Perkembangan Film Animasi dari Masa ke Masa di Dunia
Apakah kamu pecinta animasi? Jika iya, pasti ada animasi favoritmu, bukan? Namun, tahukah kamu bahwa setiap animasi yang kamu nikmati hari ini melewati perjalanan panjang untuk mencapai kualitas yang luar biasa seperti sekarang. Proses ini tidak instan dan telah berlangsung sejak awal abad ke-20. Jadi, bagi kamu yang menikmati dunia animasi, yuk kita simak penjelasan singkat mengenai perkembangan film animasi dari masa ke masa di seluruh dunia.
The Silent Era (1900 – 1930)
Pada tahun 1906, seniman Amerika Serikat, James Stuart Blackton, menciptakan animasi dan objek gambar pertama. Keahliannya dalam mengganti gambar-gambar secara cepat membuka pintu bagi perkembangan film animasi. Awal abad ke-20 menjadi periode penuh inovasi, di mana para seniman bersaing untuk menyempurnakan teknik animasi. Dua animasi pertama, “Humorous Phase of Funny Face” (1906) dan “Fantasmagorie” (1908), mencerminkan semangat eksperimen. Humorous Phase of Funny Face menggunakan teknik stop motion, sementara Fantasmagorie memakai teknik menggambar tradisional.
Tahun 1914 menyaksikan perilisan “Gertie the Dinosaur” karya Winsor McCay, menjadi animasi pertama yang menggunakan teknik keyframe. Felix the Cat, yang muncul pada tahun 1919, karya Pat Sullivan dan Otto Messmer, berhasil mencuri perhatian penonton secara luas. Kesuksesan ini membuka jalan bagi film animasi berikutnya, seperti Steamboat Willie pada tahun 1928, yang tidak hanya memperkenalkan musik latar, tetapi juga suara. Film ini menjadi pencapaian penting sebagai animasi bersuara pertama.
Golden Age of Animation (1930 – 1960)
Ini merupakan masa dimana film animasi banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas. Golden Age juga merupakan masa peralihan dari film animasi hitam putih menjadi berwarna. Kartun ikonik yang muncul di era ini, seperti Mickey Mouse, Donald Duck, Bugs Bunny, Popeye, Tom and Jerry dan Betty Boop.Â
Banyak animasi populer yang rilis di era emas, seperti Merrie Melodies dan Looney Tunes buatan Warnet Brothers di tahun 1930. Selain itu, Disney juga tak mau kalah dan ikut mengeluarkan animasi pertamanya Snow White and The Seven Dwarfs. Kabarnya, film tersebut digambar menggunakan teknik tradisional dan menjadi identitas Disney. Setelah Snow White, film panjang yang juga dirilis, yaitu Pinocchio, Fantasia, Dumbo dan Bambi.
The American Television Era (1960 – 1980an)
Era perkembangan televisi memberikan dorongan signifikan bagi industri animasi, memicu persaingan sengit di antara rumah produksi untuk menciptakan serial animasi yang menarik bagi penonton televisi. Pada tahun 1960, Hanna-Barbera memperkenalkan serial animasi ikonik pertama untuk televisi, yaitu “The Flintstones,” yang tayang di ABC. Kesuksesan “The Flintstones” membuktikan bahwa animasi bukan hanya untuk anak-anak, tetapi dapat menarik perhatian seluruh keluarga. Serial ini bahkan mampu bertahan dan tayang selama tiga dekade.
Selain “The Flintstones,” era ini menyaksikan kemunculan animasi lainnya yang mencuri hati penonton, seperti “Yogi Bear” dan “The Pink Panther Show.” Animasi Jepang atau anime juga mulai memberikan dampak signifikan di pasar Amerika pada masa ini melalui serial seperti “Star Blazers” dan “Robotech.” Era ini menciptakan fondasi kuat bagi keberlanjutan dan evolusi animasi sebagai bentuk hiburan yang populer dan beragam di layar televisi.
