, ornamen, dan ilustrasi yang mencapai tingkat kehalusan dan kompleksitas yang terlihat bertentangan. Ia adalah seorang seniman multitalenta yang menggabungkan keterampilan dalam desain, seni grafis, ilustrasi, dan penulisan. Dalam “Book of Hours” (1531), ia menghias kolom teks Romawi dengan batas modular yang menjadi pelengkap sempurna untuk ilustrasinya.
Masa Industri dan Modern (1800 – awal 1900an)
Desain grafis adalah seni menggabungkan elemen visual seperti tipografi, gambar, simbol, dan warna untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Profesi desain grafis mulai menonjol di Barat pada abad ke-19 berkat kemajuan teknologi yang dibawa oleh Revolusi Industri. Perkembangan teknologi produksi baru memisahkan desain dari produksi media manual, membuka jalan bagi perkembangan media cetak modern.
Akibatnya, penerbitan buku, majalah, iklan, dan berbagai poster mulai muncul sejak abad ke-19 hingga abad ke-20. Semua bentuk media ini menggunakan elemen-elemen visual untuk berkomunikasi dan mengintegrasikannya secara harmonis, menciptakan ekspresi yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Kemudian, pada tahun 1922, tipografer William A. Dwiggins menciptakan istilah “desain grafis” untuk mengidentifikasi bidang ini yang sedang berkembang.
Zaman Digital (1990-an hingga Sekarang)
Selama abad ke-20, perkembangan teknologi yang terus berlanjut telah mengubah wajah profesi desain grafis secara drastis. Profesi ini mengalami perkembangan yang pesat, di mana desainer grafis tidak lagi terbatas pada menciptakan halaman majalah, buku, atau koran, tetapi juga terlibat dalam pembuatan pakaian, desain kemasan makanan, rambu lalu lintas, dan banyak lagi.
Dalam era awal abad ke-21, desainer grafis telah menjadi profesi global karena teknologi dan industri canggih yang tersebar di seluruh dunia. Saat ini, istilah “desain komunikasi visual” sering digunakan, karena peran utamanya adalah untuk menyampaikan pesan dalam bentuk visual.
Tugas utama seorang desainer komunikasi visual adalah mengintegrasikan elemen-elemen visual dan verbal menjadi sebuah kesatuan yang teratur dan efektif. Oleh karena itu, desain grafis adalah disiplin kolaboratif di mana penulis menciptakan kata-kata yang didukung oleh fotografer dan ilustrator yang menghasilkan gambar. Keseluruhan proses ini melibatkan komunikasi visual yang mendalam dan integral dalam penciptaan desain.
Pentingnya untuk menyadari bahwa desain grafis adalah suatu bidang yang senantiasa berubah dan berkembang. Para desainer grafis harus selalu siap untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, termasuk perubahan tren desain, perkembangan teknologi baru, dan perubahan dalam kebutuhan pasar. Hal ini penting agar mereka dapat tetap relevan dan efektif dalam pekerjaan mereka.
Dalam dunia desain grafis yang terus berubah, desainer harus terus memperbarui pengetahuan mereka, menjajaki teknologi baru, dan terus belajar agar dapat memenuhi tuntutan pasar dan memenuhi kebutuhan klien. Dengan beradaptasi, mereka dapat terus menghasilkan karya-karya yang sesuai dengan perkembangan zaman dan memenuhi harapan audiens mereka.
Ingin belajar mengenai desain dan ilustrasi digital? Ayo ikuti Program Digital Design & Illustration di IDS Education.
Mengapa memilih IDS sebagai tempat belajar desain? Karena dalam Program Digital Design & Illustration kami, kamu akan belajar untuk menggabungkan pemikiran kreatif, estetika desain, pembuatan ilustrasi, dan strategi komunikasi guna menciptakan karya desain unggul yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kurikulum kami difokuskan pada aspek-aspek penting seperti tipografi, fotografi, ilustrasi, komposisi, dan pemahaman tentang pemanfaatan warna. Kami juga memberikan penekanan pada desain berbasis pengguna, termasuk design thinking, UI & UX. Kamu akan dibimbing dalam mengembangkan ide, merancang, dan menerapkan solusi desain yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan klien.
Tidak hanya itu, IDS juga memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan bisnis, sehingga kamu siap untuk berkarir di berbagai sektor industri kreatif maupun lingkungan startup. Bergabunglah dengan kami untuk mengasah bakat dan pengetahuan kamu dalam dunia desain digital yang dinamis.