Blog

BAGIKAN

Sinematografi dan Videografi dalam Produksi Media Modern

Skill Produksi Film

Apakah kalian sudah memahami perbedaan antara sinematografi dan videografi? Kedua elemen produksi video ini memiliki perbedaan yang signifikan. Transisi dari teknologi analog ke digital telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan teknologi dalam berbagai industri, termasuk dalam bidang audio/visual dan industri film. 

Perubahan ini juga memunculkan atau mengubah istilah-istilah yang digunakan dalam konteks ini. Sebelumnya, istilah “sinematografi” digunakan untuk merujuk pada disiplin ilmu yang merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan film. Namun, saat ini istilah ini sering digunakan di luar industri film, terutama dalam konteks seni produksi video, di mana seharusnya istilah yang lebih tepat adalah “videografi”. 

Meskipun keduanya berhubungan erat dalam bidang audio/visual dan perbedaannya kadang sulit dikenali, namun perbedaan antara videografi dan sinematografi sebenarnya cukup jelas. Untuk menghindari kebingungan, mari kita lihat perbedaan antara kedua konsep ini di bawah ini.

Pengertian Sinematografi dan Videografi

Rekomendasi Buku Sinematografi

Sinematografi dan videografi adalah dua aspek yang berhubungan erat dalam produksi video, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal pendekatan, estetika, dan penggunaan. Berikut adalah pengertian dari keduanya:

1. Sinematografi:

Sinematografi adalah seni dan ilmu menciptakan gambar bergerak dengan menggunakan kamera film atau digital. Sinematografi lebih sering dikaitkan dengan produksi film layar lebar dan memiliki fokus pada penciptaan gambar yang berkualitas tinggi dengan estetika visual yang kuat. Sinematografer adalah profesional yang bertanggung jawab atas aspek estetika dan teknis dari pengambilan gambar dalam sebuah produksi film. Mereka memanfaatkan pencahayaan, komposisi, framing, gerakan kamera, dan latar belakang untuk menciptakan gambar yang mendukung narasi dan atmosfer film. Sinematografi juga mencakup penggunaan lensa kamera yang berbeda, pemilihan filter, dan pengaturan kamera yang rumit untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2. Videografi:

Videografi adalah proses menciptakan video dengan menggunakan peralatan video digital, seperti kamera video atau kamera digital. Videografi lebih sering ditemui dalam produksi video seperti dokumenter, liputan berita, acara live, pernikahan, video perusahaan, dan konten online. Videografi lebih terfokus pada menghasilkan video berkualitas tinggi dengan teknik dan pengetahuan teknis, tanpa penekanan kuat pada aspek estetika yang mendalam. Videografer adalah profesional yang bertanggung jawab atas pengambilan gambar dan penggunaan peralatan teknis dalam produksi video. Mereka umumnya berfokus pada merekam momen dan peristiwa secara akurat dan dengan kualitas yang baik.

Dalam rangkaian produksi video, sinematografi cenderung memiliki pendekatan yang lebih artistik, sementara videografi lebih praktis dan informatif. Meskipun perbedaan ini tidak selalu mutlak, memahami perbedaan inti antara kedua konsep ini sangat penting dalam konteks industri film dan video.

Sejarah

videografi

Sejak industri film pertama kali muncul, konsep sinematografi telah mengacu pada disiplin ilmu yang dipelajari dan diterapkan oleh para profesional sinematografer, juga dikenal sebagai DP/DoP (Director of Photography), dalam produksi film. Sinematografi mencakup semua aspek visual yang akan muncul di layar ketika film diputar. Ini mencakup hal-hal seperti framing, zooming, pencahayaan, komposisi, pergerakan kamera, sudut pandang kamera, pemilihan film, lensa kamera, fokus, warna, penggunaan filter, dan kedalaman lapangan (depth of field).

Di sisi lain, istilah videografi muncul setelah munculnya teknologi elektronik yang memungkinkan pengambilan gambar bergerak digital dengan menggunakan kamera video. Video yang dihasilkan dari videografi umumnya ditujukan untuk tampil di media elektronik seperti televisi, internet, dan layar elektronik lainnya. Konsep ini berfokus pada penggunaan teknologi elektronik dan medium tersebut untuk produksi video.

Dengan demikian, perbedaan antara sinematografi dan videografi mencakup elemen-elemen seperti media yang digunakan, teknologi yang digunakan, dan fokus produksi (yaitu film layar lebar vs. media elektronik).

