Blog

BAGIKAN

Digital Advertising: Strategi Beriklan Lewat Internet

digital advertising

Berkat perkembangan teknologi digital, para pelaku bisnis tidak lagi hanya mengandalkan cara konvensional untuk memasarkan produk atau layanannya. Solusi bagi pelaku bisnis adalah mengikuti perubahan agar dapat terus ikut serta dalam persaingan.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan penetrasi pengguna internet yang tinggi. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022 berjumlah 210 juta jiwa, dengan perbandingan penduduk Indonesia pada tahun 2021 mencapai 272,68 juta jiwa. Sehingga angka penetrasi internet Indonesia mencapai 77.02% pada 2021-2022. Bila dilihat dari laporan pada tahun 2019-2020, penetrasi internet di Indonesia mengalami peningkatan, dari mulanya 73.7% atau penduduk yang terhubung dengan internet mencapai 196,71 juta jiwa.

Bertambahnya pengguna internet setiap tahunnya mendorong pemilik bisnis untuk menerapkan  cara yang tepat dengan keadaan saat ini. Iklan melalui media digital seperti internet, ponsel, atau jejaring sosial dinilai lebih efektif, efisien dan interaktif. Masyarakat pun suka menjelajahi berbagai produk melalui broadband internet dan koneksi seluler. Maka dari itu, keberadaan platform digital harus dimanfaatkan sebaik mungkin demi meningkatkan laju bisnis. 

Keragaman platform digital yang ada diikuti dengan perbedaan karakter tiap-tiap media, yang berpengaruh pada strategi yang digunakan dalam melakukan Digital Advertising.

Sebelum menentukan strategi yang dibutuhkan untuk melakukan digital advertising, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu digital advertising dan jenis-jenisnya.

Pengertian

Digital Advertising adalah proses memasarkan produk atau layanan melalui media digital seperti situs web, media sosial, dan mesin pencari. Tujuan dari digital advertising adalah demi menjangkau calon konsumen tertarget yang lebih luas dan cepat. Melalui digital advertising pemilik bisnis dapat meningkatkan brand awareness, melakukan peluncuran produk baru, mengarahkan repeat sales, hingga mendorong pembelian hanya menggunakan iklan media digital.

Digital Advertising dikenal lebih fleksibel dalam menjangkau calon konsumen, misalnya saja iklan dapat langsung muncul di situs web begitu iklan dibuat. Biaya digital advertising juga lebih terjangkau bagi pelaku UMKM, dengan biaya anggaran yang dapat diatur sesuai biaya yang dimiliki. Tidak seperti iklan konvensional, konten digital advertising dapat disesuaikan dengan waktu, lokasi, audiens, dan media yang digunakan. Selain itu, sebab ini bergantung pada data maka jangkauan audiens-nya lebih tepat dengan memilih audiens yang mungkin tertarik dengan penawaran yang diberikan. 

digital advertising

Jenis-Jenis

Baca Juga:  Pengaruh Musik dan Soundtrack dalam Film: Menghidupkan Emosi dan Narasi

Bentuk digital advertising bermacam-macam, yang dapat disesuaikan dengan tujuan dari menggunakannya. Berikut jenis-jenis digital advertising yang paling banyak digunakan.

  1. Search Engine Marketing

Search Engine Marketing (SEM) adalah bentuk iklan yang berusaha untuk mempromosikan situs web dengan meningkatkan visibilitasnya di halaman mesin pencari. SEM merupakan iklan digital yang mengandalkan pada kata kunci yang sering dicari pengguna. Penggunaan SEM bisa dikatakan sangat krusial, karena walaupun mesin pencari dapat memunculkan ribuan hasil, pengguna cenderung mengklik halaman pertama.

  1. Social media Advertising

Social media advertising merupakan proses penempatan iklan produk atau layanan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Google Display Network, Instagram, dan TikTok. Media sosial menjadi media terbesar untuk melakukan digital advertising karena banyaknya jumlah pengguna dan kemudahan dalam menentukan target audiens. Ada banyak manfaat dari menggunakan media sosial untuk digital advertising seperti menarik engagement, meningkatkan konversi, pemasangan aplikasi, serta kunjungan situs web.

  1. Remarketing

Remarketing adalah cara yang biasa digunakan pebisnis untuk menampilkan produknya ke dalam media sosial setelah pengguna melakukan pencarian produk terkait di e-commerce. Saat ini, hampir setiap media sosial menawarkan bentuk iklan seperti ini, termasuk juga dengan Google.

  1. Native advertising

Native ads adalah iklan yang muncul di website atau media sosial yang biasa terdapat pada bagian bawah “recommended reading,” “related stories,” atau “promoted stories.” Native ads didasarkan pada kebiasaan dan riwayat online pengguna dalam menampilkan iklan yang relevan. 

  1. Display advertising

Display ads adalah bentuk iklan digital paling dasar yang tersebar di internet. Display advertising biasanya muncul dalam bentuk banner, landing pages, popup, atau flash ads pada website dan blog. Display ads biasanya lebih terjangkau karena tanpa menggunakan target konsumen, kelebihannya akan ada lebih banyak orang yang melihat iklan tersebut. Display ads dapat digunakan untuk menaikkan brand awareness.

Affiliate Marketing

Affiliate marketing merupakan proses pemasaran yang memberikan komisi kepada affiliator yang berhasil mengarahkan calon konsumen kepada produk atau layanan yang mereka miliki. Pembeli biasanya mengandalkan informasi yang tersedia secara online untuk melakukan pembelian. Affiliate marketing juga terbilang memiliki resiko yang rendah, fleksibel, dan tidak banyak melakukan pengeluaran.

Mau tau lebih jauh mengenal Digital Advertising? yuk ikuti Program Short Course Digital Marketing, jangan sampai terlewat ya!

Baca Juga:  Apa Itu Affiliate Marketing?

Sumber: startfriday.asia