Pengertian, Proses, Teknik & Peran Storytelling Dalam Marketing
Teknik storytelling adalah salah satu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi. Storytelling atau bercerita merupakan kemampuan seorang individu untuk mengutarakan pengalaman pribadi atau orang lain kepada orang yang mendengarkan. Dengan bercerita kepada orang lain akan membentuk suatu hubungan atau chemistry antara orang yang menceritakan dan mendengarkan. Salah satu kegunaan dari Storytelling adalah untuk meningkatkan kepercayaan atau memperkenalkan bisnis kepada masyarakat.
Storytelling sudah ada sejak jaman dahulu kala sebagai bagian dari pemasaran. Orang jaman dahulu menggunakan storytelling untuk menceritakan bagaimana sejarah terjadi atau pengalaman orang penting yang nanti nya digunakan sebagai acuan. Strategi pemasaran menggunakan metode Storytelling ini mulai populer kembali akibat berkembang nya media sosial yang digunakan sebagai media marketing.
Dari berkembang pesatnya media sosial dan teknologi setiap tahunnya, membuat para copywriter, content writer dan product manager menggunakan media sosial sebagai strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara menceritakan produk yang dipasarkan. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang atau jasa. Jadi, apakah storytelling dapat mempengaruhi nilai pada suatu produk? Dan apakah storytelling berpengaruh dalam sebuah marketing? Informasi selengkapnya akan dijelaskan dibawah ini.
Apa si Storytelling itu?
Secara umum, arti storytelling adalah sebuah usaha mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi cerita yang runtut dan utuh untuk disampaikan kepada audiens supaya timbul ketertarikan terhadap sesuatu atau produk yang ditawarkan.
Pellowski mendefinisikan storytelling sebagai sebuah seni atau seni dari sebuah keterampilan bernarasi dari cerita-cerita dalam bentuk syair atau prosa, yang dipertunjukkan atau dipimpin oleh satu orang di hadapan audience secara langsung dimana cerita tersebut dapat dinarasikan dengan cara diceritakan atau dinyanyikan, dengan atau tanpa musik, gambar, ataupun dengan iringan lain yang mungkin dapat dipelajari secara lisan, baik melalui sumber tercetak, ataupun melalui sumber rekaman mekanik.
Kegiatan Storytelling mampu membawa audiens untuk berimajinasi dan berfantasi terhadap cerita yang dibawakannya sehingga audiens mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan khayalan mereka. Dalam bidang marketing, kegiatan yang dapat dilakukan dari storytelling adalah memaparkan suatu fakta yang menarik, cerita tentang suatu produk, atau pengalaman saat menggunakan produk tertentu yang diceritakan atau dituliskan pada media cetak atau media sosial.
Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada audiens.
Sebagai contoh dari penggunaan storytelling dalam bidang marketing pada media sosial yang dilakukan oleh para influencer adalah dimana influencer tersebut menceritakan tentang dampak positif dari penggunaan suatu produk, sehingga banyak para followers atau audiens yang melihat menjadi tertarik untuk menggunakan produk tersebut.
Saat seseorang menyampaikan sebuah cerita yang dikemas dengan sangat baik, dapat dipastikan bahwa para audiens akan lebih tertarik untuk mendengarkan atau membaca cerita tersebut sehingga banyak yang tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Teknik Storytelling Yang Dapat Digunakan
Agar Storytelling dapat terlihat menarik dan terlihat baik, maka ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik ini mempermudahkan para content writer, copywriter, product manager, dan masyarakat yang ingin bercerita. Ada 3 teknik yang dapat digunakan saat melakukan Storytelling, yaitu:
- Start False
Yang pertama adalah start false, dimana teknik ini berasal dari sebuah kegagalan atau kesalahan yang terjadi pada masa lalu sehingga kejadian tersebut dapat menjadi sebuah solusi dan memotivasi audiens agar penyebab awal yang menyebabkan kegagalan tersebut tidak akan terjadi lagi. Biasanya teknik ini dilakukan oleh para motivator dalam acara seminar motivasi.
