Apa Itu Warna Revisi Skrip? Panduan untuk Kamu Para Filmmakers
Menulis naskah itu sudah pasti tidak mudah, apalagi untuk mendapatkan persetujuan pembuatan film tentunya sama-sama sulit. Jika sebuah skrip atau naskah mendapat lampu hijau, teks-teks tadi bisa menjadi adegan nyata dan saling menyambung tentunya karena akan bekerja sama dengan produser serta pembuat film atau filmmaker. Untuk menjadikan skrip itu nyata, terdapat banyak proses yang diperlukan seperti penulisan ulang, penyesuaian, perubahan, penghilangan singkatnya, ya direvisi. Di mana ada revisi skrip, di situ ada ‘warna skrip’, yang membuat semua orang di set syuting tahu versi skrip mana yang mereka gunakan sekarang. Kalau dijelaskan secara praktikalnya, warna skrip ini sebagai sistem pengkodean yang membedakan naskah pra-produksi dan naskah terbaru selama produksi. Mengapa? Ya, agar semua orang di lokasi memantau dan mengerjakan adegan pada halaman yang sama. Jadi apa sih warna revisi skrip itu? Apa yang membuatnya penting, dan seperti apa? Yuk, simak lebih lanjut ya.
Pengertian
Warna revisi skrip atau warna skrip adalah halaman atau seluruh skrip yang diwarnai untuk mengidentifikasi perubahan dan revisi penting. Di lokasi syuting, skrip diidentifikasi dengan warna literal mereka untuk memberitahu semua orang revisi skrip mana yang sedang dikerjakan dan dipakai. Kalau misalnya hanya sejumlah halaman skrip yang diwarnai, mereka membiarkan semua orang di set mengetahui bagian tertentu dari skrip yang telah berubah. Di internet dan di tempat lain (seperti pindaian/hasil scan), warna skrip hanya diidentifikasi pada teks di halaman, termasuk halaman judul, yang mencakup tanggal semua revisi hingga saat itu. Tanggal, revisi, dan warna juga sering dicetak pada halaman skrip individual sebagai header
Karakteristik warna revisi skrip:
- Halaman judul menunjukkan setiap revisi yang langsung ke poinnya dengan warna yang sesuai.
- Setiap revisi diberi warna yang berbeda.
- Di mana pun ada revisi walaupun sedikit, satu halaman itu langsung dicetak di atas kertas berwarna
Contoh Warna Revisi Skrip
Urutan warna skrip di bawah adalah standar yang ditetapkan oleh Writers Guild of America (WGA). Ini adalah standar yang telah diadopsi oleh sutradara dan semua orang di lokasi syuting.
Writers Guild of America (WGA)
Berikut adalah contoh dari naskah “Go” yang ditulis oleh John August. Kamu bisa melihat info revisi di bagian atas halaman yang dicetak tebal. Ini adalah contoh revisi skrip yang belum ada warnanya, metode ini termasuk membantu untuk mengingat kembali revisi mana yang dibaca.
Naskah “Go” oleh John August.
Urutan warna skrip sering dimulai dengan warna putih, yang sering menjadi draf pertama. Setelah putih biasanya muncul warna biru, merah muda, kuning, dan hijau. Lalu, akan ada warna yang lebih unik seperti Goldenrod, Buff, Salmon, dan Cherry. Warna-warna tersebut bisa agak tidak teratur kalau revisinya mulai banyak, jadi kamu bisa melingkari revisiannya ke warna revisi skrip dasar seperti putih, biru, dan merah muda, tetapi dengan tambahan ataupun lampiran.
Bagaimana Cara Menerapkan Warna Revisi Skrip?
Saat mengerjakan skrip, penting untuk mengingat perbedaan antara skenario/screenplay dan skrip shooting, terutama karena hanya skrip shooting yang mendapatkan perlakuan warna. Kenapa bisa berbeda? Karena screenplay masih dalam bentuk naskah, sedangkan skrip shooting sudah ada campur tangan sutradara dengan saran pengambilan kamera syuting, angle, dan camera movement.
Urutan warna skrip menjadi penting setelah bekerja dengan versi skrip yang baru, dimulai dengan revisi pertama Anda yang berarti draf kedua.
- Perlu juga untuk membedakan petunjuk halaman judul dengan setiap halaman pada skrip versi baru (jika memungkinkan), sehingga tidak ada kebingungan.
- Jika perubahan skrip hanya di bagian tertentu, maka Anda mungkin hanya perlu mengubah warna halaman yang ada revisi tersebut.
- Saat PDF skrip ditampilkan, bagian terpenting dari warna skrip adalah memberi tahu pembaca draf mana yang mereka baca. Bahkan jika warnanya tidak dapat ditunjukkan secara visual (atau jika pembaca buta warna), teks pada halaman judul dan di seluruh skrip tetap dapat memberi tahu mereka draf warna mana yang mereka gunakan.
- Bisa menggunakan perangkat lunak penulisan skenario seperti StudioBinder, dengan tools pembuat perjalanan pembuatan film seperti impor dokumen, pengerjaan skrip dengan warna standar WGA, pemilihan warna, penyusunan, penomoran dan navigasi (halaman, bab, subbab), pembedaan waktu, pengurutan kemunculan adegan, menyimpan draf skrip sebelum revisi, serta presentasi.
Contoh Software StudioBinder
Jadi, bagaimana nih teman-teman filmmakers? Udah paham kan ya apa itu warna revisi skrip atau Script Revision Colors, apa contohnya, dan bagaimana penerapannya? Kalau mau lebih paham lagi dalam penerapannya, kamu bisa langsung unduh software yang mempermudah pembuatan skrip seperti aplikasi di atas, ya! Semangat belajar, hasilkan film-film hebat, dan warnai industri perfilman Indonesia!
Mau belajar bikin skrip atau sebuah naskah sebbuah film sendiri? Tertarik dengan dunia film? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film, loh! Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi Filmmaker.
Sumber: studiobinder.com