Blog
5 Tahap Proses “Design Thinking” yang Wajib Dikuasai Desainer
- January 9, 2021
- Posted by: ids
- Category: Articles
Design thinking adalah metodologi desain yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Proses ini sangat berguna dalam mengatasi masalah kompleks yang kurang jelas. Caranya dengan memahami kebutuhan manusia yang terlibat – menggali masalah dari sudut pandang manusia. Mengadakan sesi brainstorming untuk menciptakan menciptakan banyak ide kreatif yang bisa langsung diterapkan dalam pembuatan prototype dan pengujian.
Memahami lima tahap design thinking bisa membuatmu lebih mudah dalam menerapkan metode ini dalam menyelesaikan sebuah masalah. Berikut lima tahap design thinking yang harus dikuasai oleh seorang designer.
- Empathise
First stage dari design thinking adalah proses untuk menghidupkan empati agar lebih memahami permasalah yang sedang kamu coba selesaikan. Untuk berempati kamu bisa melakukannya dengan berbagai cara. Melakukan observasi, riset, menjalin komunikasi langsung dengan orang yang terkena masalah tersebut untuk lebih memahami apa yang ada dipikiran dan dirasakan mereka. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan insight tentang apa yang sebenarnya user butuhkan.
- Mendefinisikan sumber masalah
Setelah kamu melakukan observasi dan riset maka kamu akan mendapatkan data atau informasi yang kamu butuhkan. Setelah itu kamu bisa melakukan analisa mengenai masalah yang sebelumnya sudah berhasil diidentifikasi.
Kamu harus bisa mendefinisikan masalah sebagai sebuah pernyataan dengan human-centred manner. Tahap ini akan membantu desainer untuk mengumpulkan ide hebat yang mempermudah dalam mengembangkan fitur, fungsi, dan elemen lain supaya mereka ataupun user bisa menyelesaikan masalah.
- Ideate
Karena kamu sudah bisa mendefinisikan masalah yang terjadi maka kini kamu sudah mulai bisa memikirkan solusinya. Dalam tahap ketiga ini, designer sudah siap untuk mulai mengimplementasikan ide mereka.
Kamu bisa berpikir dengan pola pikir out of the box untuk mendapatkan solusi ide kreatif yang lebih efektif. Penting untuk mengumpulkan banyak ide atau solusi di fase awal. Setelah itu baru bisa mensortirnya kira-kira ide mana yang paling cocok untuk dijadikan strategi sebagai sebuah solusi dalam memecahkan permasalahan itu.
- Prototype
Di tahapan ini, kamu bisa membuat prototype atas ide yang sudah dikumpulkan. Dengan membuat prototype dan melakukan percobaan, kamu bisa melihat apa yang kurang dan apa yang harus diperbaiki demi mendapatkan hasil yang sempurna.
Pembuatan prototype bertujuan untuk memahami apa saja kendala yang akan terjadi pada kemasan dan produk yang nantinya akan dibuat. Kamu juga memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana user akan berperilaku, berpikir, dan rasakan ketika mereka berinteraksi langsung dengan hasil jadi produk itu nanti.
- Tes
Setelah hasil final benar-benar telah berhasil dibuat, selanjutnya kamu bisa melakukan uji coba produk secara keseluruhan. Ini adalah tahap terakhir dimana hasil sudah siap untuk diluncurkan atau digunakan.
Akan tetapi dalam fase ini biasanya digunakan untuk mendefinisikan kembali beberapa masalah dan menginformasikan pemahamaan tentang pengguna: bagaimana cara pemakaian, bagaimana pandangan orang, perilaku dan perasaan mereka. Sesuai dengan namanya “tes”, di fase ini pula akan terus dilakukan uji coba, melakukan modifikasi untuk mendapatkan pemahaman sedalam mungkin tentang produk dan penggunanya.
Kelima tahap design thinking ini tidak harus selalu dilakukan secara berurutan. Tapi kamu harus memahami prosesnya supaya saat mengerjakan proyek bisa menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif.