Blog
Semua fotografer, baik itu fotografer pemula atau profesional, pasti kesal kalau hasil jepretannya jadi foto blur. Mau sebagus apapun moment-nya, percuma kalau jepretannya menghasilkan foto blur. Apalagi kalau foto blur itu foto golden moment alias moment spesial yang enggak datang tiap hari. Di LCD kamera sih bagus, tapi ternyata begitu dibuka di komputer hasilnya menjadi foto blur. Ouch!
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir resiko foto blur ini. Simak tips berikut yang dirangkum dari fotografidesain.com milik Bisma F. Santabudi, pengajar photography di International Design School sekaligus photographer profesional yang karyanya sudah menghiasi majalah internasional.
-
- Perbaiki Posisi Tangan & Tubuh
Cara termudah dan termurah untuk menghindari hasil jepretan menjadi foto blur adalah dengan memperbaiki posisi tangan dan tubuh kita pada saat memotret. Genggam kamera dengan mantap tapi tetap nyaman di tangan anda. Tempelkan siku anda di badan agar posisi tangan mantap dan tidak mudah berubah. Satu lagi, posisi badan jangan terlalu membungkuk agar tidak mudah goyang karena gravitasi. Sebenarnya gaya memotret tiap fotografer berbeda-beda. Kita bisa menggunakan gaya sendiri namun pastikan kamera dalam posisi stabil dan nyaman.
- Perbaiki Posisi Tangan & Tubuh
-
- Gunakan Fitur Stabilizer
Manfaatkan fitur stabilizer yang ada pada kamera untuk menghindari hasil foto blur. Tiap kamera memiliki nama tersendiri untuk fitur ini, seperti Image Stabilizer (IS) pada Canon dan Vibration Reduction (VR) pada Nikon. Cek apakah fitur ini tersedia atau tidak pada kameramu. Tapi perlu diperhatikan, fitur ini akan bekerja efektif apabila kamera digenggam dengan tangan; sementara ketika menggunakan tripod atau diletakkan di suatu bidang, fitur ini seringkali malah tidak bekerja dengan baik.
- Gunakan Fitur Stabilizer
-
- Hati-hati dengan Depth of Field yang Sempit
Apabila Depth of Field nya sempit (shallow), berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/tidak fokus. Pastikan objek dan tubuh kita tidak bergerak agar tidak keluar dari bidang fokus.
- Hati-hati dengan Depth of Field yang Sempit
-
- SesuaikanĀ Shutter Speed dengan Focal Length lensa
Semakin panjang focal length lensa, semakin sensitif terhadap gerakan. Gampangnya, jangan memilih shutter speed lebih lambat dari 1/focal length lensa. Contoh, kalau kamu menggunakan lensa 200mm maka shutter speed diusahakan tidak lebih lambat dari 1/200 detik; gunakan yang lebih cepat dari 1/200 seperti 1/250, 1/300 dan seterusnya.
- SesuaikanĀ Shutter Speed dengan Focal Length lensa
-
- Cerdik menggunakan fitur Focus Lock dalam pre-compose
Seringkali ketika memotret kita akan melakukan pre-compose, dan setelah yakin dengan titik fokus yang kita inginkan kita akan menekan shutter release halfway untuk lock focus pada titik tersebut. Nah, ada baiknya ketika kita sudah yakin dengan pre-compose yang kita lakukan, jangan merubah apapun lagi setelah melakukan focus lock. Ini untuk menghindari terjadinya misfocus karena titik fokus yang meleset.
- Cerdik menggunakan fitur Focus Lock dalam pre-compose
-
- Gunakan Tripod
Cara paling ampuh namun relatif mahal untuk menghindari adanya getaran yang menyebabkan foto blur adalah dengan menggunakan tripod. Apabila kita menggunakan shutter speed yang lambat, tripod ini cukup membantu agar kamera tidak bergoyang selama shutter terbuka.
- Gunakan Tripod
-
- Gunakan Remote Shutter Release & Timer
Ketika menggunakan tripod, manfaatkan remote shutter release baik yang wired ataupun wireless, sebab jari tangan kita saat menekan tombol shutter masih berpotensi membuat kamera bergoyang. Apabila kita tidak memiliki remote shutter speed, fitur timer pada kamera juga dapat dimanfaatkan sebagai penggantinya.
- Gunakan Remote Shutter Release & Timer
Cara di atas bisa kamu coba untuk meminimalisir kemungkinan moment istimewa kamu gagal ter-capture dengan baik. Selain teknik di atas, kamu bisa belajar teknik-teknik fotografi lainnya dari pengajar handal International Design School yang telah berbagi ilmunya dalam artikel kali ini. Kamu bisa mengikuti course/kursus fotografi singkat, atau kuliah 18 bulan untuk menjadi desainer/fotografer profesional.
Photo Credit: roland via Compfight cc