Perbedaan Sinematografi dan Videografi

Tertarik dengan dunia perfilman? Jika iya, kamu harus memahami beberapa teknik sinematografi dasar untuk menghasilkan film yang berkesan. Fokus sinematografi adalah menangkap visual kemudian membentuknya menjadi sebuah cerita. Selain itu, menurut para ahli di sekolah film, seorang sinematografer harus bisa memilih teknik pemotretan yang tepat untuk menceritakan kisah yang akan ia bangun, mengoperasikan kamera dengan cakap, tak lupa mengatur lighting di setiap adegan. Sekian banyak elemen tersebut bisa kamu kuasai dengan mudah jika sudah lulus menerapkan 4 dasar teknik sinematografi berikut ini. 1. Ukuran Shot Menggunakan ukuran yang tepat dapat membuat kamera menangkap lokasi serta aktivitas yang ada pada gambar. Selain itu, ukuran shot juga dapat digunakan untuk menunjukkan detail ekspresi wajah dan objek lain yang memiliki peran untuk membangun cerita. Oleh karena itu perhitungan skala bidikan kamera setiap scene harus dipertimbangkan dengan matang. Close shot dan mid shot berfungsi untuk memperkenalkan sosok dan aktivitas mereka dalam sebuah cerita. Sedangkan close up shot bertujuan untuk menampilkan bagaimana gestur dan mimik wajah aktor/aktris secara detail sehingga dapat tersampaikan pada penonton. 2. LIghting dan Colouring Setelah memahami tentang ukuran shot, kamu harus menguasai teknik pencahayaan dan permainan warna. Tahukah kamu jika lighting dapat mempengaruhi mood sebuah adegan? Misalnya, pencahayaan dengan warna kuning dapat memberikan warm mood yang hangat. Pencahayaan low-key dengan bayangan gelap dan pekat menghadirkan mood misterius, dark, gloomy, dan menyeramkan. Cahaya rim-light memberikan penekanan pada perasaan objek dalam gambar. Pencahayaan, warna dapat menghadirkan emosi pada cuplikan yang sudah direkam. Sedangkan contoh efek dari warna adalah pada rona kemerahan yang memberikan kesan hangat, sedang warna biru memiliki image futuristik dan sedih. 3. Komposisi Cara sinematografer komposisi kamera dapat mempengaruhi atmosfer dalam hasil rekaman. Serupa dengan fotografi, agar cuplikan terlihat lebih alami adalah untuk mengikuti pedoman ‘Rule of Thirds’. Pedoman ini dengan meletakkan seluruh elemen penting agak tengah shot kamera atau ⅓ sekitar dari frame. Agar gambar lebih formal, letakkan objek persis di tengah kamera atau dengan menggunakan simetri. Untuk menghasilkan kesan yang menyeramkan, kamu bisa letakkan kamera pada posisi miring atau membuat komposisi sangat seimbang. Komposisi gambar yang baik bisa mempengaruhi emosi penonton. 4. Camera Movement Belajar sinematografi artinya kamu harus menguasai pergerakan kamera. Menurut Learnaboutfilm, gerakan kamera bisa membuat film jadi lebih hidup. Segala jenis shot meski memiliki peranan yang kecil memerlukan camera movement. Kamu bisa merekam suatu objek yang bergerak dengan kamera statis. Namun ada jenis gerakan kamera yang harus kamu tahu, tracking shots, sequence shots, crane shots, dan aerial shots. Selain keempat teknik tersebut, masih ada teknik lain yang harus dikuasai jika kamu ingin menjadi sinematografi handal. Nah, untuk mempelajari teknik ini kamu butuh bimbingan para ahli di sekolah film International Design School. Kuliah film atau kursus film, keduanya bisa jadi pilihan karena sama-sama mengajarkan pembelajaran teknis dan pengalaman praktis yang akan membekali kamu sebelum terjun secara profesional ke dunia film. Untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran kelas, website, webinar, atau voucher pra kerja, kamu bisa cek linktree bio Instagram IDS, ya!

Perbedaan antara sinematografi dan videografi adalah hal yang penting untuk dipahami dalam dunia produksi video. Berikut adalah beberapa perbedaan inti antara kedua bidang ini:

  1. Fokus pada Produksi:
  • Sinematografi: Fokus utama sinematografi adalah produksi film layar lebar. Sinematografer menciptakan gambar bergerak yang estetis, seringkali dengan nilai artistik yang tinggi. Mereka bekerja pada proyek-proyek yang lebih besar dengan skrip, aktor profesional, dan tim produksi yang besar.
  • Videografi: Videografi lebih berfokus pada produksi video yang lebih kecil dan lebih praktis. Videografer sering mengerjakan proyek dokumenter, liputan berita, video perusahaan, liputan acara live, pernikahan, dan konten online.
  1. Penggunaan Peralatan:
  • Sinematografi: Sinematografer sering menggunakan kamera film atau kamera digital berkualitas tinggi. Mereka dapat menggunakan lensa kamera yang lebih mahal dan canggih serta peralatan pencahayaan yang rumit.
  • Videografi: Videografer umumnya menggunakan kamera video atau kamera digital yang lebih ringan dan portable. Mereka lebih berfokus pada peralatan teknis dan praktis untuk merekam video dengan kualitas baik.
  1. Estetika vs. Informatif:
  • Sinematografi: Sinematografi sering memiliki aspek estetika yang kuat dan fokus pada penciptaan gambar yang memukau secara visual. Sinematografer berusaha menciptakan mood dan atmosfer yang kuat dalam film.
  • Videografi: Videografi lebih terfokus pada merekam momen dan peristiwa dengan cara yang informatif dan akurat. Kualitas visual tetap penting, tetapi tidak selalu menjadi fokus utama.
  1. Kerja Tim:
  • Sinematografi: Produksi sinematografi melibatkan tim yang lebih besar, termasuk sutradara, penulis naskah, sutradara fotografi, dan banyak anggota kru lainnya.
  • Videografi: Videografi sering melibatkan tim yang lebih kecil, terutama ketika mengambil gambar di lokasi atau dalam acara-acara langsung.

