Blog
Apa Itu Remarketing?
- October 9, 2017
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Pernahkah kamu merasakan ketika kamu sedang mengidam-idamkan sebuah barang pada sebuah website online shop, lalu melihat ulasan barang tersebut, dan kemudian setelah berpindah–pindah halaman kamu akan tetap sering melihat iklan mengenai barang tersebut? Tenang saja, hal itu bukanlah magic atau sebuah kebetulan, namun itulah yang dinamakan remarketing. Hal ini kerap kali digunakan oleh si penjual untuk dapat ‘menargetkan’ calon pembeli potensial mereka. Berikut ini akan kita bahas selengkapnya!
Pengertian Remarketing
Retargeting marketing, yang juga dikenal dengan remarketing adalah sebuah bentuk dari periklanan online yang dapat membantu untuk trafik pentalan suatu brand setelah mereka meninggalkan website-mu. Retargeting adalah sebuah teknologi berbasis cookie yang menggunakan sebuah kode Javascript sederhana untuk ‘mengikuti’ audiensmu di seluruh jagat dunia maya (internet). Jadi Remarketing adalah salah satu strategi online marketing untuk menyasar kembali konsumen yang sebelumnya berkunjung ke sebuah website e-commerce, namun kemudian tidak melakukan tindakan pembelian.
Contoh nyatanya adalah ketika kamu masuk ke dalam sebuah website travel, kamu sudah sempat memasukkan tujuan kamu, namun tidak melakukan sales saat itu juga. Nah, ketika kamu mengunjungi website lain, maka wesbite travel pertama yang kamu kunjungi akan ‘memunculkan’ dirinya di website (lain) manapun yang kamu kunjungi. Metode ini tengah tren di kalangan para pebisnis. Karena remarketing dapat mendatangkan visitor yang lebih banyak lagi masuk ke dalam website kamu.
Manfaat dari Remarketing
Dengan cara demikian, berikut ini adalah manfaat dari remarketing yang bisa didapatkan:
1. Meningkatkan “buyers”
Remarketing (disebut juga Retargeting oleh SEMPO (Search Engine Marketing Professional Organization) memungkinkan kamu menggeret calon buyers ke keranjang belanja kamu dan memberikan solusi kepada mereka, yang ‘gagal’ membeli pada pertemuan pertama untuk bisa membeli lagi saat diberikan penawaran oleh si pemilik produk tersebut. Kebanyakan model Remarketing didasarkan pada prinsip mengidentifikasi konsumen yang menyatakan minat awal mereka pada suatu produk dan jasa di web yang mereka singgahi namun gagal mereka beli. Nah, dengan model Remarketing ini, kamu bisa menyesuaikan iklan-iklan kamu untuk meningkatkan brand awareness, site visitation, dan konversi.
2. Meningkatkan konversi
Retargeting merupakan branding dan alat optimisasi konversi yang kuat. Retargeting bekerja paling baik dalam hubungannya dengan pemasaran inbound dan outbound.
Strategi yang melibatkan pemasaran konten, AdWords, dan tampilan tertarget sangat bagus untuk mengarahkan traffic, namun tidak membantu pengoptimalan konversi. Sebaliknya, retargeting dapat membantu meningkatkan konversi, namun tidak dapat mendorong orang ke situs kamu. Kesempatan terbaik Kamu untuk sukses adalah menggunakan satu atau lebih alat yang dapat mengarahkan traffic dan melakukan retargeting untuk mendapatkan hasil maksimal dari traffic tersebut.
3. Memfokuskan informasi yang diterima
Dewasa ini, informasi dalam bentuk digital memiliki ratusan bentuk, terlalu banyaknya informasi yang diterima oleh seseorang mengakibatkan informasi tersebut tidak sampai secara maksimal, oleh karena itu dengan retargeting marketing, informasi yang diterima menjadi lebih fokus. Karena dengan remarketing, pembeli sudah lebih diarahkan untuk produk yang memang benar–benar mereka inginkan dari sekian banyak pilihan produk yang ada.
Mengukur Efektifitas Retargeting
Menurut hasil survei yang juga dilakukan Baymart (2016) terhadap 33 e-commerce besar di dunia, terlihat bahwa rata-rata 68% pengunjung website hanya memasukkan produk pilihan ke shopping cart, tanpa melakukan pembelian. Ini berarti hanya 1 dari 4 orang yang berkunjung yang akhirnya melakukan pembelian! Dengan strategi Retargeting, calon konsumen yang sudah meninggalkan produk mereka hanya di shopping cart ditargetkan kembali dengan iklan-iklan yang terus mengikuti dengan harapan setelah kembali mengunjungi website, calon konsumen akan melakukan pembelian.
Efektifitas implementasi retargeting dapat diukur melalui dua parameter, “view through” dan “click through”. Click through dihitung saat audience meng-klik iklan yang ditayangkan. Sementara view through dihitung saat iklan disajikan. Dari kedua angka itulah kemudian kita bisa terus menerus memantau dan menyempurnakan instrumen yang kita gunakan, terutama landing page, display network, dan iklannya itu sendiri.
Begitulah tentang remarketing, menarik bukan?
Nah buat kalian yang mau tahu lebih dalam seputar strategi online marketing dan belajar tentang digital marketing. IDS membuka creative course digital marketing yang akan membekali diri kamu untuk memahami kegiatan strategi marketing agar dapat bersaing di industri kreatif saat ini.
Source: 1 2 3