Tiara Westlake: Membangun Karier Filmmaker lewat IDS
Aktor sekaligus Filmmaker, Tiara Westlake membagikan pengalamannya selama ia belajar di International Design School (IDS) melalui webinar “From Actor to Filmmaker in UK” yang diadakan pada Jumat (11/02/22).
Kegiatan bincang-bincang ini ditemani oleh Pandu Biantoro selaku Executive Producer Paragon Pictures dan Ari Dina Krestiawan selaku Program Head Digital Film & Media Production.
Tiara kemudian banyak menceritakan mengenai kegiatannya sebagai siswa di IDS dan bagaimana IDS dapat membuka jenjang karier sebagai filmmaker baginya.
Pengalaman Tiara Westlake saat belajar di IDS
Saat berkuliah di IDS Tiara banyak mengerjakan short film production yang sangat menantang dan mengasyikan. Misalnya saja membuat short film di berbagai lokasi yang unik, hingga rela mengambil gambar hingga dini hari sebab projek yang film yang ia kerjakan membutuhkan footage jalanan kosong.
Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi Tiara.
“Yang paling berkesan buat aku sih, kayak produksi short film ini semua, karena kita semua nekat banget untuk ngerjainnya, aim-nya tinggi banget, nggak tau deh hasilnya sebagus yang kita pikir apa nggak dan kita belajar rame-rame kerja di dalam sebuah produksi bersama tim. Itu sih yang paling aku inget dan berkesan banget.”
Produksi film yang selalu dilakukan dalam sebuah tim juga membuat Tiara belajar banyak hal. Tidak hanya mengenai cara menghasilkan karya film yang baik tapi juga mengenai membangun morality dalam tim.
Tantangan Seorang Filmmaker
Sebelum memulai memproduksi film, seorang filmmaker tentu telah memiliki rincian rencana kerja. Namun tetap saja, sebaik apapun kita merencanakan suatu hal, akan datang masalah baru yang tidak diprediksi sebelumnya.
Satu hal yang penting bagi filmmaker adalah memiliki kemampuan problem solving dan filmmaker dituntut untuk memecahkan masalah tersebut di saat itu juga.
Seperti yang dijelaskan Pandu, “Salah satu hal yang penting bagi filmmaker adalah lo akan ketemu problem, like not every day, every second lo akan ketemu problem, dan elo bener-bener latihan untuk how solve itu one at the time.”
Memiliki passion dan visi yang sama juga tidak bisa dilewatkan begitu saja saat membangun tim.
Karena, kerja sama tim merupakan aspek terpenting dalam memproduksi film. Setidaknya, dengan tim yang memiliki energi serupa akan menjaga semangat tim meskipun terdapat banyak hambatan.
Apalagi, proses mengambil potongan adegan film dapat memakan waktu yang cukup lama, prosesnya bisa sangat melelahkan hingga menguras emosi. Untuk itu, tim perlu membangun suasana syuting agar tetap nyaman dan menyenangkan. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan tim yang non-ego yang tidak hanya memikirkan kepentingan untuk diri sendiri.
“Filmmaking itu bener-bener harus selfless, oke you are fighting for your idea, lo punya visi yang besar untuk sebuah project, tapi at the end of the day, kita kolaborasi, kita rame-rame sebagai tim.”
Dari IDS untuk Jenjang Karir
Selama di IDS ada banyak materi yang Tiara pelajari yang kemudian dapat diaplikasikan dalam pekerjaannya hingga sekarang.
“Di IDS banyak banget yang diajarin di kelas yang nanti kita praktekin di lokasi, waktu kita lagi syuting.”
Misalnya saja melalui kelas “Basic Graphic Design” yang membantunya mengkomposisikan shot hingga menghasilkan tampilan yang apik. Tiara juga belajar banyak mengenai cara berkomunikasi hanya lewat visual tanpa menggunakan kata-kata.
Selama berkuliah di IDS, Tiara juga merasakan pentingnya menjalin hubungan dengan banyak orang. Menurut Tiara, IDS sangat mendorong siswa-siswanya untuk terus melakukan networking.
Tiara berpesan jika modal dalam membangun karir di industri kreatif adalah orang-orang yang memberikan kita peluang dan bagaimana kita dapat membalas mereka dengan kinerja yang positif.
Dalam perkembangannya, IDS kemudian melakukan banyak cara agar siswa IDS dapat terhubung dengan pelaku utama industri film Indonesia. Hal ini kemudian dijelaskan oleh Pandu Birantoro jika alasan lain networking adalah untuk regenerasi, karena industri film di Indonesia masih kesulitan mencari talent baru. Dengan begitu setiap siswa di IDS memiliki kesempatan untuk bereksplorasi langsung.
“We have to find a solution for the problem yang membuat gap antara sekolah film dan industri. Jadi bagaimana kita bisa mempercepat proses regenerasi. Karena industri film di Indonesia akan berjaya kalau orang tetap kreatif dan memiliki kesempatan untuk mencoba kreatifitasnya.”
Untuk mendukung regenerasi industri film di Indonesia, Program Digital Film & Media Production membuka peluang bagi siapa saja yang bercita-cita untuk menjadi filmmaker seperti Tiara Westlake.
Hanya di IDS yang memberikan materi dan pengalaman untuk langsung berkarir di industri film.
Segera pilih IDS | International Design School untuk menggapai mimpimu!