Teknik start false biasanya menggunakan pengalaman atau cerita seseorang yang sukses yang pernah mengalami kegagalan atau melakukan kesalahan pada masa lalu nya. Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah agar para audiens dapat belajar dan lebih semangat lagi agar dapat menjadi seperti orang yang bercerita tersebut. Sehingga dirinya menjadi termotivasi oleh cerita yang di sampaikan.
- Monomyth
Selanjutnya adalah teknik monomyth dimana dalam penggunaan teknik ini, seorang pencerita mulai menceritakan sebuah kisah tentang perjuangan seorang pahlawan dari sebelum ia menjadi siapa siapa, kemudian dapat mendapatkan gelar pahlawan tersebut. Teknik ini hampir mirip dengan teknik start false tetapi yang menjadi perbedaan nya adalah kisah ini merupakan kisah orang lain yang diceritakan kembali agar kisah dari pahlawan tersebut dapat didengar dan dibaca oleh para audiens atau masyarakat umum. Tujuan dari teknik ini adalah memberikan sebuah inspirasi kepada para pendengar dan pembaca.
- Sparkline
Sparkline adalah sebuah teknik bercerita dimana seseorang menjelaskan tentang suatu perbedaan antara peristiwa asli yang terjadi dilapangan dengan harapan yang diinginkan disertai dengan langkah-langkah usaha agar bisa mencapai keinginan yang diinginkan tersebut.
Ternyata, tujuan dari penggunaan teknik ini adalah untuk mempengaruhi para audiens dari sisi emosional nya sehingga mereka ingin menggunakan barang atau solusi yang ditawarkan.
Fokus dari teknik sparkline adalah memetakan masalah apa saja yang terjadi. Selain itu juga, perlu dilakukan nya pemecahan masalah atau mencari solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Proses Storytelling
Dalam melakukan Storytelling, ada beberapa proses yang dapat dilakukan. Mengapa hal ini dilakukan? Tentu saja alasan pertama dilakukannya proses dalam pembuatan bahan untuk bercerita adalah penyampaian yang baik. Dalam bidang marketing, proses storytelling dilakukan agar dapat menemukan keefektivitasan suatu cerita agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan sempurna. Agar dapat membuat hasil yang efektif dan maksimal saat bercerita, ikuti proses storytelling berikut ini:
- Kenali Target Audiens
Hal yang pertama yang dapat dilakukan oleh para content writer, copywriter, dan product manager adalah mengenal tentang audiens yang menjadi target pemasarannya. Hal ini penting dilakukan agar cerita yang nanti nya akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, pengenalan target audiens juga dilakukan supaya produk yang nantinya ditawarkan akan mendapatkan ketertarikan dari pada audiens.
Mengetahui beberapa hal dasar seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta hal lainnya akan membantu dalam memilih gaya bercerita, pemilihan bahasa, dan sebagainya. Sehingga storytelling yang nanti akan disampaikan dapat lebih menarik.
- Tentukan Pesan Yang Ingin Disampaikan
Materi atau presentasi yang disampaikan menggunakan sebuah cerita memang terkadang akan sangat membosankan jika cerita yang disampaikan terlalu bertele-tele dan tidak menarik. Sehingga hal ini kurang efektif jika dilakukan.
Agar membuat para audiens tidak merasa bosan, maka para komunikator atau orang yang bercerita harus menentukan pesan pesan dari cerita yang menarik, padat, dan jelas. Sehingga para audiens pun menjadi tertarik dengan cerita tersebut. Hal ini akan mengurangi kebosanan yang terjadi pada sebuah presentasi atau penyampaian suatu pesan.
- Lakukan Analisis Apa Yang Audiens Ingin Ketahui
Hal ketiga yang perlu dilakukan adalah menganalisa hal apa yang diinginkan audiens. Hal ini dapat mempermudah kita untuk menentukan apa yang nanti nya akan kita tulis dan bagikan. Analisis ini dilakukan untuk pembuatan cerita yang nantinya akan digunakan untuk mencapai target target tertentu.
