Blog
Tips Membuat Fotografi Makro
- December 18, 2013
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Jenis fotografi bermacam-macam. Ada toys photography, fine art photography, landscape photography, dan lainnya. Kali ini, International Design School akan membahas fotografi makro. Apa sih itu? Fotografi makro adalah salah satu genre fotografi di mana objek berukuran kecil—misalnya serangga, tetesan air, dll—diambil dengan jarak yang sangat dekat agar menghasilkan detail yang tinggi. Kira-kira bagaimana ya membuatnya?
1. Lensa
Seperti yang sudah dikatakan bahwa lensa terdiri atas berbagai jenis. Namun, untuk fotografi makro, lensa yang dipilih tentulah lensa makro. Lensa makro merupakan pilihan yang tepat karena memiliki pembesaran 1:1 atau lebih. Panjang fokus yang dimiliki adalah lebih dari 50 mm, 105 mm, hingga 200 mm. Walaupun lensa makro merupakan pilihan yang paling tepat, tapi kamu juga bisa gunakan extension tube, reverse ring atau filter close up.
2. Tripod
Depth of Field atau DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya melakukan fokus pada objek. Biarkan tubuhmu serileks mungkin. Namun jika sulit, kamu bisa gunakan tripod atau monopod agar fokus objek tidak meleset. Atau kamu juga bisa gunakan speed di atas 1/125 sec.
3. Waktu
Pemilihan waktu kamu untuk memotret juga harus dipertimbangkan. Jika kamu akan mengambil foto natural, huntinglah pada saat matahari bersinar atau sekitar pukul 6-9 pagi. Hal tersebut dikarenakan objek yang kamu ambil (misalnya serangga) sedang berselimutkan butiran embun. Jika kamu ingin melakukannya pada sore hari, pilihlah waktu pada pukul 4-6.
4. Setting kamera
Setelah mempersiapkan lensa, tripod, dan mengetahui waktu yang tepat, kali ini kamu harus mengatur settingan kameramu.
– Setting kamera dengan format RAW (ini berguna untuk proses editing nanti).
– Setting aperture sebaiknya antara F7,1 sampai F11 (tergantung situasi).
– Setting shutter speed di antara 1/80 sec sampai 1/160 sec.
– Jangan gunakan ISO tinggi karena akan menimbulkan noise dan grain pada foto, atur di antara 100-400.
– Setting picture style pada neurtal.
– Setting white balance pada celvin 4200-4800.
– Gunakan manual focus dibadingkan dengan auto focus agar mendapatkan fokus yang lebih akurat.
5. Cahaya
Kamu bisa memanfaatkan cahaya alam yang berlawanan dengan kamera (backlight) agar foto lebih indah dan berdimensi. Agar mendapatkan foto seperti itu, kamu bisa ambil waktu pada pukul 5-6 pagi atau 5 sore. Oh, ya jangan sampai lensa berhadapan dengan matahari kalau enggak mau fotomu menjadi siluet. Kalau kamu yang ingin menggunakan flash/speedlite/reflector, gunakan pada saat cuaca gelap terutama jika kamu ingin meng-close up objek dengan pembesaran yang ekstrim (di atas 1:1). Untuk meredam apabila terjadi kelebihan cahaya (over exposure), padukan flash dengan diffuser.
6. Olah foto
Setelah kamu mendapatkan foto yang paling keren, dan dirasa masih terasa kurang sesuatu, artinya kamu harus mengolah fotomu. Biasanya, pada pengolahan foto kamu akan berhadapan dengan pengaturan keterangan (brightness), kontras (contrast), saturasi warna (saturation), mereduksi noise dan mempertajam (sharpness).
– Gunakan foto di mana komposisi, fokus, dan backgroundnya sudah bagus ketika kamu lihat di kamera.
– Olah foto dengan pengaturan brightness, contras, leves, dan lain-lain di mana hasilnya tidak berbeda jauh dengan warna aslinya.
– Lakukan clone stamp untuk merapikan background yang mengganggu,
– Jika foto terlihat noise dan berbintik-bintik (grain), lakukan reduksi noise dan penajaman secukupnya.
Bagaimana? Kamu siap untuk mencoba jenis fotografi satu ini? Oh, ya satu hal mendasar ketika kamu akan mencobanya. Jangan menggunakan parfum sebelumnya, apalagi sampai berlebihan karena serangga tidak menyukainya. Tak hanya itu, dekati objek yang akan kamu ambil secara perlahan, agar serangga tidak menganggap kehadiranmu sebuah ancaman. Dan yang terpenting adalah jangan sampai kamu merusak habitat mereka. Selamat mencoba!