Modern Era (1980 – Sekarang)
Revolusi di dunia animasi terjadi seiring dengan pengenalan teknologi CGI (Computer Generated Imagery), yang menggantikan metode animasi tradisional. Kemampuan komputer untuk menciptakan model 3D yang dapat dianimasikan secara realistis mendominasi film animasi hingga saat ini. Tonggak awal dari perubahan ini terjadi pada tahun 1984 dengan rilis film animasi pendek “The Adventures of Andre and Wally B,” yang menggunakan teknik CGI. Film ini diproduksi oleh Graphic Group, yang kemudian menjadi dasar berdirinya salah satu rumah produksi animasi paling terkenal, yaitu Pixar.
Pixar mencatat sejarah sebagai rumah produksi animasi pertama yang merilis film animasi 3D yang sangat populer, “Toy Story,” pada tahun 1995. Di Indonesia, perkembangan film animasi dimulai pada tahun 1990-an. Pada dekade 2000-an, animasi pertama dari seniman Indonesia, seperti “Si Huma,” “Timun Emas,” dan “Si Kancil,” muncul. Seiring berjalannya waktu, animasi Indonesia terus berkembang, menghasilkan karya-karya berkualitas seperti “Si Hebring,” “Juki,” dan “Adit Sopo Jarwo,” yang berhasil meramaikan layar kaca dengan daya tarik visual dan naratif yang unik.
Perjalanan panjang film animasi favorit kita menunjukkan evolusi yang luar biasa dalam dunia animasi. Jika kamu merasa terinspirasi dan ingin mengembangkan kemampuan di bidang ini, IDS Education dapat menjadi tempat yang tepat. Melalui pendidikan di IDS, kamu memiliki kesempatan untuk mengasah bakat kamu dan mengejar karir sebagai animator profesional.
IDS Education menawarkan program-program berkualitas tinggi dalam bidang Digital Animation & Games. Di sini, kamu dapat mempelajari keterampilan kreatif dan teknis yang diperlukan untuk menjadi ahli dalam produksi animasi dan efek visual. Program ini mencakup seluruh proses pembuatan animasi, mulai dari konsepsi ide, storytelling, desain karakter, hingga penggunaan perangkat lunak industri seperti Autodesk Maya dan Unreal Engine.
Dengan fokus pada standar internasional, IDS Education bertujuan menciptakan profesional animasi yang siap bersaing di industri film dan televisi. Jadi, jika kamu bermimpi menjadi bagian dari dunia animasi yang mengasyikkan, kuliah di IDS Education bisa menjadi langkah awal yang tepat menuju karir yang sukses!
Apakah kamu tertarik untuk berkarier di industri animasi? Bergabunglah dengan program Digital Animation & Games di IDS Education!
Mengapa harus kuliah animasi IDS? Karena Program Digital Animation & Games di IDS fokus pada pengajaran keterampilan kreatif dan teknis yang diperlukan dalam produksi animasi dan efek visual untuk industri film dan televisi. Mahasiswa dalam program ini akan mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang proses pembuatan animasi dan game, mulai dari tahap ide dan storytelling, hingga desain karakter, serta produksi karya dengan standar internasional.
Salah satu aspek penting dari program ini adalah penerapan keterampilan menggunakan perangkat lunak industri terkemuka seperti Autodesk Maya dan Unreal Engine. Mahasiswa akan mendalami teknologi dan alat-alat yang digunakan secara luas dalam industri kreatif. Dengan fokus pada detail teknis dan kreativitas, program ini bertujuan untuk melatih para mahasiswa menjadi profesional yang siap untuk berkarir di industri animasi dan game.
Selain itu, program ini mendorong pengembangan portfolio yang kuat, mempersiapkan mahasiswa untuk tantangan dalam industri yang kompetitif. Dengan kombinasi pengetahuan teoritis dan praktis, lulusan diharapkan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin di bidang animasi dan game.