- Tentukan Call To Action (CTA)
CTA atau Call to Action adalah ajakan kepada para pembaca atau pendengar untuk melakukan aksi. Pada dunia pemasaran seorang marketer harus mampu membuat CTA atau Call to Action.
Singkat nya Call to Action adalah sebuah istilah pemasaran yang berbentuk seperti gambar, baris teks, tombol yang mendorong pengunjung untuk mengambil tindakan. Baik itu membaca artikel lebih lanjut, membeli sesuatu, menggunakan jasa yang ditawarkan, atau mungkin berlangganan newsletter blog dari sebuah website.
Agar para audiens dapat terlibat dalam aksi yang kita inginkan, maka tentukan cerita apa yang akan kita gunakan agar dapat menarik perhatian audiens.
- Tulis Dan Bagikan
Hal terakhir yang dapat dilakukan adalah untuk menulis cerita tersebut sehingga kita dapat membagikan atau menceritakan kepada para audiens. Proses penulisan ini adalah yang paling utama karena pada proses ini hal yang sudah dipikirkan dapat tersalurkan. Kita dapat menyusun kalimat kalimat menjadi suatu bagian yang utuh.
Setelah selesai menulis apa yang ingin ditulis, langkah selanjutnya adalah membagikan tulisan kita kepada para audiens. Dalam hal pemasaran, tulisan yang kita buat bisa dibagikan di berbagai macam media sosial, website, atau surat kabar.
Peran Storytelling
Storytelling sendiri memiliki peran yang cukup penting pada saat melakukan pemasaran atau Marketing. Apakah peran storytelling dalam marketing?
- Membangun Chemistry Dengan Audiens
Saat kita bercerita kepada orang lain, maka akan tercipta suatu hubungan antara satu sama lain. Chemistry kepada audiens akan terbangun jika cerita yang kita ceritakan semakin intens. Hal ini merupakan alasan mengapa bercerita atau story telling merupakan strategi yang tepat dalam melakukan pemasaran.
Contohnya seperti ini, jika kamu ingin menawarkan sebuah produk kecantikan kulit, kamu dapat menceritakan keadaan kulit mu sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk tersebut. Chemistry akan tercipta kepada audiens yang merasa mereka memiliki masalah kulit yang sama denganmu. Sehingga audiens pun akan tertarik kepada produk yang kamu tawarkan.
- Memperkenalkan Produk Yang Ingin Dipasarkan Kepada Audiens
Dalam bidang marketing, storytelling juga bisa berfungsi sebagai perkenalan suatu produk kepada audiens. Karena pada dasarnya kita jika ingin memperkenalkan suatu barang kepada seseorang, sudah pasti kita pernah menggunakan barang tersebut. Sehingga pengalaman saat menggunakan suatu produk dapat diceritakan kembali kepada audiens atau khalayak.
Hal ini akan efektif karena kita dapat bercerita langsung kepada para audiens, sehingga audiens dapat mengetahui produk yang sedang kita tawarkan.
- Membantu Closing Ketika Menawarkan Barang
Dalam sebuah presentasi produk jual, terkadang kita terlalu banyak menjelaskan tentang produk tersebut yang dapat membuat para audiens cenderung bosan. Kita dapat mengemas sebuah cerita menarik di akhir presentasi tersebut yang berhubungan dengan barang yang kita tawarkan. Cerita tersebut bisa menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk produk yang akan kita jelaskan.
- Metode Yang Kuat Untuk Belajar
Untuk kamu yang baru berkecimpung di dunia marketing, bercerita merupakan sebuah metode pembelajaran yang bagus. Cari tahu tentang brand atau produk yang kamu tawarkan serta latar belakang calon konsumen. Dengan itu, kamu dapat menghasilkan cerita yang bagus.
- Membantu Membranding Diri Atau Perusahaan
Bercerita atau storytelling dalam dunia marketing tidak hanya berpaku untuk memasarkan produk. Tetapi juga bisa sebagai branding diri atau perusahaan kepada khalayak ramai atau audiens.
