Blog
Wawancara Eksklusif dengan Kim Edwards, Kepala Divisi Animasi dan Game Desain JMC Academy Melbourne
- March 5, 2013
- Posted by: Idseductaion
- Category: News
Pada tanggal 18 Februari 2013 kemarin, Sekolah Animasi IDS | International Design School berkesempatan untuk mewawancara Kim Edwards, seorang animator profesional dan digital artist asal Melbourne Australia di sela-sela Workshop 3D Animasi “Right Here and Now”. Kim Edwards merupakan Kepala Divisi Animasi dan Game Desain di JMC Academy Melbourne. Seperti diketahui, IDS bekerjasama dengan JMC Academy untuk menyelenggarakan program bersama kuliah di Australia.
Kim, menyelesaikan studi pascasarjananya di Universitas Victoria dalam Departemen Seni Animasi dan kemudian melakukan tur film pendek di Eropa sebelum kembali ke Australia. Berikut adalah hasil interview kami
IDS: Hi Kim, selamat datang di IDS, apakah ini pertama kalinya Anda mengunjungi Indonesia, khususnya Jakarta? dan bagaimana pendapatmu tentang Jakarta?
Kim: Saya sudah pernah ke Indonesia sebelumnya, namun ke Bali, untuk Jakarta ini merupakan kali pertama saya kesini dan saya merasa suka disini, kecuali dengan lalu lintasnya, hahahaha (Jawab Kim sambil tertawa). Untuk cuacanya saya rasa cukup nice, dan yang paling saya sukai adalah di Jakarta saya banyak menemukan art galery kecil yang bagus.
IDS: Sebagai warga Jakarta saya senang jika Anda nyaman di Jakarta. Oke Kim sekarang bisa ceritakan sedikit mengenai latar belakang pendidikan Anda?
Kim: Setelah lulus SMA sebenarnya saya tidak tahu mau jadi apa. Keluarga saya kebetulan adalah seorang akademisi. Ayah saya seorang profesor dan Ibu saya seorang dosen, jadi saya berpikir saya juga harus menjadi seorang akademisi dan sayapun memutuskan untuk belajar arkeologi. Tapi ternyata setelah belajar arkeologi saya berpikir “oke, kayaknya saya tidak akan melanjuti bidang ini” (Kim tertawa)
IDS: Hahaha, kenapa?
Kim: Karena saya merasa ini bukan lah hal yang ingin saya kerjakan.
IDS: Jadi setelah memutuskan untuk berhenti dari arkeologi, Anda lalu tertarik ke animasi?
Kim: Ehm.. belum, setelah belajar arkeologi saya bekerja di sebuah koran dan pada malam harinya magang sebagai animator di sebuah perusahaan, menghasilkan beberapa portfolio untuk bisa masuk ke Program pascasarjana Universitas Victoria. Setelah lulus pascasarjana saya bekerja dalam sebuah film di Eropa lalu pulang ke Australia setelah produksi usai. Di Australia saya kembali berhubungan dengan dosen saya dulu, lalu beliau merekomendasikan saya untuk bekerja sebagai animator. Lalu jadilah saya berkecimpung di dunia animasi. Awalnya saya hanya melakukan beberapa proyek sebagai freelance, menghasilkan beberapa iklan, dan mulai mengajar, lalu saya pun merasa jatuh cinta pada mengajar. Maka sama seperti orang tua saya, saya sekarang bekerja sebagai seorang akademisi di bidang animasi.
IDS: Lalu, dari tahun berapa sebenarnya Anda mulai menekuni dunia animasi?
Kim: Hm…. saya tidak tahu pasti, karena sebenarnya sejak kecil saya sudah suka menggambar, membuat gambar di pojokan kertas buku, berurutan supaya terlihat bergerak. Jadi… yah mungkin sebenarnya saya memang sudah menekuni animasi dari saya kecil (jawab Kim sambil tersenyum)
IDS: Kim, apa pendapat Anda mengenai perkembangan industri animasi sekarang?
Kim: Oke menurut saya segala sesuatunya pasti berhubungan dengan passion si animator, sepertinya visual effect animasi masih mendominasi Industri Animasi kali ini.
IDS: Menurut Anda, tren apa yang akan muncul dan apakah tantangan terberat ke depannya bagi indutri animasi?
Kim: Wow ini adalah pertanyaan yang sulit, karena saya banyak melalukan perjalanan untuk melakukan produksi. Hmm… sepertinya game, VFX creative sedang jadi tren. Kesulitannya kembali lagi ke animator itu sendiri, sebagai animator Anda harus berani bekerja dengan orang lain, mencari kesempatan, dan menyelesaikan tugasmu.
IDS: Dari seluruh karya yang telah Anda selesaikan, karya apakah yang paling Anda banggakan dan mengapa?
Kim: Well, kira-kira tahun lalu saya menyelesaikan sebuah produksi untuk Melbourne Cabaret Festival, yaitu Moritz Beer Building Projection Augmentation. Dalam produksi tersebut, saya harus melakukan projection maping serta membuat animasi pada gedung tersebut dan hal itu sangat menantang karena terus terang kami hanya menggunakan budget yang sangat terbatas dan waktu yang terbatas pula dan saya menyelesaikan proyek itu tidak terlalalu lama, hanya dua bulan saja.
IDS: Apakah ada dokumentasinya? dimana saya bisa melihatnya?
Kim: Saya punya, namun tidak selama yang aslinya, kamu bisa lihat di vimeo saya, cari saja Kim Edwards one minute reel
IDS: Sip, nanti akan saya lihat. Kim mari kita kembali ke acara ini, sebagai pembicara sekaligus dosen tamu di workshop “3D Animation Right here and Now”, apa pendapat Anda mengenai acara serta peserta hari ini?
Kim: Well, sangat menarik, saya bertemu dengan orang-orang baru yang juga menyukai animasi, yang paling menarik adalah saya melihat ada pasangan yang ikut dalam workshop ini, so it’s kinda sweet but also interesting right? (Jawab Kim sambil tersenyum). Oia, banyak juga peserta yang belum pernah menggunakan software animasi, ada juga yang baru pertama kali menggunakan mudbox, tapi mereka langsung bisa menguasainya dan semangat untuk belajar, aku rasa workshop ini merupakan kegiatan awal yang baik dalam memulai kerjasama antara JMC Academy Melbourne dan IDS.
IDS: Yup saya rasa juga begitu, Kim apa harapan Anda mengenai kerjasama antara JMC Academy Melbourne?
Kim: Saya harap kerjasama ini berjalan dengan baik dan saya harap nantinya ada suatu karya yang dihasilkan dari kolaborasi antara JMC dan IDS
IDS: Oke pertanyaan terakhir dari saya, bisakah Anda memberikan sedikit nasehat bagi para pemula yang baru memulai animasi?
Kim: Jangan pernah takut untuk menemukan apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan di animasi. Jangan pernah takut untuk bertanya, dan selalu lihatlah kesempatan. Kadang kala kamu mungkin hanya akan menjadi pengamat, melihat trend animasi, namun kadang kala kamu juga harus bergerak lebih cepat, kamu lah yang membuat trend itu. Selalu gali informasi, dan ketika kamu telah menyelesaikan satu karya, lakukan lagi, always do more.