Peran Sinematografi dan Videografi dalam Produksi Media Modern

Teknik Sinematografi Sering Digunakan dalam Film

Sinematografi dan videografi tetap memiliki peran penting dalam produksi media modern, meskipun mungkin ada beberapa overlap dalam penggunaan istilah dan teknologi yang semakin konvergen. Berikut adalah penjelasan tentang peran keduanya dalam produksi media modern:

  1. Sinematografi:
  • Peran: Sinematografi dalam produksi media modern tetap menjadi fondasi dalam pembuatan film dan produksi video tingkat tinggi, termasuk film layar lebar dan serial TV berkualitas tinggi. Sinematografer, atau DP/DoP, bertanggung jawab atas aspek estetis dalam pengambilan gambar, seperti komposisi visual, tata cahaya, dan keputusan teknis terkait dengan penggunaan kamera, lensa, dan peralatan lainnya. Mereka menciptakan gambar yang mendukung narasi dan menciptakan atmosfer dalam karya visual.
  • Teknologi: Sinematografi modern memanfaatkan teknologi kamera digital canggih yang memungkinkan resolusi tinggi, rentang dinamis yang luas, dan fleksibilitas dalam pengambilan gambar. Selain itu, kamera digital yang berkualitas tinggi sering kali digunakan dalam pembuatan film terkini.
  1. Videografi:
  • Peran: Videografi, dalam konteks produksi media modern, sering digunakan dalam proyek-proyek yang lebih praktis dan informatif, seperti dokumenter, liputan berita, video korporat, video promosi, video musik, konten online, vlog, dan lain-lain. Videografer bertanggung jawab untuk merekam momen dan peristiwa dengan cara yang informatif dan akurat. Mereka memastikan bahwa video yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan target audiens.
  • Teknologi: Teknologi videografi modern juga telah berkembang pesat. Kamera video digital yang ringkas, peralatan audio yang canggih, dan teknologi penyuntingan video memungkinkan videografer untuk menghasilkan konten yang berkualitas tinggi dengan biaya yang lebih terjangkau.

Namun, dalam realitas produksi media modern, istilah “sinematografi” dan “videografi” sering kali dapat beririsan, terutama dalam konteks proyek-proyek yang lebih kecil atau dalam produksi konten online. Keduanya memanfaatkan teknologi digital yang serbaguna, dan perbedaan dalam peran dan pendekatan biasanya ditentukan oleh jenis proyek dan tujuannya.

Penting untuk diingat bahwa dalam produksi media modern, baik sinematografi maupun videografi memiliki peran dan tempatnya masing-masing. Keduanya berkontribusi pada keberhasilan proyek-produk media, dengan fokus pada estetika dalam kasus sinematografi dan informasi dalam kasus videografi.

Kesimpulannya, perbedaan-perbedaan insebuti menciptakan dua pendekatan yang berbeda dalam dunia produksi video. Meskipun garis pemisah antara sinematografi dan videografi tidak selalu mutlak, memahami perbedaan-perbedaan ini dapat membantu individu dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk jenis proyek yang mereka kerjakan.

Tertarik untuk berkarier di industri film? Yuk belajar film di IDS | International Design School!

banner college

Mengapa harus kuliah film di IDS? Karena IDS memiliki Program Digital Film & Media Production mengajarkan keterampilan teknis dan estetika kepada mahasiswa untuk menciptakan film dan konten media beragam. Program ini dimulai dari pengembangan cerita, penulisan skenario, dan pembuatan storyboard hingga perwujudannya menjadi film. Mahasiswa juga akan belajar seluruh proses produksi yang mencakup penyutradaraan, manajemen produksi, sinematografi, tata artistik, tata suara, akting, dan penyuntingan. Selain itu, mereka akan mendapatkan panduan dalam memahami aspek manajemen dan bisnis konten dari sudut pandang pemasaran dan distribusi.