Blog
Deretan Developer Game Indonesia Terkece
- May 25, 2018
- Posted by: nita
- Category: Articles
Potensi industri game di Indonesia kian berkembang. Hal itu terbukti dengan makin banyaknya muncul game-game lokal buatan anak Indonesia yang tak kalah kualitasnya bahkan mampu bersaing hingga ke kancah Internasional. Contoh nyatanya saja, datang dari game Dread Out besutan salah satu developer game asal Bandung, Digital Happiness yang berhasil mendulang sukses bahkan sampai dimainkan oleh salah satu gamers dunia, PewDiePie.
Nah, rupanya bukan hanya Digital Happiness saja yang mendulang kesukseskan dari game yang diciptakannya. Namun, ada sederet developer game lain yang juga tak kalah unjuk kebolehan menghasilkan game dengan berbagai genre yang menarik. Siapa saja? Berikut IDS rangkum dalam 6 developer game Indonesia.
1. Toge Production
Developer game asal Tangerang ini didirikan pada 2009 silam oleh Kris Antoni selaku CEO dan Jonathan Manuel Gunawan selaku COO. Nama ‘Toge’ sendiri diambil dari kata ‘tauge’ yang memiliki filosofis pencapaian besar dapat dimulai dari awal yang kecil dan sederhana, seperti tauge. Tak hanya itu, tauge tumbuh cepat dan dapat beradaptasi dengan baik. Toge Production juga telah melakukan investasi ke studio-studio lokal seperti Mojiken dan GameChanger. Game pertama yang dibuat ialah Infectonator: Survivors yang sukses di pasaran dan dengan cepat menjadi merek global. Pada tahun 2012, Toge merilis game mereka yang paling sukses hingga saat ini: Infectonator 2. Infectonator 2 telah dimainkan lebih dari 11 juta kali di Kongregate dan Armor Games. Beberapa game lain yang diciptakan, yaitu Rage in Peace, Rising Hell, My Lovely Daughter, Infectonator 3: Apocalypse dan masih banyak lagi.
2. Solite Production
Solite Studio adalah studio game yang berlokasi di Bangkalan Indonesia. Didirikan pada September 2013 oleh tiga siswa yang memiliki minat besar dalam ICT. Solite Production fokus membuat game untuk perangkat seluler multiplatform, seperti Windows Phone, Android dan iOS. Asadullohil Ghalib selaku CEO & Producer dari Solite Studio ialah salah satu dari dua orang lainnya yang sukses membuat game berjudul Save The Hamster. Permainan ini menyabet juara dua di kompetisi Microsoft Imagine. Beberapa penghargaan lain yang pernah didapatkan, yaitu Mobile Game Dev War 4 tahun 2012, Best Education Games dan Rookie Games of The Year. Selain Save The Hamster, Solite Production juga memproduksi game edukasi lainnya, seperti Cerdas Cermat SMP-SMA, Kuis Cerdas Indonesia, Count The Bunnies, dan lain-lain.
3. Own Games
Kalian pernah memainkan game Tahu Bulat? Tapi apakah kalian tahu siapa developer dibalik suksesnya game ini? Yup! Ialah Own Games. Developer game asal Bandung yang berdiri sejak 2013 ini didirikan oleh dua orang bersaudara, yaitu Eldwin Viriya dan Jefvin Viriya. Awal mulanya mereka mengikuti kompetisi Mobile Game Developer War 2 untuk platform J2ME Nokia dan mengembangkan game dengan karakter yang diberi nama Tako. Siapa sangka sih kalau Own Games ternyata sudah mengembangkan kurang lebih 15 judul game! Game-game tersebut di antaranya yaitu Own Super Squad, Beyond The Well, Tahu Bulat, Tahu Bulat 2, Nasi Goreng, Simfoni Telolet, dan masih banyak lainnya. Tak ketinggalan, Own Games juga mendapatkan berbagai penghargaan lain, seperti juara di ajang Mobile Game Developer War 5 dan INAICTA 2013 kategori game. Own Games juga terpilih menjadi salah satu anggota Nokia Developer Champion, pemenang kompetisi Ancol Coding on the Beach.
4. Touchten Games
Touchten Games adalah perusahaan pengembang game seluler Indonesia yang didirikan pada 2009 oleh Anton Soeharyo, Roki Soeharyo, dan Dede Indrapurna. Anton, CEO Touchten Games, menciptakan game pertamanya saat dia belajar di Jepang. Game ini dikembangkan bersama dengan saudaranya, Roki dan sepupunya, Dede. Pencapaian tertinggi hingga saat ini mencapai 10 Peringkat Teratas di App Store iOS di 43 negara dengan Infinite Sky. Selain Infinite Sky, beberapa judul lain yang disorot adalah Ramen Chain, Cute Kill, Amazing Cupid, dan Teka Teki Saku. Di antara game-game besutannya, Sushi Chain telah mencapai lebih dari 3 juta unduhan. Pada 2015, Touchten Games juga berkolaborasi dengan 9GAG untuk mengembangkan game pertama 9GAG yang pernah ada, Redhead Redemption.
5. Digital Happiness
Seperti sudah dijelaskan di awal, Digital Happiness merupakan developer game yang berhasil memproduksi game bertemakan horor, yaitu Dread Out. Bukan hanya sampai dimainkan oleh PewDiePie dan ditonton lebih dari 2 juta kali di Youtube. Dread Out juga menghasilkan penjualan sebanyak 10.000 kopi pada bulan pertama dengan harga satuan sebesar 14.99 dollar AS. Berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Digital Happines didirkan oleh Rachmad Imron pada 2013 lalu, developer game ini juga suskes menyabet penghargaan sebagai “The Best Startup” Bubu Awards v.08 melalui game Dread out.
6. Anoman Studio
Terakhir, ada Anoman studio yang didirikan oleh Made Wira Aditya pada 2014 lalu. Berlokasi di Jakarta, Anoman Studio fokus mengembangkan game mobile dan desktop. Beberapa game yang pernah dibuat, seperti Mahabharat Warriors yang tersedia di Play Store, Kisah Anak Cahaya, dan Orbiz. Orbiz sendiri adalah permainan top-down dengan elemen-elemen yang dirancang untuk singleplayer dan multiplayer lokal. Tujuan utama dari permainan ini adalah untuk terlibat dalam tiga tingkat pertempuran dengan berbagai zombie di setiap dunia bola sebelum menemukan portal untuk melakukan perjalanan ke level berikutnya. Orbiz juga mendapat penghargaan Most Innovative Game dalam penghargaan IN.GAME Festival tahun 2015, Top 100 Indie Game 2015 at IndieDB.com, dan PC & Console Game of The Year dalam Popcon Award 2017.
Nah, itu dia beberapa developer game Indonesia yang sukses membuat berbagai game yang berkualitas, sukses di pasaran, dan membawa harum nama Indonesia. Gimana? Apa kamu jadi tertarik untuk terjun ke dunia game? Atau bercita-cita ingin menciptakan game-mu sendiri?
Ini dia kesempatan kamu buat belajar bareng langsung dengan animator sekaligus Founder dari Anoman Studio, Made Wira Aditya di acara Open House IDS yang diselenggarakan pada 26 Mei 2018 ini. Jangan sampai ketinggalan ya! Let The Game On.