Sebagai contohnya ketika kamu melamar pekerjaan, kamu dapat menceritakan tentang dirimu seperti apa kepada HRD agar dirimu terlihat baik dan dapat diandalkan. Begitu pula dengan perusahaan.
- Membuat Audiens Fokus
Penelitian membuktikan bahwa hormon kortisol pada manusia akan meningkat ketika sedang mendengarkan cerita. Fungsi utama hormon kortisol adalah menyediakan energi yang melimpah bagi tubuh, terutama ketika sedang berada di bawah ancaman, tekanan, atau stres.
Oleh karena itu, cerita merupakan sebuah pengantar yang baik untuk menyampaikan hal-hal yang esensial. Misalnya seorang staff bank yang ingin menawarkan modal usaha kepada para pedagang. Dalam keadaan tertentu para pedagang pusing memikirkan tentang modal, lalu staff bank menceritakan tentang pinjaman kepada mereka. Sehingga para pedagang tersebut tertarik untuk meminjam modal tersebut.
Sedangkan dalam kehidupan sehari sehari, Storytelling memiliki peran untuk:
- Menghasilkan Uang
Bagaimana storytelling dapat menghasilkan uang? Storytelling dapat berubah menjadi sebuah pekerjaan yang menguntungkan bagi kita jika kita dapat mengelola cerita yang ingin kita sampaikan dengan baik. Cara nya adalah:
- Menjadi seorang motivator sehingga kita dapat mengisi sebuah seminar atau acara televisi dan kita pun mendapatkan bayaran.
- Bekerja sebagai content writer, copywriter, product manager, atau influencer dimana kita dapat menggunakan ilmu storytelling tersebut untuk bekerja sehingga kita bisa mendapatkan gaji.
- Berbagi Pengalaman
Selain itu peran yang didapatkan dari bercerita adalah kita dapat memberikan sebuah pengalaman yang kita sendiri alami atau orang lain alami kepada para audiens. Pengalaman yang kita bagikan kepada para audiens mungkin saja dapat bermanfaat bagi mereka. Efek positif dari berbagi pengalaman untuk diri sendiri adalah adanya perasaan lega jika kita sudah bercerita kepada orang lain.
- Dapat Membuat Pekerjaan Lebih Mudah Dijalani
Bagaimana caranya storytelling dapat mempermudah sebuah pekerjaan? Produksi hormon oksitosin di dalam tubuh manusia akan meningkat ketika mendengarkan cerita. Oksitosin berperan dalam menimbulkan rasa empati dan kesetiaan serta meningkatkan rasa percaya satu sama lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bercerita satu sama lain, maka akan menimbulkan rasa percaya satu sama lain, sehingga hal ini dapat membuat pekerjaan lebih mudah untuk dijalani.
- Meningkatkan Produktivitas
Mendengarkan cerita dapat meningkatkan fokus dan semangat dalam bekerja. Hal ini berdampak secara langsung para meningkatkan produktivitas setia individu, termasuk para pekerja di sebuah perusahaan.
Seperti contohnya adalah ketika seorang bos bercerita bahwasanya dia menyukai orang orang yang bekerja keras, maka akan timbul semangat dalam diri untuk menjadi seperti yang bos inginkan tersebut.
- Membantu membuat kedekatan
Bercerita dapat membuat kedekatan satu sama lain. Perasaan canggung sering muncul terhadap orang yang baru dikenal. Sehingga komunikasi yang terjadi akan terhambat. Hal ini dapat dikurangi dengan bercerita satu sama lain.
Misalnya seorang mahasiswa baru di sebuah universitas sedang melakukan ospek, karena masih baru ketemu dan kenal, maka cerita dapat menjadi sebuah proses kedekatan untuk mereka, dimulai dari kesukaan yang sama, berasal dari daerah yang sama, atau bahkan idola yang sama. Sehingga kedekatan antar keduanya dapat terjalin.