Blog
Berawal Dari Passion, Dimaz Mahardhika Berhasil Meraih Sertifikasi Profesional Autodesk Maya 2014
- March 6, 2015
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: News
Berawal dari suka menonton film animasi sedari kecil, setelah lulus SMA di tahun 2010 Dimaz Mahardhika memutuskan untuk belajar animasi di IDS | International Design School. Lelaki yang juga aktif tergabung dalam komunitas pencinta seni bela diri dan Star Wars, Jakarta Saber ini, terlihat antusias ketika ditanya soal animasi. Ia bercerita, film animasi yang ditontonnya semasa anak-anak, di antaranya seperti Lion King dan Toy Story telah menumbuhkan passion dan ketertarikannya terhadap dunia animasi.
Passion, niat, dan ketertarikan itulah yang akhirnya menjadi modal bagi Dimaz dalam menjalani perkuliahan dan pekerjaannya di bidang animasi. “Banyak orang yang mau ngambil desain karena ingin kaya dan dibayar mahal, padahal itu adalah motivasi yang salah”, tuturnya. Meski demikian, Dimaz mengakui bahwa profesi sebagai seorang animator sedang berkembang dan banyak dibutuhkan, sementara sumber daya yang benar-benar mahir dan memiliki passion masih terbilang sedikit. Hal itu membuat profesi sebagai seorang animator seringkali dapat menghasilkan uang yang cukup banyak. Tapi, menurut Dimaz, yang paling penting dimiliki oleh seorang animator adalah niat dan passion agar bisa menikmati apa yang dikerjakan dan tidak mengeluh menjalani pekerjaan tersebut.
Lulus dari IDS pada tahun 2012 tidak membuat Dimaz lantas berhenti mengembangkan dirinya. Pada akhir Januari 2015 lalu, ia berhasil meraih sertifikasi bergengsi di bidang animasi, yaitu Autodesk Certified Professional: Maya 2014. Sampai saat ini, hanya ada empat orang Indonesia yang mendapatkan sertifikasi yang diakui secara profesional tersebut. Dimaz sendiri merupakan orang keempat di Indonesia. Selain dirinya, Romy Oktaviansyah, Program Head of Digital Animation IDS yang juga merupakan pengajarnya selama belajar animasi di IDS, terlebih dahulu menjadi orang pertama yang sukses menyabet sertifikasi profesional tersebut.
Mengenai pengalamannya mengikuti tes sertifikasi itu sendiri, Dimaz bercerita bahwa hanya ia sendiri yang berhasil lulus pada tes tersebut. Luar biasa, kan? Tapi ternyata, Dimaz bisa meraih semua itu bukannya tanpa kerja keras lho. Meski ditawari untuk mengikuti tes hanya sehari sebelumnya, Dimaz memanfaatkan waktu yang ada untuk benar-benar mempelajari kembali semua ilmu yang pernah didapatkan saat kuliah. Selain itu, saat pelaksanaan tes, ia juga tidak enggan untuk mengecek kembali semua jawabannya. “Double-check itu penting dalam mengerjakan sesuatu”, pesannya.
Meski senang bisa menjadi satu-satunya orang yang lulus tes tersebut, Dimaz menekankan bahwa yang paling penting dalam bekerja di bidang kreatif termasuk animasi adalah passion dan niat, serta sikap kerja yang baik. “Sertifikat itu cuma piece of paper”, tegasnya. “Yang penting adalah bisa bekerja dengan disiplin dan profesional. Jadi, selain punya skill, kita juga harus profesional”, lanjut penggemar game Fallout dan Dota itu.
Sekarang ini, Dimaz sedang menjalani pekerjaan sebagai seorang freelancer dan pengajar di IDS. Meski cukup menikmati pekerjaan freelance yang tidak terikat jam kerja, Dimaz juga ternyata ingin merasakan bekerja di studio-studio besar di luar negeri. Tapi cita-citanya tak berhenti sampai di situ. Lelaki penyuka film animasi Wreck-It-Ralph ini ingin membawa pulang ilmu dan pengalaman yang didapat lalu membuka studio sendiri di tanah air.
Kamu punya passion di dunia animasi seperti Dimaz Mahardhika? Jangan lupa untuk belajar mendisiplinkan dan mengatur diri agar mampu menyelesaikan tugas-tugas maupun pekerjaan dengan on time, seperti pesan Dimaz. Jangan lupa juga untuk mempelajari ilmu dan keterampilannya di Sekolah Animasi IDS.
Mau belajar animasi di IDS bersama Dimaz Mahardhika? Klik info lengkapnya di sini..