Blog
"Mengenal Akira Kurosawa, Sutradara Legendaris Asia Jadi Panutan Dunia "
- March 30, 2020
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Bagi kamu yang mengaku pecinta film tentunya sudah kenal dengan nama sutradara ternama, Akira Kurosawa. Sutradara asal Jepang ini menghasilkan film yang kemudian menjadi referensi untuk sutradara besar Hollywood seperti George Lucas dan Steven Spielberg saat membentuk karakter untuk film mereka.
Total ada 30 film yang disutradarai Akira Kurosawa di sepanjang 57 tahun berkarir di dunia film. Torehan karyanya mendapat banyak apresiasi, terutama di luar Jepang. Film Kurosawa juga banyak diadaptasi oleh dunia perfilman Hollywood. Dengan sederet karya yang dihasilkannya, Kurosawa dianggap sebagai salah satu sutradara yang paling berpengaruh di dunia film. Atas dasar ini juga pada tahun 1989, Kurosawa dianugerahi lifetime achievement dari Academy Award atas karya-karya yang menginspirasi, menghibur dan memberikan pengaruh kepada pembuat film di seluruh dunia.
Masa Kecil dan Jalan Takdir Menjadi Sutradara
Akira Kurosawa lahir di tahun 1910 dan merupakan bungsu dari 8 bersaudara. Ia memiliki 4 saudara perempuan dan 3 saudara laki-laki, sementara ayahnya adalah mantan tentara yang kemudian beralih profesi menjadi guru olahraga.
Kurosawa masuk Sekolah Dasar Kuroda di Edogawa yang kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Keika di tahun 1928. Seijji Tachikawa, gurunya di Sekolah Dasar adalah salah satu orang yang berpengaruh dalam hidup Kurosawa dan orang pertama yang mendorongnya untuk melukis. Pengaruh lain dalam hidup Kurosawa yang diakuinya adalah Heigo Kurosawa, kakak laki-laki nomor tiga yang bekerja sebagai benshi atau narator film bisu.
Karena dorongan menjadi pelukis saat kuat, di tahun 1927 Kurosawa akhirnya memutuskan masuk ke Sekolah Seni Lukis Barat Doshusha. Ia kemudian bergabung dengan Organisasi Artis Proletariat Jepang dan belajar banyak hal tentang seni dan sastra, terutama sastra Rusia abad ke-19 seperti karya Leo Tolstoy, Ivan Turgenev, dan Fyodor Dostoyevsky. Di tahun ini juga kemampuan melukis Kurosawa semakin meningkat hingga karya-karyanya bisa ikut dipamerkan dalam Pameran Nika yang diadakan organisasi seni Nika-kai.
Jalan takdir Kurosawa menjadi sutradara besar mulai terbuka di tahun 1936. Berawal dari pemikirannya jika melukis tak bisa menjadi tumpuan hidup, Kurosawa mencari jalan penghidupan lain. Saat itu ia melihat iklan lowongan asisten sutradara Studio P.C.L. di surat kabar. Singkat kata Kurosawa kemudian melamar dan diterima dengan menyisihkan 500 pelamar lainnya.
Sejak saat itu, Kurosawa yang berusia 26 tahun bekerja di Studio P.C.L (sekarang berganti menjadi Toho). Kemudian karirnya terus menanjak ketika bertemu dengan Kajiro Yamamoto yang mempekerjakan Kurosawa sebagai asisten sutradara. Tugas Kurosawa saat itu adalah menulis skenario. Melalui tangan dinginnya, Kurosawa melahirkan banyak skenario, salah satu yang menarik perhatian adalah A German at the Daruma Temple yang sayangnya tidak pernah dibuat filmnya.
Debut Sutradara dan Warisannya Untuk Dunia Film
Film perdana yang disutradarai Kurosawa adalah Sanshiro Sugata yang diproduksi pada tahun 1943. Film berikutnya diproduksi di masa PD II dengan bumbu-bumbu nasionalisme seperti The Most Beautiful (1944) film propaganda tentang wanita Jepang atau Sanshiro Sugata part II (1945) yang menggambarkan pejudo Jepang lebih unggul dibandingkan petinju barat. Film propaganda seperti ini juga pengaruh dari pengawasan ketat pemerintah Jepang pada saat itu.
Selepas perang, Kurosawa lebih leluasa mengeksekusi idenya, namun masih tak lepas dari situasi saat itu. Contohnya film No Regrets for Our Youth (1946) bercerita tentang istri pembangkang, atau film yang mengangkat kisah kehidupan pasca perang di Jepang seperti One Wonderful Sunday, Drunken Angel, dan Stray Dog.
Kurosawa sempat mengalami kecelakaan di tahun 1995. Pasca kecelakaan itu, kondisi kesehatannya terus memburuk. Dalam setengah tahun terakhir dalam hidupnya, ia hanya bisa menghabiskan waktu di atas tempat tidur sebelum meninggal karena stroke pada usia 88 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan skenario yang baru difilmnya ketika ia meninggal. Contohnya seperti After the Rain (1998) yang disutradarai Takashi Koizumi dan The Sea is Watching yang disutradarai oleh Kei Kumai dan ditayangkan untuk pertama kalinya di tahun 2002.