Kenapa Adobe Ingin Mengakuisisi Figma, Pesaingnya Sendiri?
Salah satu perusahaan software besar dunia, Adobe Mengakuisisi Figma, kabar ini disampaikan Adobe pada Kamis (15/09).
Setelah berbagai rumor yang menyatakan Adobe akan membeli perusahaan rintisan desain Figma, kabar itu dibenarkan setelah Figma setuju atas tawaran Adobe.
Demi mencaplok Figma, Adobe menghabiskan 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 298 triliun kepada Figma.
Proses akuisisi ini telah dibicarakan selama beberapa bulan kebelakang. Pihak Adobe dan Figma telah menjalani diskusi yang panjang hingga berhasil mencapai kesepakatan bersama mulai dari visi, semangat, hingga tujuan.
Akuisisi Adobe tersebut terbagi dari setengah tunai dan setengah saham. Nantinya Figma tetap akan dipimpin oleh Dylan Field, Co-founder dan CEO Figma, namun ia harus memberi laporan kepada David Wadhwani, President of Adobe’s Digital Media business.
Konon, akuisisi Figma tersebut adalah cara Adobe untuk melakukan integrasi platform tersebut ke satu paket Adobe Creative Suite, namun belum ada kepastian yang jelas mengenai informasi ini.
Diciptakan oleh Dylan Field dan Evan Wallace pada tahun 2012, selama ini Figma dikenal sebagai situs desain produk yang berkembang menjadi aplikasi web dan seluler interaktif. Selama perjalanannya, Figma berhasil menarik perhatian generasi baru dari jutaan desainer dan pengembang hingga para pelajar.
Keberhasilan Figma dalam membangun tim, produk, dan komunitasnya (Figmate) yang fenomenal ingin dilestarikan oleh Adobe. Adobe telah memiliki komunitas yang dinamis sementara Figma memiliki komunitas yang bersemangat dalam mengembangkan ekosistem mereka. Kombinasi kedua komunitas ini akan mendekatkan desainer dan pengembang untuk membuka masa depan desain lebih kolaboratif.
“Figma telah membangun platform desain produk yang fenomenal melalui web,” kata David Wadhwani. “Kami berharap dapat bermitra dengan tim mereka yang luar biasa dan komunitas yang bersemangat untuk mempercepat misi bersama kami untuk menata kembali masa depan kreativitas dan produktivitas,” lanjutnya.
Sedangkan, Figma sendiri memandang akuisisi tersebut sebagai titik belok di mana Figma mulai membangun lebih cepat. Figma ingin mengembangkan beberapa area, namun mereka juga ingin melanjutkan Figa Design, FigJam, dan platform komunitas Figma menjadi lebih baik.
Bergabungnya Figma bersama Adobe yang dikatakan akan membawa penggunanya ke dalam kolaborasi yang kreatif didukung dengan kemampuan adobe yang luar biasa. Pengguna dapat mengandalkan kapabilitas yang kuat dari Adobe yang meliputi pencitraan, fotografi, ilustrasi, video, 3D, dan font ke dalam platform Figma.
“Dengan inovasi dan keahlian Adobe yang luar bisa, terutama dalam 3D, video, vektor, pencitraan, dan font, kamu dapat membayangkan lebih jauh end-to-end product design di browser, sambil membangun alat dan ruang baru untuk memberdayakan pengguna merancang produk lebih cepat dan lebih mudah,” kata Dylan Field.
Dapat dipastikan bila keduanya ingin menunjang kreativitas dan produktivitas dari seluruh kegiatan desainer, kreator, hingga pengembang di seluruh dunia. Untuk hal ini, baik Adobe dan Figma memiliki pemikiran dan semangat yang sama.
Visi tersebut juga akan diwujudkan dengan kemampuan multi-player pada Figma yang akan mempercepat pengiriman teknologi Adobe’s Creative Cloud. Saat ini para desainer menerima tantangan baru berupa volume konten yang terus meningkat hasil dari kerjasama banyak pihak.
Baik Figma dan Adobe berharap, usaha mereka ini akan menguntungkan seluruh stakeholders’ yang bekerja dalam proses desain produk, mulai dari desainer, manajer produk, hingga pengembang yang menginginkan performa lebih cepat.